230 Hektare Lahan di Tasikmalaya Terancam Kekeringan
Merdeka.com - 230 Hektare lahan di wilayah Tasikmalaya terancam kekeringan setelah debit air di Situ Gede Kota Tasikmalaya mengalami penyusutan. Kawasan Situ Gede sendiri tampak menyusut hingga sebagian dasar yang berada di pinggir waduk terlihat jelas.
"Penyusutan Situ Gede sudah dirasakan sejak dua bulan terakhir. Air dari Sungai Cibanjaran yang menjadi sumber utama yang mengairi Situ Gede bahkan tidak lagi mengalir. Debitnya sudah nol," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tasikmalaya, Sandi Lesmana, Rabu (3/7).
Ia menyebut bahwa air yang berada di Situ Gede memiliki fungsi mengairi sekitar 230 hektare lahan sawah yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya. Dengan penyusutan tersebut, menurutnya secara otomatis lahan tersebut terancam kekeringan.
-
Di mana tanaman padi di Banyumas yang terancam kekeringan? “Kami optimistis sebagian besar tanaman padi di Banyumas dapat diselamatkan. Meskipun saat ini msih ada yang panen, bahkan ada pula yang baru tanam khususnya di sekitar kaki Gunung Slamet karena memang di sana air selalu tersedia,“ ujar Jaka dikutip dari ANTARA pada Minggu (13/8).
-
Di mana tanaman padi terdampak kekeringan? Kepala Bidang Tanaman Dinpertan Kabupaten Cilacap, Mlati Asih Budiarti, mengatakan bahwa luas tanaman padi yang terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap bertambah menjadi 1.010 hektare.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Di mana petani Pangandaran tanam sayur? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Bagaimana Sleman percepat tanam di musim kemarau? Upaya berikutnya adalah gerakan percepatan tanam di semua Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP4).
"Untuk sementara sawah-sawah yang terairi dari Situ Gede masih dapat pasokan air dari resapan tanah, namun potensi kekeringan tetap tinggi. Apalagi kalau menurut perkiraan kasar, kemarau tahun ini akan lama dan di sini memang sudah gak ada hujan sama sekali," katanya.
Sandi menyebut bahwa para petani di Kota Tasikmalaya sebetulnya sudah diarahkan untuk menanam palawija ketika memasuki kemarau, namun masih banyak saja yang menanam padi. Padahal menurutnya penyusutan Situ Gede sebetulnya hampir terjadi setiap tahun sehingga bisa terprediksi.
"Diperlukan penanganan untuk menjaga debit air tetap stabil, apalagi selain untuk irigasi persawahan Situ Gede juga merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Tasikmalaya. Namun kewenangan untuk melakukan penanganan di Situ Gede ada di tangan Provinsi Jawa Barat, Dinas PUPR Kota Tasikmalaya hanya memanfaatkan," jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Tata Supriyatna mengatakan menyebut bahwa penyusutan air di Situ Gede sangat memengaruhi kondisi irigasi lahan pertanian di Kota Tasikmalaya. Yang paling terpengaruh sendiri adalah Kecamatan Kawalu dan Mangkubumi.
Meski demikian, ia menyebut bahwa kekeringan yang terjadi saat ini akibat penyusutan air di waduk terbesar di Kota Tasikmalaya itu belum berpotensi menyebabkan kegagalan panen. "Berdasarkan data saat ini ada 169 hektare lahan sawah yang terancam kekeringan. 110 hektare diantaranya terancam kekeringan kategori ringan, 58 hektare terancam sedang, dan 1 hektare berat," ungkapnya.
Ia menyebut bahwa rata-rata usia padi sendiri berkisar antara 44 hingga 50 hari. Dan menurutnya gagal panen tetap bisa diatasi jika petani mengusahakan pengairan dengan sedot air. Saat ini sendiri pihaknya tengah menginventarisi pompa yang ada di kelompok tani. "Jika diperlukan dari dinas akan menambah bantuan pompa penyedot air," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena El Nino mulai membawa kekeringan di Kabupaten Bekasi. Sebanyak 3.618,5 hektare tanaman padi di wilayah itu terancam gagal tanam.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaPara petani di Sukasirna memang lebih memilih membuat kincir air untuk mengairi sawah-sawah dibanding menggunakan pompa air.
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaBMKG memperingatkan, musim kemarau pada tahun 2023 akan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi telah mengimbau kepada para petani untuk menunda penanaman komoditas pertanian yang membutuhkan air banyak.
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Kabupaten Subang terus melakukan pengairan melalui pompanisasi di sejumlah titik sentra padi Jawa Barat.
Baca Selengkapnya