25 Anak di Kampung Pedam Papua meninggal akibat campak dan gizi buruk
Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua menyebutkan sebanyak 25 anak dilaporkan meninggal dunia di Kampung Pedam, Distrik Okbab, karena mengalami dehidrasi berat akibat diare, campak, dan gizi buruk.
Kepala Dinkes Kabupaten Pegunungan Bintang Jeremias Tapyor mengatakan dari laporan yang diterima tim kesehatan yang dikirim ke Pedam, sebanyak 25 anak dikabarkan meninggal dunia.
"Melalui Radio Single Sideband (SSB) dari pak Hubertus ketua tim kesehatan yang dikirim ke Pedam, anak yang meninggal di Pedam sebanyak 25 orang terjadi sepanjang Oktober-Desember 2017," ujarnya seperti dilansir Antara, Senin (22/1).
-
Dimana angka 10 anak amputasi per hari terjadi? 'Pada dasarnya, setiap satu hari, tercatat ada 10 anak yang rata-rata kehilangan satu atau dua kakinya,' kata Lazzarini, dikutip dari The Cradle, Rabu (26/6).
-
Siapa yang terkena kanker anak? Leukemia, lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak adalah beberapa jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak di Indonesia.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
-
Bagaimana cara anak-anak dimakamkan? 'Sebuah kista batu kapur terbentuk di sekitar kuburan dan ditutup dengan batu kapur. Kuburannya menghadap timur-barat, tidak ada penguburan sembarangan,' jelasnya.
-
Siapa yang terdampak pneumonia anak? Mycoplasma pneumonia adalah infeksi yang menular melalui droplet di udara saat batuk atau bersin, menyerang tidak hanya anak-anak usia sekolah tetapi juga orang dewasa.
Jeremias merincikan anak-anak yang meninggal yakni laki-laki sebanyak 12 anak, kemudian perempuan sebanyak 10 anak.
"Laki-laki dewasa yang meninggal dua orang, empat orang perempuan," ujarnya.
Dia mengatakan, tim kesehatan yang dikirim ke Pedam sudah menyebar ke sejumlah kampung yang ada di Distrik Okbab untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada warga setempat.
"Tim yang dikirim sudah menyebar ke kampung-kampung untuk mengecek kepastian data kematian itu," katanya.
Selain itu, kata dia, tim kesehatan juga mengobati warga yang masih sakit terutama bayi/balita yang terkena campak dan gizi buruk. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Rincian Korban Meninggal Kecelakaan Bus Pelajar Depok di Ciater Subang
Baca SelengkapnyaKekeringan melanda dua distrik yakni Lambewi dan Agandugume.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Kesehatan Subang dr Maxi menyampaikan, ada 11 korban kecelakaan dalam itu.
Baca SelengkapnyaPemakaman diiringi isak tangis keluarga siswa menjadi korban meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaLima di antaranya sudah ditemukan lebih dulu dan sudah selesai diidentifikasi.
Baca SelengkapnyaKeduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca Selengkapnya10 korban diantaranya merupakan guru dan pelajar yang sedang bepergian dalam rangka perpisahan sekolah.
Baca SelengkapnyaImbas dari kejadian tersebut BPBD melaporkan sejumlah ruas jalan nasional menuju Kabupaten Agam dan Tanah Datar tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaBeruntung, ada sejumlah warga yang sedang memancing dan melihat anak-anak tersebut tenggelam.
Baca SelengkapnyaDari total 12 jenazah, tujuh di antaranya laki-laki dan 5 perempuan.
Baca SelengkapnyaGran Max yang berada di jalur contraflow dari arah Jakarta itu, justru masuk ke jalur berlawanan
Baca Selengkapnya