2,5 Tahun Jokowi-JK, isu ekonomi dan SARA paling disorot masyarakat
Merdeka.com - IndoBarometer menyelenggarakan survei evaluasi publik pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama 2,5 tahun berjalan. Survei ini melihat berbagai masalah yang menjadi keluh kesah masyarakat Indonesia.
Direktur Eksekutif IndoBarometer, Muhammad Qodari mengatakan, setidaknya ada lima permasalahan penting yang muncul dari masyarakat terkait kondisi saat ini. Di mana dua dari lima masalah tersebut adalah terkait dengan permasalahan ekonomi.
"Perekonomian rakyat 16 persen, harga sembako mahal 14,6 persen, masalah agama atau SARA 8,3 persen, sulitnya lapangan kerja 6,3 persen dan stabilitas politik 6 persen," katanya di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (22/3).
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
Dia menyoroti adalah permasalahan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang masuk dalam survei kali ini. Padahal pada akhir tahun 2015, mereka tidak menemukan permasalahan SARA.
"Menarik adalah isu SARA yang ada kaitannya dengan Pilkada di Jakarta. Survei IndoBarometer tahun lalu belum muncul, mudah-mudahan isu sementara saja. Kalau sampai enam bulan ke depan masih ada, ini PR bersama," tutup Qodari.
Survei dilakukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Adapun margin of error sebesar +/- 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia.
Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner. Dari perbandingan karakteristik demografis yang terpilih, tampak bahwa responden survei ini mirip dengan populasi secara keseluruhan. Di mana waktu pengumpulan data dari tanggal 04-14 Maret 2017.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaAda sekitar 20,21 persen yang merasa kurang puas dan 4,23 persen tidak puas sama sekali.
Baca SelengkapnyaGaya kepemimpinan Jokowi memengaruhi penilaian masyarakat terhadap calon presiden selanjutnya.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca Selengkapnyamargin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca SelengkapnyaThe Economist menyoroti program keberlanjutan yang diusung paslon ini.
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca SelengkapnyaTingginya kepuasan masyarakat ini menjadi bukti bahwa kerja keras pemerintah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaDua variabel tersebut menjadi sistematis yang terkuat berdasarkan data dari para peneliti dan surveyor lembaga survei.
Baca Selengkapnya