27 CCTV Disiagakan untuk Antisipasi Dampak Erupsi Semeru
Merdeka.com - Sebanyak 27 CCTV terpasang di sejumlah titik guna memantau dampak aktivitas Gunung Semeru. Gunung Semeru saat ini masih berstatus siaga atau level III.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, puluhan CCTV itu berfungsi sebagai Early Warning System (EWS) untuk antisipasi kebencanaan Gunung Semeru. Selain itu, juga terpasang beberapa perangkat pendukung lain untuk mengantisipasi dampak kebencanaan.
"Early warning system (EWS) kita untuk kebencanaan di sekitar Semeru sudah baik, ada CCTV di 27 titik, ada frekuensi radio, melalui handy talkie yang antar desa sudah memiliki itu,” jelas Thoriqul Haq, Sabtu (19/11).
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kenapa Gempa Bantul jadi alarm? “Gempa malam ini merupakan alarm yang mengingatkan kita bahwa zona subduksi di selatan Jawa memang masih aktif,“ kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dikutip dari ANTARA.
-
Dimana lokasi erupsi Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Kapan erupsi Gunung Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 Juni 2024 pada pukul 05.55 WIB,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (19/6).
-
Apa saja upaya mitigasi bencana gunung meletus? Mitigasi bencana gunung meletus ini dilakukan dalam beberapa upaya, mulai dari pemantauan dan pengataman, pembuatan peta rawan bencana, sosialisasi dan edukasi, serta peringatan dini.
Kata Thoriq, dengan sejumlah perangkat yang sudah terpasang, komunikasi petugas di lapangan bisa dilakukan dengan cepat. Sehingga bisa meminimalisir dampak dari terjadinya bencana tersebut.
"Apabila ada peringatan kebencanaan, bisa langsung sampai kepada masyarakat jadi langkah antisipasinya bisa lebih cepat," katanya.
Menurutnya, masyarakat juga bisa melihat jarak luncur lava pijar yang bisa dipantau melalui kamera CCTV yang live selama 24 jam. Sehingga apabila terjadi lahar dingin, para penambang pasir maupun pengendara yang melintas di jalur Curah Kobokan bisa sesegera mungkin menepi dari aliran berbahaya.
“Jika ada lahar dingin di Supit Urang misalnya, maka bisa langsung kita informasi kepada teman-teman penambang yang ada di Jugosari maupun aliran di bawahnya untuk segera menepi, jadi langkah antisipasi kita saat ini lebih siap,” katanya.
Adanya EWS ini tentu membuat masyarakat bisa dengan mudah memantau langsung perkembangan aktivitas Gunung Semeru. Misalnya, saat terjadi hujan di area lereng Gunung, masyarakat bisa mengetahui besaran amplitudo maksimal (amak) getaran yang dihasilkan.
“Dengan begitu masyarakat bisa bisa lebih waspada lagi untuk mewanti-wanti segala kemungkinan yang akan terjadi,” tandas Thoriq.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Jawa Timur terdapat 8 daerah di pesisir selatan yang berpotensi terdampak gempa megathrust, salah satunya Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan dalam keilmuan geologi erupsi gunung berapi seperti ini berpotensi menyebabkan tsunami.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Kamis dini hari
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik.
Baca SelengkapnyaHingga tahun ini BPBD belum bisa melakukan pengadaan EWS baru karena harganya mahal
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca Selengkapnya