3 Bayi korban asap, warga Palembang sebut itu karena pemimpin angkuh
Merdeka.com - Dalam sepekan, tiga bayi meninggal dunia karena terpapar kabut asap. Warga Palembang menilai peristiwa itu dipicu lambannya penanganan kebakaran hutan, dan merasa angkuhnya para pemimpin daerah yang enggan meminta bantuan pemerintah.
Menurut Safrianto (37), warga Sekip Jaya Palembang, korban asap sebenarnya bisa ditekan jika penanganan dilakukan lebih serius. Dia menyesalkan sikap pemerintah daerah setempat yang sebelumnya merasa percaya diri dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Padahal, kata dia, beberapa kali status karhutla di Sumsel diminta untuk dinaikkan menjadi darurat sehingga bantuan pemerintah pusat dapat diberikan.
-
Bagaimana cara memadamkan kebakaran TPA Suwung? Helikopter akan beroperasi di Bali sampai kebakaran TPA Suwung betul-betul dinyatakan berakhir dan api padam total,' ujarnya.
-
Bagaimana kebakaran dipadamkan? Sesampainya di lokasi, petugas pun langsung melakukan upaya pemadaman api terhadap bangunan tersebut. Untuk dapat memadamkan api itu membutuhkan waktu selama sekitar tiga jam.'Total pengerahan 20 unit ditambah penunjang. Jumlah personel 95 orang,' ujarnya.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Bagaimana menurut Anies Baswedan asap bisa sampai ke Kalimantan? Selain itu, dia juga menegaskan kembali bahwa asap dibawa angin.
-
Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak polusi udara? Melalui kesadaran, pendidikan, dan tindakan bersama, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memitigasi dampak polusi udara dan menjaga kesehatan lingkungan.
"Ini bukannya menerima, masih ngotot padamkan sendiri. Payah, pemimpin kita angkuh, kayak masih sanggup saja, walaupun asap sudah parah," ungkap Safri kepada merdeka.com, Selasa (13/10).
Nyatanya, kata dia, kabut asap belum juga bisa ditanggulangi, bahkan membuat korban jiwa berjatuhan. Belum lagi 60 ribu warga Sumsel yang saat mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat berhari-hari menghirup udara kotor.
"Saya baca di koran sekarang ada tiga bayi yang meninggal. Ini membuktikan asap di Palembang memang parah," kata dia.
Harapan warga kembali menghirup udara segar terbuka lebar dengan adanya bantuan beberapa negara tetangga yang turut memadamkan api di lahan yang terbakar.
"Ternyata bukan cuma pemerintah pusat yang bantu, orang luar juga campur tangan. Karena mereka tahu, asap ini membahayakan," sambung Yusmin (40), warga Kamboja Palembang.
Diberitakan sebelumnya, hingga saat ini sudah ada tiga bayi di Palembang yang meninggal terpapar asap. Bayi pertama adalah Muhammad Husen Saputra (28 hari), pasangan Hendra dan Mursidah yang meninggal di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada Selasa (6/10) pukul 19.30 WIB.
Kemudian, putri pertama pasangan Muhammad Bakri dan Asnawati yakni Arika Patina Ramadhani (1,3) yang juga meninggal dunia terpapar asap dalam perawatan di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang, Minggu (11/10) pukul 17.00 WIB.
Terbaru, nasib yang sama juga dialami Latifah Ramadani (1,3) yang meninggal dunia di Rumah Sakit Bari Palembang pada Senin (12/10) pukul 17.00 WIB. Bayi Latifah sebelumnya dirawat selama dua hari di rumah sakit berbeda.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudirman menilai, kunci mengatasi polusi udara ada pada kepemimpinan yang serius.
Baca SelengkapnyaSetiap ada kebakaran lahan di lokasi perusahaan, masyarakat yang jadi korban, mulai masalah kesehatan hingga proses pembelajaran dan pendidikan.
Baca SelengkapnyaKemudian, yang kedua adalah strategi pengurangan emisi pencemaran udara. Salah satunya adalah dengan menggalakkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.
Baca SelengkapnyaKeluhan pembakaran sampah tersebut sudah diadukan sejak Juli tahun 2022.
Baca SelengkapnyaLewat salah satu posternya, Koalisi Ibukota tampak menyinggung kabar Presiden Joko Widodo yang mengalami batuk batuk selama 4 minggu karena udara buruk Jakarta.
Baca SelengkapnyaHari ini, Tangsel ada di urutan dua dari sepuluh daerah dengan tingkat polisi tertinggi.
Baca SelengkapnyaKualitas udara di Jakarta belakangan menjadi perhatian karena dinilai tidak sehat akibat tingginya polusi.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaSelebgram di Palembang mendukung aksi pembakaran hutan dan lahan serta dianggapnya sudah biasa.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca Selengkapnya"Saya prioritaskan penanganan lingkungan dan polusi udara. Kalau saya terpilih," kata Cak Imin.
Baca Selengkapnya