3 Bersaudara Pengidap TBC Tulang Hingga Lumpuh di Kupang Butuh Bantuan Biaya Berobat
Merdeka.com - Tiga orang kakak beradik di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, hidup memprihatinkan dengan penyakit TBC tulang yang diderita. Karena tidak mempunyai biaya, Darius Lolu (21), Eston Lolu (15) dan Kian Lolu (10) pasrah di rumah sambil dirawat seadanya oleh kakak mereka, Marta Lolu.
Empat bersaudara ini tinggal di desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten, Nusa Tenggara Timur. Ayah dan ibu mereka telah dipanggil Yang Maha Kuasa karena menderita penyakit yang sama, sehingga menjadi yatim piatu sejak 10 tahun lalu.
Sang kakak, Marta Lolu kepada wartawan mengisahkan, ketiga adiknya lahir normal namun memasuki usia tujuh tahun, fisik mereka mulai menampakan perubahan. Sejak menderita TBC tulang, ketiga adiknya belum pernah dibawa ke rumah sakit untuk dirawat secara medis.
-
Apa penyakit yang diderita kakak beradik? Kakak beradik di Pekanbaru, Muhammad Rehan (13) dan Fajri (9) mengalami kelainan genetik Osteogenesis imperfecta (OI) atau tulang kaca.
-
Dimana keluarga ini tinggal? Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya. Jalan berliku harus dilalui untuk sampai di rumah Kasimin. Perjalanan kemudian harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing.
-
Apa itu penyakit keturunan? Penyakit keturunan juga dikenal sebagai penyakit genetik, yaitu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Dari mana keluarga ini berasal? Dikutip dari Hindustan Times, keluarga yang berasal dari Larkana ini memegang rekor Guinness World sejak 2019.
Kondisi ketiga adiknya diperparah dengan ketiadaan kartu jaminan kesehatan baik KIS maupun BPJS, membuat Marta pasrah sambil berharap ada donatur yang bisa membantu mengobati penyakit yang menggerogoti tubuh Darius, Eston dan Kian hingga mengalami kelumpuhan.
"Mereka bertiga lahir normal, namun ketika masuk usia tujuh tahun fisik mereka berubah. Saya belum bawa mereka ke rumah sakit karena saya tidak punya uang," ucapnya, Senin (23/11).
Penyakit aneh ini membuat Darius, Eston dan Kian hanya tersandar lemah sepanjang hari di rumah. Darius telah mengidap penyakit itu sejak 14 tahun lalu, dan harus putus sekolah saat duduk di kelas empat sekolah dasar. Sedangkan Eston sejak delapan tahun dan belum sempat mendaftarkan diri di sekolah, sementara Kian baru mengalami sakit dua tahun lalu dan kini duduk di kelas tiga, bangku sekolah dasar dengan belajar dari rumah yang dibantu guru kelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan mereka ber empat, Marta mengandalkan uang pinjaman koperasi dengan membuka usaha kecil-kecilan, yakni menjual sembako.
"Untuk kebutuhan sehari-hari kami harap dari jualan kecil-kecil ini, modalnya pun pinjam dari koperasi. Saya berharap ada orang baik yang bantu, sehingga adik-adik saya bisa sembuh dari penyakit mereka," harap Marta.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu korban gigitan ulat berbisa di Kampung Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, pada bagian tangan kanananya menghitam dan membusuk.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga di Lebak, Banten mengalami kebutaan total dan penyebabnya masih belum diketahui
Baca SelengkapnyaDi tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.
Baca SelengkapnyaSudarto, anak kedua pasutri itu datang dari Bengkulu untuk menemui kedua orangtuanya setelah mengetahui video di media sosial.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaDua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang masih kecil, keduanya terpaksa berjualan entok di jalanan.
Baca SelengkapnyaBocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaAdit bergantung hidup pada belas kasih tetangganya setiap hari
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaKisah pasutri pernah tak punya uang untuk makan besok, kini jadi pengusaha sukses berdayakan puluhan guru muda.
Baca Selengkapnya