3 Cerita Sandiaga Uno terkejut setelah blusukan
Merdeka.com - Cawapres Sandiaga Uno kerap kali blusukan ke pasar-pasar untuk mengecek kondisi harga terkini. Dia bertemu para ibu maupun pedagang untuk menanyakan harga apa saja yang stabil dan naik. Dari hasil blusukan, banyak ibu-ibu yang mengeluhkan harga naik, dan ada juga pedagang yang mengeluh barang dagangannya tidak laku.
Bahkan dari penemuan Sandi, ada juga barang dagangan yang sangat murah, hingga ia terkejut. Berikut beberapa momen Sandi saat blusukan ke pasar-pasar:
Sandi terkejut harga makanan masih ada Rp 1.000
-
Mengapa sambal terasi sangat populer di Indonesia? Sambal terasi merupakan salah satu jenis sambal yang sangat populer di Indonesia.
-
Mengapa sate menjadi populer di Indonesia? Sate banyak dijajakan oleh pedagang kaki lima yang ada di tanah Jawa.
-
Kenapa tempe banyak diminati? Rasanya yang gurih tidak pernah gagal memanjakan lidah dengan berbagai hidangan olahannya.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Mengapa sambal teri populer? Sambal teri ini menjadi menu primadona di tempat makan. Seperti misalnya angkringan. Menu nasi sambal teri pun menjadi primadona di hampir setiap angkringan.
Di Solo, Jawa Tengah, terkenal makanannya yang enak dan murah. Wajar saja banyak pengunjung yang datang ke kota itu, sambil menikmati kulinernya. Tapi tidak untuk Sandi. Dia terkejut saat mengetahui makanan di kota Solo yang harganya Rp 1.000. Makanan itu adalah serabi Haji Umar di Notosuman, Solo. "Enak banget ini serabi. Berapa tadi harganya? Seribu ya. Hebat ya." kata Sandi.
Sandi menyebut Jawa Tengah sebagai jantungnya Indonesia. Ini karena penduduknya yang paling besar. Sandi juga mengibaratkan ekonomi Jawa Tengah seperti raksasa yang tengah tidur.
Ada tempe dalam kemasan sachet
Saat ke Pasar Sendiko, Semarang, Sandi menemukan penjual yang menjual tempe dalam bentuk sachet. Di pasar itu, tempe sachet dijual seharga Rp 350. Menurut penjual, tempe sachet ini dijual untuk menyiasati naiknya harga tempe.Sandi mengapresiasi langkah para pedagang ini. Para penjual menjual tempe yang dipotong kecil-kecil dan dibungkus plastik transparan.
Ada tempe setipis kartu ATM
Sandi mengaku menemukan tempe setipis kartu ATM di Duren Sawit, Jakarta Timur. Hal ini, menurutnya, imbas dari nilai rupiah yang melemah. "Tempe sekarang sudah dikecilkan. Dan tipisnya sama kayak kartu ATM. Tahu Ibu Yuli di Duren Sawit, jualan tahu dikecilin karena tidak bisa menaikkan harga karena tidak akan laku karena daya belinya," kata Sandiaga.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sandiaga menanggapi keluhan masyarakat di Lombok Tengah terkait kenaikan harga komoditas bahan pangan.
Baca SelengkapnyaSandiaga bersama Sandination akan mengadakan pelatihan pemberdayaan bagi pelaku UMKM dan para ibu rumah tangga.
Baca SelengkapnyaDengan hanya bermodal Rp10 ribu, pria ini menunjukkan bagaimana ia bisa makan seharian penuh.
Baca SelengkapnyaJika biasanya dibanderol murah meriah, siapa sangka jika ada gorengan 'sultan' yang justru memiliki harga fantastis di ibu kota.
Baca SelengkapnyaDia ditagih senilai lebih dari Rp500 ribu lantaran memesan sejumlah makanan.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaHarga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaBak sudah jatuh, tertimpa tangga. Dia menjadi seorang pengangguran dan kembali ke Tanah Air saat terjadi krisis moneter.
Baca SelengkapnyaSosok jenderal bintang dua Polri tiba-tiba 'menggeruduk' warung tenda nasi goreng.
Baca SelengkapnyaBenny mengaku bahwa produksi tempenya tak terlalu berpengaruh oleh adanya pembatasan mobilitas masyarakat saat pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang bakso asa Wonogiri merinding saat dagangannya diborong.
Baca Selengkapnya