3 Hari berlalu, 16 desa di Barito Utara masih terendam banjir
Merdeka.com - Sebanyak 16 desa di wilayah Kecamatan Gunung Timang Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah memasuki hari ke tiga masih terendam banjir bandang akibat meluapnya Sungai Montallat (anak Sungai Barito).
"Semua desa masih terendam banjir dengan tingkat ketinggian yang bervariasi dan akses menuju sejumlah desa masih lumpuh karena jalan teredam banjir antara satu hingga tiga meter," kata Camat Gunung Timang Setiazid ketika dihubungi melalui telepon dari Muara Teweh seperti dikutip dari Antara, Jumat (25/3).
Menurut Setiazid, ketinggian banjir di sejumlah desa di pedalaman Sungai Montallat atau wilayah hulu sudah mulai surut namun jalan dan akses menuju desa tersebut masih lumpuh dengan ketinggian banjir antara 1 hingga 2 meter, desa-desa itu antara lain Batu Raya I dan Batu Raya II, Pelari, Tongka, Siwau, Payang Ara, Sangkorang, Jaman dan Kandui.
-
Mengapa banjir bandang terjadi? Di Indonesia sendiri, bencana alam ini sudah marak terjadi di hampir semua titik daerah.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Di mana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Sementara desa yang berada di hilir yang merupakan desa terparah terendam banjir bandang karena air mengalir ke hilir yakni Desa Malungai, Rarawa, Ketapang, Walur, Baliti dan Majangkan dengan ketinggian banjir sekitar tiga meter.
"Banjir bandang ini lambat surutnya, karena Sungai Barito juga naik, sehingga aliran sungai tertahan sungai besar itu" katanya.
Camat Gunung Timang mengatakan, kondisi ruas jalan negara Muara Teweh - Banjarmasin atau di kilometer 60 yang sejak Kamis sore sampai tengah malam sempat terganggu karena ketinggian air antara 60-70 centimeter, terutama sepeda motor dan mobil rendah (sedan) tidak bisa melewati kawasan banjir sepanjang satu kilometer itu.
Pada Kamis sore hingga malam pengguna jalan terpaksa menunggu untuk melewati banjir sehingga terjadi antrean relatif panjang baik yang mau ke luar daerah maupun ke Muara Teweh.
Saat ini transportasi yang melintasi ruas jalan negara Muara Teweh - Banjarmasin di kilometer 60 atau di Desa Kandui hanya bisa dilalui mobil truk atau sejenisnya, sedangkan untuk kendaraan roda dua dan mobil sedan atau mobil rendah tidak bisa melewati jalan tersebut.
Banjir di ruas jalan tersebut pada Jumat pagi dengan ketinggian sekitar 20 Cm, namun sudah bisa dilewati kendaraan bermotor seperti roda dua maupun mobil.
"Meski banjir yang menutup ruas jalan itu sudah mulai surut, namun jalan masih terendam banjir, kita harapkan sore nanti bertambah surut," ujarnya, Sementara pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Barito Utara telah mendirikan tenda posko untuk penanggulangan banjir di wilayah Gunung Timang karena sejumlah desa masih terendam banjir.
"Pihak BPBD mendirikan posko di dekat Puskesmas Kandui," kata Camat Setiazid.
Sampai saat ini masih belum diketahui berapa nilai kerugian akibat banjir yang dipastikan meredam ratusan rumah warga, kebujn dan sarana lainnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR Gabungan bersama masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara, terus melakukan pencarian korban banjir bandang.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaSelain korban meninggal, Basarnas Ternate juga berhasil menyelamatkan dua orang warga.
Baca SelengkapnyaSudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 1.000 rumah warga terdampak banjir disertai tanah longsor.
Baca SelengkapnyaPihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Baca SelengkapnyaBanjir yang terjadi sejak Kamis (14/3) dini hari masih merendam sejumlah titik di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaKenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 pada malam hari.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca Selengkapnya