3 Hari diguyur hujan, kabut asap di Palembang mulai tipis
Merdeka.com - Cuaca di Palembang kembali cerah sejak tiga bulan terpapar asap kebakaran hutan dan lahan. Hal ini lantaran berkurangnya kebakaran hutan dan lahan setelah diguyur hujan tiga hari berturut-turut.
Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klmatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kenten Palembang Indra Purna mengungkapkan, cuaca di sebagian besar wilayah Sumsel, termasuk Palembang, jauh lebih baik sejak tiga hari terakhir. Kabut asap yang biasanya menyelimuti wilayah itu makin menipis.
"Alhamdulillah mulai makin cerah, kabut asap sudah tipis, udara lumayan bersih," ungkap Indra kepada merdeka.com, Senin (2/11).
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Apa itu udara bersih? Udara yang bersih adalah salah satu komponen utama agar makhluk hidup tinggal dengan nyaman dan aman.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Kenapa hujan panas bisa bersihkan udara? Meskipun kualitas udara dapat membaik saat hujan, hal ini lebih berkaitan dengan hujan secara umum daripada dengan hujan panas secara khusus.
-
Kenapa BMKG memprakirakan cuaca Jakarta cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
Menurut dia, hal itu lantaran hujan alami mulai mengguyur lokasi kebakaran, seperti di Pantai Timur Sumsel, tepatnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Meski tidak merata, hujan diprediksi kembali turun hingga beberapa hari ke depan.
"Mulai pertengahan November nanti, hujan mulai deras merata. Kalo sekarang baru di beberapa titik, tapi memang di pusat kebakaran," ujarnya.
Dia menambahkan, dari data satelit Terra Modis, titik api yang terpantau makin berkurang. Di hari sebelumnya, hotspot mencapai belasan titik, kini hanya sebanyak tujuh titik. Diantaranya tiga titik di Bayung Lincir Musi Banyuasin dan empat titik di Tulung Selapan Ogan Komering Ilir.
"Hotspot kemungkinan akan bertambah karena masih berada di lahan gambut. Tapi dengan hujan deras seperti kemarin-kemarin, bisa padam juga," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini kondisi langit di Pekanbaru yang awalnya disebut tidak sehat, kini sudah biru dan status udara dinyatakan sehat.
Baca SelengkapnyaPolusi Jakarta sempat turun drastis pada tanggal 17 Agustus 2023. Apa penyebabnya ya?
Baca SelengkapnyaJakarta kembali jadi kota dengan udara terburuk sedunia. Namun, masih ada kota-kota di Indonesia yang memiliki kualitas udara yang baik.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI mengklaim perbaikan kualitas udara karena keberhasilan seluruh program untuk mengendalikan polusi udara.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaHampir sepanjang hari Sabtu (23/9), langit kelabu tampak menyelimuti Jakarta. Lantas, apakah hal tersebut merupakan mendung awan hujan atau polusi udara?
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa luasan lahan yang terbakar.
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaSebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi cerah berawan pada hari ini Sabtu (27/1)
Baca SelengkapnyaPenyebab utama yang membuat udara Jakarta terlihat keruh karena adanya lapisan inversi.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca Selengkapnya