3 Mahasiswa UII tewas karena kekerasan, polisi sita barang bukti
Merdeka.com - Polisi terus mendalami kasus tewasnya tiga mahasiswa UII saat mengikuti Diksar Mapala di Lereng Gungung Lawu. Pemeriksaan awal dipastikan tiga mahasiswa UII tewas karena mengalami kekerasan.
"Dari hasil pemeriksaan, kesimpulan awal benar bahwa diduga telah terjadi tindak kekerasan selama pelaksanaan diksar," ujar Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, kepada wartawan, Rabu (25/1).
Sebanyak 11 orang saksi sudah dimintai keterangan. Baik kapasitasnya sebagai kerabat korban yang mendampingi sesaat sebelum meninggal dunia, maupun peserta diksar.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Siapa mahasiswi UPI yang meninggal? Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Perempuan itu berinisial AM. Ia salah satu mahasiswa UPI yang menempuh program studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Ilmu Pendidikan.
-
Kapan mahasiswi UPI itu ditemukan meninggal? Kasus ini pertama kali mengemuka saat dua orang mahasiswa yang hendak berkegiatan membuat video basket di Gedung Gymnasium melihat sosok tubuh perempuan tergeletak bersimbah darah pada Kamis (26/12) sore.
-
Dimana mahasiswi UPI itu ditemukan meninggal? Seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ditemukan meninggal dunia dalam gedung Gymnasium.
Meski belum menetapkan tersangka dalam, sejumlah barang bukti sudah disita. Seperti pakaian korban saat kegiatan, maupun yang dibawa sebagai bekal. Selain peralatan atau barang yang digunakan untuk memukul atau mencambuk para korban.
"Istilah mereka "tali perusik" yang digunakan untuk mencambuk para peserta. Kita akan geledah dan sita terhadap barang bukti usai penangkapan pelaku nanti," katanya.
Ditambahkannya, untuk memperlancar penyelidikan dan penyidikan pihaknya juga memasang garis polisi di lokasi kejadian.
"Ada 2 lokasi besar yang kita pasang police line. Yaitu sebuah camp dan rumah warga. Diduga di dua tempat itu terjadi penganiayaan para peserta Diksar Mapala UII," terang Ade.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat tanda-tanda perundungan hebat dan ada pendarahan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaDitemukan sejumlah luka di tubuh mahasiswa STIP tewas diduga dianiaya senior
Baca SelengkapnyaLembar kelam pelanggaran HAM yang tak kunjung menemukan titik cerah. Begini ceritanya!
Baca SelengkapnyaTotal ada empat pelaku yang ditangkap polisi. Keempatnya masih berusia tak jauh berbeda dengan korban.
Baca SelengkapnyaKorban saat itu dibawa ke Rumah Sakit Tarumajaya Hospital.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum keluarga korban, Tumbur Aritonang membenarkan kabar bahwa P pernah menceritakan penganiayaan dialaminya kepada sang pacar.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Fakultas Sastra Rusia Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Begini Reaksi UI
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal akibat menerima kekerasan dari senior di lingkungan kampus pada Jumat (3/5) pagi.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan senior tingkat II tersangka Mahasiswa STIP tewas dianiaya
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa 10 saksi terkait kematian mahasiswa tersebut.
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan keempat orang tersangka merupakan senior atau kakak tingkat P saat menempuh pendidikan di STIP Jakarta.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah luka di tubuh mahasiswa STIP diduga tewas dianiaya senior
Baca Selengkapnya