3 Penghuni Panti Tunas Bangsa disuruh mengemis sambil bawa bakul
Merdeka.com - Tiga penghuni Panti Asuhan Tunas Bangsa Pekanbaru berstatus eks orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dievakuasi ke UPT Bina Laras Dinas Sosial Provinsi Riau beberapa waktu lalu. Kondisi ketiganya terlihat sehat namun belum bisa berkomunikasi dengan lancar.
Ketiga eks ODGJ itu bernama Ef (25), RD (34) dan W (25), semuanya perempuan. Selama berada di Panti Asuhan Tunas Bangsa Jalan Cendrawasih, mereka bertiga kerap disuruh mengemis di jalanan dan ke permukiman penduduk.
"Mereka bertiga merupakan titipan dari tim yang melakukan evakuasi dari Panti Tunas Bangsa. Tim ini di dalamnya ada polisi, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. Kondisi ketiganya masih mengalami trauma," kata Kepala UPT Bina Laras, Fauzi Atan saat ditemui merdeka.com di kantornya, Jalan Lintas Timur Muara Fajar Kota Pekanbaru, Selasa (31/1).
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa yang meminta sedekah? 'Nak, minta sedekahnya, Nak,' pinta si pengemis tersebut.
-
Siapa yang bisa membantu anak betah di pesantren? Ada berbagai strategi yang bisa dilakukan oleh orang tua dan pihak pesantren untuk membantu anak beradaptasi dan merasa lebih diterima di pesantren.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Siapa yang butuh perhatian? 'Jika anak Anda terlihat sangat membutuhkan perhatian atau menjadi sangat lengket, mereka mungkin merasa kurang diperhatikan dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Anda.' Perilaku ini bisa mencakup interupsi saat Anda sedang berbicara dengan orang lain atau sibuk dengan kegiatan lain.
Menurut Fauzi, ketiganya merupakan saksi yang dibutuhkan Kepolisian lantaran hanya mereka yang bisa menjadi saksi atas kematian M Zikli balita 18 bulan diduga dianiaya. Sebab penghuni panti lainnya sulit diajak komunikasi.
"Hanya tiga ini yang bisa diajak komunikasi, itupun tidak 100 persen seperti orang normal. Mereka masih membutuhkan obat setiap harinya, tapi polisi membutuhkan keterangan mereka," kata Fauzi.
Mereka bertiga di bawah pengawasan Polresta Pekanbaru dan Dinas Sosial Riau sebagai saksi atas tersangka Lili Rahmawati terkait kematian M Zikli.
Saat merdeka.com mencoba wawancara ketiganya, mereka tidak ingat berapa lama di dalam panti. Tapi pengakuan mereka, setiap hari disuruh bawa bakul untuk mengemis di jalanan dan ke rumah penduduk meminta-minta.
"Kadang dikasih beras, uang dan makanan. Keterangan mereka juga belum bisa dipercaya karena belum normal," kata Fauzi.
Mereka juga mengaku, uang yang diperoleh dari hasil mengemis selanjutnya disetorkan ke petugas Panti Tunas Bangsa. Karena ketiganya lebih sehat dari penghuni panti lainnya, mereka disuruh memasak nasi dan lauk pauk serta mengasuh bayi yang ada di dalam panti.
"Dari pengakuan mereka, ketiganya ini yang biasa disuruh-suruh petugas panti karena lebih sehat kondisinya daripada penghuni lainnya," ucap Fauzi.
Selain ketiga wanita ini, para penghuni Panti Tunas Bangsa lainnya juga dievakuasi ke tempat lain. Seperti 30 penyandang gangguan jiwa dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa, lima orang anak-anak dievakuasi ke Rumah Aman dan tujuh orang tua lanjut usia ke Dinas Sosial Riau.
"Jadi semuanya ada 45 orang dari Panti Tunas Bangsa yang dievakuasi tim, penempatannya dibagi sesuai kondisi kesehatan mereka masing-masing. Dan tiga orang di antaranya yang dititipkan ke UPT Bina Laras tempat kita ini," kata Fauzi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca Selengkapnya"Dari hasil keterangan pelaku mereka sudah melakukan tiga kali," kata Rovan
Baca SelengkapnyaKetiga tersangka tersebut yakni berinisial EN, BC dan AG.
Baca SelengkapnyaTiga tersangka kasus pengeroyokan bos rental mobil di Sukolilo Pati meninggal terancam hukuman 12 tahun penjara.
Baca SelengkapnyaPengasuh ponpes mengaku tak tahu menahu mengapa muncul narasi AKA dibanting. Pihaknya juga sudah menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya pada orangtua korban.
Baca SelengkapnyaEM dapat membeli kelima bayi itu setelah bergabung ke dalam sebuah grup WhatsApp adposi anak.
Baca SelengkapnyaMembanting korban ke lantai hingga tak sadarkan diri
Baca SelengkapnyaDari 3 WNI ini, dua di antaranya perempuan dan satu pria.
Baca Selengkapnya