3 Tahun berlalu, kasus kematian Akseyna masih gelap
Merdeka.com - Tepat tiga tahun, kasus kematian Akseyna Ahad Dori atau Ace belum menemui titik terang. Mahasiswa Universitas Indonesia itu pada 26 Maret 2015 ditemukan mengambang di Danau Kenanga, tepatnya dekat gedung rektorat.
Hingga kini polisi belum juga berhasil mengungkap pelaku pembunuhan mahasiswa jenius itu. Padahal sejumlah saksi sudah dimintai keterangan. Namun seolah buntu, saksi itu tidak berhasil membawa polisi pada identitas pembunuh Ace.
Keluarga pun masih terus berharap agar kasus kematian Akseyna ini bisa segera terungkap. Termasuk mengungkap siapa pembunuhnya. Sejumlah pejabat di Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Depok pun sudah berganti namun tetap saja kasus ini belum terungkap. "Kami berharap dituntaskan, jangan sampai dihentikan," kata Mardoto, ayah Akseyna, Senin (26/3).
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Dimana mahasiswi itu ditemukan? Diberitakan sebelumnya, Nindi ditemukan tewas di Apartemen Bogor Icon Bukit Cimanggu City (BCC), Kelurahan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (11/12).
-
Kapan mahasiswi Undip ditemukan meninggal di Gunung Lawu? Seorang mahasiswi asal Universitas Diponegoro (Undip), Anindita Syafa Nabila Rizky (20) ditemukan meninggal dunia di Pos 4 Gupakan Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu lewat Cetho, Karanganyar, Jateng, pada Minggu (25/6) siang.
-
Kapan korban ditemukan? Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm, Kamis (3/10) dini hari.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
Pihak keluarga masih terus berharap besar pada Kepolisian untuk membuka babak baru kasus ini. Dan keluarga sampai saat ini masih menaruh kepercayaan dan harapan besar kepada Polresta Depok.
Selain itu, pihak kampus juga dianggap punya tanggung jawab dalam menuntaskan kasus ini. Pasalnya, Akseyna saat itu masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA. Dan saat ditemukan jasadnya pun ada di dalam lingkungan kampus.
Ayah Akseyna mengaku masih terus berkomunikasi dengan polisi. Bahkan Mardoto menyempatkan diri bertandang ke Polresta Depok hanya untuk menanyakan perkembangan kasus anaknya. Padahal rumah Mardoto di Yogyakarta. "Saat itu saya sedang berkunjung ke Jakarta," ceritanya.
Di Polresta Depok, Mardoto bertemu dengan Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Putu Kholis Aryana. Dia pun menanyakan soal kasus anaknya. "Belum ada progress, hanya katanya baru ada satu bukti, sedangkan untuk membuktikan kasus harus ada minimal dua bukti," katanya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa polisi tidak memberitahu bukti yang dimaksud tersebut. Dia menyadari hal itu adalah kewenangan penyidik. "Tapi saya berharap polisi mengerahkan segenap upayanya membongkar peristiwa itu. Apalagi, Korps Bhayangkara memiliki kemampuan mengusut kasus-kasus sulit," lanjutnya.
Bahkan dia menuturkan, untuk kasus besar lainnya saja polisi bisa dengan cepat mengungkap. Dan dia mempertanyakan mengapa untuk kasus anaknya sangat sulit diungkap. "Kasus lain saja, kasus-kasus teroris di Indonesia gampang terungkap, Akseyna yang ditemukan tewas di tempat terbuka dan lingkungan masa tidak bisa diungkap," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sembilan tahun kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap.
Baca SelengkapnyaPolisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.
Baca SelengkapnyaSembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi Beberkan Kendala Kasus Tewasnya Mahasiswa UI Akseyna, Begini Reaksi Keluarga
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap isi sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di dalam kamar tempat indekosnya.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram @FOLKSHIT menunggah isi buku Harian ARL yang diduga bunuh diri karena tekanan dari dokter senior.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, pelaku pembunuhan mahasiswa Ubaya belum disidang.
Baca SelengkapnyaTerkait kasus ini, kepolisian sudah memeriksa enam saksi. Polisi juga berencana meminta keterangan dari keluarga korban.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.
Baca SelengkapnyaKematian wanita inisial YY (27) yang ditemukan tanpa tanpa busana di indekos kawasan Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim), masih tanda tanya.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, dari pemeriksaan luar tubuh korban, tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui bernama SA (21) yang merupakan mahasiswa jurusan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Baca Selengkapnya