30 Desa di lerang Gunung Merapi krisis air bersih
Merdeka.com - Sejumlah desa di lereng Gunung Merapi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih. Kelangkaan air bersih terjadi sejak bulan Juli lalu, saat masuknya musim kemarau.
Selain di lereng Merapi, lebih dari 30 desa di Klaten mengalami kekeringan. Yakni di kecamatan Karangnongko, Gantiwarno, Jatinom, Wedi, Kebonarum, dan Cawas. Jumlah wilayah yang kekeringan tahun ini meningkat jika dibandingkan tahun lalu, yang hanya 22 desa.
Sejumlah warga mengaku droping air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk konsumsi warga maupun hewan ternak sangat kurang. Pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat hanya mengirim air bersih 6 ribu liter per dua pekan.
-
Apa yang terjadi di Lebak saat musim kemarau? Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten. Akibatnya, masyarakat yang terdampak langsung mengalami kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
Kapan kekeringan terjadi di Lebak? Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten.
-
Kenapa warga Lebak kekurangan air bersih? Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Banten mulai mengalami kesulitan air bersih. Di Kabupaten Lebak misalnya, warga sekitar terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian hingga air minum.
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
-
Kapan kekeringan di Lebak terjadi? Setiap harinya puluhan ibu-ibu di Kampung Rancabaok, Desa Tamanjaya, Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air. Walau kondisinya tidak jernih, aliran tersebut terpaksa digunakan karena tidak ada pilihan lain.'Nyari air ke kali sini, karena di rumah nggak punya air,' kata warga setempat bernama Sumiati, mengutip YouTube SCTV Banten, Rabu (31/7). Rela Berjalan Jauh Sejak pagi, mereka terbiasa berjalan jauh sejak sebulan terakhir.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
Partono (61) warga Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang mengatakan jumlah bantuan air tersebut tidaklah cukup untuk kebutuhan warga di desanya. Ada sekira 3 jiwa di desanya yang semuanya membutuhkan air bersih.
"Kalau cuma satu tangki air ukuran 6 ribu liter tidak akan bisa mencukupi kebutuhan kami. Warga di sini jumlahnya 3 ribu lebih," ujar Partono, Rabu (16/8).
Seorang warga Desa Balerante, Kemalang, Giyatmi (52), mengungkapkan saat ini warga harus menjual hewan ternak agar bisa membeli air bersih yang harganya Rp 150 ribu per tangki. Saat ini di desa tersebut sudah tidak ada sumber air. Karena sumur dan sungai sudah kering karena tidak ada hujan sejak Juni lalu.
"Kalau di sini ada 3.500 warga, kebutuhan airnya seminggu ya minimal 12 ribu liter (dua tangki) air bersih," ucap Giyatmi.
Giyatmi menambahkan, selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, air bersih juga digunakan untuk minum hewan ternak sapi dan kambing. Sebagian besar warga Balerante merupakan peternak dan petani.
Pejabat (Pj) Kepala Desa Tlogowatu, Kemalang, Gunawan mengemukakan, berbagai cara sudah dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih. Di antaranya dengan pengeboran titik air.
"Sudah 4 lokasi yang dibor sampai kedalaman 150 meter, tapi air belum keluar juga. Sekarang pengeboaran terpaksa dihentikan, karena biayanya mahal," ujar dia.
Ia meminta ada keterlibatan dari Pemerintah Kabupaten untuk mencari sumber air baru. Pihaknya tidak berani mengalokasikan dana desa, karena dana sebesar Rp 856 juta sudah dialokasikan untuk betonisasi jalan.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Bambang Giyanto, mengaku tak memiliki anggaran cukup untuk dropping air bersih. Pihaknya hanya memiliki anggaran Rp 100. Jumlah itu tidak mencukupi kebutuhan warga yang terdampak kekeringan.
"Anggaran kami sangat minim, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga. Kami bersama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klaten, sudah mengirim 28 tanki air bersih ke tiga kecamatan. Namun jika anggarannya tetap kurang, kami akan menggunakan dana siap pakai yang tahun ini besarnya Rp 500 juta," pungkas Bambang.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaWilayah Kabupaten Demak yang mengalami krisis air bersih semakin luas. Tidak kurang 62 desa telah mengalami kondisi itu.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dilanda kekeringan. Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Grobogan dengan 99 desa yang kini kekurangan air.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab menjelaskan, 63 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Baca SelengkapnyaMasyarakat lebak harus ke dalam hutam demi mendapatkan air bersih.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang menyebabkan warga puluhan desa di Trenggalek krisis air bersih. Tidak hanya itu, dalam hitungan bulan sudah terjadi 32 kebakaran hutan.
Baca SelengkapnyaSudah hampir satu bulan, lebih dari 635 KK atau 2.150 jiwa di Desa Weninggalih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Simak foto-fotonya!
Baca Selengkapnya