30 PWNU dan 400 PCNU diisolir di Tebuireng, Jombang 'membara'

Merdeka.com - Menjelang pengumuman Rois Aam PBNU dan pemilihan Ketua Tanfidziyah PBNU diwarnai aksi boikot oleh 30 PWNU dan PCNU peserta Muktamar ke-33 NU Jombang. Sedikitnya, 30 PWNU dan 400 PCNU diisolir di Tebuireng sebagai bentuk penolakan hasil Muktamar ke-33 NU.

Dalam wawancara kepada wartawan KH Sholahuddin Wahid yang juga pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, menjelaskan, bahwa hasil Muktmar ke-33 adalah cacat hukum, itulah yang mendasari kenapa 30 PW dan 400 PC memilih bertahan di pesantren dimana NU didirikan.

"Kita akan menggugat karena muktamar cacat hukum, Tebuireng setuju Ahwa tapi tidak setuju dengan proses yang dilalui. Kami akan bertahan di sini dan tidak akan keluar ke arena muktamar di alun-alun," kata Gus

Solah, Rabu malam (5/8).

Seperti diketahui jadwal, malam ini 9 tim Ahwa yang telah ditunjuk akan mengumumkan hasil pemilihan Rois Aam PBNU dihadapan muktamirin. Setelah proses tersebut dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Tanfidziyah

PBNU. Namun karena proses tersebut dianggap cacat hukum sejak awal akhirnya ada proses penolakan.

Sumber merdeka.com menyatakan, besok pagi rencanannya kubu Tebuireng akan menggelar pemilihan Rois Aam sebagai bentuk perlawanan terhadap proses Rois Aam yang dilakukan sebelumnya dengan sistem Ahwa. Namun mereka tetap menggunakan sistem Ahwa dengan mekanisme berbeda.