31 Siswa SD di Buleleng keracunan usai makan nasi kuning
Merdeka.com - Puluhan siswa SDN 5 Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali keracunan, Rabu (11/10). Dugaan sementara, puluhan anak-anak SD itu keracunan usai mengkonsumsi nasi bungkus yang dijual di salah satu kantin sekolah.
Keracunan massal bermula setelah mereka membeli nasi kuning dan minuman yang dijual oleh seorang guru berinisial DPOS (52) warga Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Ada sebanyak 50 bungkus nasi kuning yang dijual, dan itupun terjual habis. Ini berawal sekitar pukul 09.30 WITA, tiga siswa muntah-muntah, mual dan pusing.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Siapa yang rentan mengalami keracunan makanan? Sejumlah organisme ini rentan menyebabkan keracunan pada orang tua, bayi, anak-anak kecil, wanita hamil beserta bayi yang dikandungnya, dan mereka yang rentan.
Para guru pun mengajak ketiganya ke Bidan Desa Panji. Oleh bidan, ketiga korban dirujuk ke RSUD Buleleng untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ketiga korban adalah PRSD, KS dan KSa.
Setelah ketiga siswa itu ditangani, suasana di IGD RSUD Buleleng berubah, di mana sebanyak 28 siswa menyusul datang diantar para guru dan orang tua siswa untuk mendapat penanganan medis, karena mengalami mual dan pusing.
Tercatat, ada sebanyak 31 siswa yang mendapatkan penanganan medis. Rata-rata siswa yang mengalami keracunan ini, mulai dari kelas I sampai dengan V SDN 5 Panji.
Kasubag Humas RSUD Buleleng Ketut Budiantara mengatakan, pihaknya menerima para siswa itu sejak pukul 11.10 WITA. Mereka mengeluhkan pusing dan mual-mual.
"Mudah-mudahan tidak ada yang di rawat inap. Bisa dikatakan ini hanya keracunan ringan. Beberapa siswa memang ada yang diinfus, itu memang penanganan untuk pasien yang keracunan," ujar Budiantara.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa menjelaskan, untuk kasus keracunan ini ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng.
Kata dia, dugaan sementara, anak-anak itu keracunan karena mengkonsumsi nasi bungkus yang dijual oleh gurunya di kantin sekolah.
"Ini masih dicek oleh Dinas Kesehatan. Pembiayaan akan diajukan ke Dinas Kesehatan, nanti Dinas Kesehatan yang mengajukan ke Bupati. Kalau disetujui maka pembiayaannya akan ditanggung oleh Pemerintah," kata Suyasa.
Hingga sore tadi, 17 siswa sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik. Sedangkan sisanya masih dirawat.
Kepala SDN 5 Panji, Gusti Bagus Ngurah Suradnyana membenarkan jika nasi bungkus yang dikonsumsi anak didiknya itu merupakan salah satu dagangan milik seorang guru di SDN 5 Panji.
"Ada 50 bungkus nasi yang dijual. Semuanya sudah laku terjual. Gurunya asli asal Desa Panji. Ini menjadi pembelajaran buat kami, tapi ini masih sebatas dugaan," ucap Bagus Suradnyana.
Sementara Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP. Nyoman Suartika menjelaskan, anggota sudah menerima laporan terkait keracunan ini.
Polisi bersama tim Dinkes Buleleng sudah mengambil sampel sisa nasi kuning dan mi untuk dibawa ke Labfor Denpasar.
"Kami sudah meminta keterangan saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti berupa satu saset bubuk kunyit yang masa kedaluarsa 9 Mei 2017," pungkas Suartika. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaDari 18 siswa siswi yang keracunan, sebanyak 17 orang sudah diperkenankan pulang ke rumah.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca SelengkapnyaSaat ini, siswa siswi SD 1 Klepu Jepara yang keracunan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Baca Selengkapnya