315 Eks pengikut Gafatar akan dipulangkan ke Jawa Timur
Merdeka.com - Pemprov Jawa Timur tengah siap menyambut kepulangan ratusan warganya, eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berada di Mempawah, Kalimantan Barat. Dari ratusan warga Jawa Timur, jumlah eks-pengikut Gafatar asal Surabaya paling banyak, yaitu 88 orang.
Namun, Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul mengaku, sampai saat ini, pihaknya belum bisa memastikan jumlah pasti warganya yang menjadi pengikut Gafatar. Sebab, jumlah itu masih dimungkinkan bertambah.
"Data sementara yang diterima Pemprov Jatim ada sekitar 315 orang yang akan dipulangkan karena diduga menjadi pengikut Gafatar dan bermukim di Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat," kata Gus Ipul di kantornya, Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis (21/1).
-
Dari mana orang Bekasi diberangkatkan? Pemberangkatan orang-orang Bekasi ini dilakukan melalui beberapa gelombang antara tahun 1897 hingga 1929. Seluruhnya diseberangkan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Priok maupun Semarang.
-
Di mana kereta api di Surabaya mengungsikan orang? Di Stasiun Pasar Turi disiapkan kereta tujuan Lamongan. Sedang di Stasiun Surabaya Kota, disediakan kereta api jurusan Tarik-Mojokerto dan Sidoarjo-Bangil.
-
Dimana warga Waduk Sermo pindah? Mereka memutuskan untuk transmigrasi ke daerah Taktoi, Provinsi Bengkulu.
-
Dimana warga Blitar pindah? Antara tahun 1932 hingga 1940, ribuan masyarakat Blitar dikirim ke Sumatra dengan imbalan tanah pertanian yang luas.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Bagaimana cara orang Blitar pindah? Mengutip Instagram @blitar.heritage, lebih dari 2.000 warga dari perdesaan miskin di Blitar diboyong pemerintah kolonial menuju Sumatra.
315 Warga Jawa Timur itu, rinciannya; 88 warga Surabaya, Gresik (14 orang), Blitar (21 orang), Sidoarjo (28 orang), Jombang (16 orang), Jember (2 orang), Kediri (19 orang), Lamongan (3 orang), Malang (14 orang), Madiun (14 orang), Megetan (7 orang), Mojokerto (21 orang), Nganjuk (1 orang), Ngawi (1 orang), Pasuruan (30 orang), Pacitan (3 orang), Probolinggo (6 orang), Ponorogo (9 orang), Tuban (7 orang), Trenggalek (9 orang), dan warga Jawa Timur yang sudah ber-KTP Mempawah ada 10 orang.
"Saat ini kita bersiap-siap menyambut kehadiran saudara-saudara kita itu dari Mempawah. Kita sekarang masih memastikan berapa sebenarnya jumlah pastinya yang dari Jawa Timur. Data sementara ada 315 orang, dan jumlahnya akan terus bertambah. Diperkirakan sekitar 500 orang, terdiri laki-laki dan perempuan, orang tua, orang tua dewasa dan anak-anak," katanya.
Saat ini, lanjut Gus Ipul, masih proses pemulangan. "Ini dalam proses. Saya tidak tahu apakah satu kapal atau berangkatnya masing-masing. Apakah nanti di Tanjung Perak atau di Semarang. Ini masih dalam koordinasi. Tapi kita sudah koordinasi dengan kepolisian, MUI (Majelis Ulama Indonesia), Kementerian Agama dan Kodam V Brawijaya, beserta pemerintah daerah, agar nanti saat mereka datang, sudah ada langkah-langkah tegas."
Masih kata mantan Ketua GP Ansor ini, warga eks Gafatar itu nanti akan ditempatkan di balai Disnakertrans di Margorejo. "Yang pertama, saat mereka datang, akan kita terima dan tempatkan di balai milik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) di Margorejo, Surabaya untuk transit, untuk didata, untuk dilihat lebih dalam masalah apa untuk bisa ke rumah itu. Nanti ditransitkan di situ maksimal tiga sampai empat hari, setelah itu dikirim ke kabupaten atau kotanya masing-masing," sambungnya.
Jadi, kata Gus Ipul, nanti Pemkab dan Pemkot, lewat Stuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) -nya yang ditunjuk menjemput di tempat transit, untuk kemudian dipulangkan di rumahnya masing-masing. "MUI beserta NU dan Muhammadiyah akan memberikan pendampingan, pembinaan, bimbingan sekaligus melakukan dialog supaya mereka punya pandangan yang utuh tentang agama," ucapnya.
Selama berada di penampungan sementara, lanjutnya, juga akan dilakukan identifikasi masalah-masalah yang ada. "Kan ada yang bisa langsung pulang karena bisa diterima keluarganya. Ada juga yang keluarganya belum mau terima. Atau orangnya tidak mau pulang. Nah masalah-masalah seperti ini akan kita fasilitasi agar semua bisa kembali dan berkumpul dengan keluarganya masing-masing," tuturnya.
Terkait yang sudah tidak memiliki rumah, Gus Ipul kembali menjelaskan, pihaknya akan melakukan identifikasi. "Kan ada yang masih memiliki keluarga. Kita akan identifikasi satu per satu. Kita akan lihat masalahnya apa. Tapi setelah itu, kita akan serahkan ke kabupaten dan kotanya masing-masing," jelasanya lagi.
Terkait Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ikut Gafatar, dia menjelaskan, ada sanksi yang diberikan oleh Pemprov. "Kan ada aturannya, 46 hari berturut-turut tidak masuk itu sanksinya pemberhentian. Itu nanti soal pegawai negeri ada aturanya, ada sanksinya, ada ketentuan-ketentuannya. Tapi intinya, kita ingin mengajak masyarakat untuk sama-sama memberikan bimbingan, menerima mereka kembali supaya mereka dapat hidup normal," tegas salah satu Ketua PBNU tersebut.
Gus Ipul juga menyampaikan, pihaknya akan memberikan fasilitas khusus pada anak-anak eks-pengikut Gafatar asal Jawa Timur yang hijrah ke Kalimantan tersebut. "Ini yang kita ajak. Ada juga, yang mereka ini menjadi korban, kan ada yang jadi tokohnya, atau jadi aktornya. Ada yang merekrut, dan ada lain-lain. Nanti kita lihat, siapa yang menjadi korban."
"Soal anak-anak, ada perlakuan khusus soal pendidikan. Soal pendidikan harus diperhatikan. Kita harus berikan perhatian. Makanya, itu akan kita identifikasi satu persatu. Kita tidak ada konsep penampungan di sini, jadi kita akan kembalikan dalam waktu paling lama empat hari," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen Haru Eks Napi Teroris Bebas Bersyarat, Ikrarkan Janji Kembali ke 'Pangkuan Ibu Pertiwi'
Baca SelengkapnyaKe-23 napi terorisme itu,akan menjalani sisa masa tahanan di lapas berbeda di Jatim
Baca SelengkapnyaDelapan orang narapidana kasus terorisme dipindahkan dari Rutan Cikeas Jawa Barat ke tiga lapas yang tersebar di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSebanyak 49 kelompok terbang (kloter) jemaah haji Indonesia gelombang I akan kembali ke Tanah Air dari Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Baca SelengkapnyaKeberangkatan ribuan jemaah calon haji diiringi isak tangis keluarga
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terdiri dari 15 anak laki-laki, 20 anak perempuan, 35 laki-laki dewasa, dan 65 perempuan dewasa
Baca SelengkapnyaKapal yang diperbantukan mengangkut pemudik ke Pulau Raas Madura, tidak ditarik tiket atau gratis
Baca SelengkapnyaSeluruh jemaah haji Indonesia telah kembali ke Tanah Air. Operasional haji resmi berakhir hari ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaRatusan santri yang memadati Pelabuhan Jangkar berasal dari beberapa pondok pesantren di Situbondo.
Baca SelengkapnyaSebelum diterbangkan ke Arab Saudi, para jemaah akan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan barang bawaan, tes kesehatan, hingga pengecekan dokumen.
Baca SelengkapnyaKRI Banda Aceh-593 yang belayar dari Surabaya, Jawa Timur, dan Semarang, Jawa Tengah, itu membawa 810 pemudik serta 181 unit sepeda motor.
Baca Selengkapnya1.238 jemaah haji asal Banyuwangi menuju ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Baca Selengkapnya