4 Anggota keluarga jadi korban KM Sinar Bangun, Alsen minta Basarnas bergerak cepat
Merdeka.com - KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 Wib. Kapal itu mengangkut sekitar 70 sampai 80 penumpang dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun.
Hingga kini sebanyak 53 penumpang belum diketahui keberadaannya. Pemerintah bersama masyarakat setempat masih terus mengupayakan agar sejumlah korban yang hilang dapat segera ditemukan.
Salah satu keluarga korban KM Sinar Bangun, Alsen Situmorang mengatakan, sebanyak empat orang keluarganya hingga kini belum ditemukan. Keempat orang tersebut sudah masuk dalam daftar korban hilang.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Di mana bangkai kapal ditemukan? Temuan itu berlokasi di sekitar Pulau Kasos.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
"Keluarga kami, ada empat orang. Atas nama Jandur Simarmata, Tiar Silaban, Ami Elisabet Sitindaon dan Gresia Simarmata," ujar Alsen dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (19/6).
Alsen menceritakan, keempat anggota keluarga tersebut berangkat dari rumah untuk menghadiri acara keluarga di Pematang Siantar. Keempatnya menggunakan KM Sinar Bangun untuk menyeberang. Sebab di daerah tersebut penggunaan Ferry hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda empat.
"Mereka berempat naik kapal KM Sinar Bangun itu. Karena di sini memang penumpang tidak boleh naik Ferry jika mau menyeberang, Ferry hanya untuk roda empat. Roda dua saja diangkut pakai kapal kayu," jelasnya.
Alsen menyayangkan, kondisi kapal yang cukup padat ketika diberangkatkan. Belum lagi, kapal tersebut mengangkut sepeda motor lebih dari 10. " Itu sangat padat, tak ada pengawasan. Padahal cuaca buruk. Dishub juga tidak melarang padahal jarak kantor Dishub ke Pelabuhan hanya 50 meter," katanya.
Pemerintah daerah dan Basarnas lambat temukan korban
Alsen mengatakan, sejak diinformasikan hilang sejak tadi malam, Senin (18/6), pihaknya sudah datang ke TKP untuk memastikan nasib keluarga yang menjadi korban. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda anggota keluarga ditemukan.
"Tadi malam begitu dengar kabar, kami sudah kesana. Jam 01.00 WIB kembali ke rumah karena pencarian dihentikan. Tadi pagi ke sana belum juga ada kabar," jelasnya.
Lebih lanjut, pemerintah daerah dalam hal ini dinilai cukup lambat mengambil tindakan. Setelah seharian mencari di sekeliling danau hanya botol minuman, jerigen dan tas para korban yang ditemukan.
"Semua pejabat ada tadi. Ada Bupati Samosir Rapidin Simbolon. Ada Wakilnya Juang Sinaga. Ada Ketua DPRD Samosir Risma Simarmata tapi hanya duduk, diam. Basarnas pun ada tapi hanya berkeliling danau. Tak ada penyelam, memang lambat sekali penanganan. Kalau mau jadikan cuaca alasan, tadi cuaca bagus tidak ada hujan seperti yang diberitakan," jelasnya.
"Padahal kalau mereka iba melihat isak tangis keluarga, mereka bisa melakukan semua kemampuannya. Bisa usahakan penyelam melihat keluarga kami ke dalam sana. Kalau begini kan, kami harus menunggu lebih lama. Mereka bilang, besok akan dicari lagi," sambungnya.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca Selengkapnya10 Korban insiden kapal tugboat Surya 03 dan kapal dagang Setia Baru 05 yang terbakar di Desa Kalanis, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan (Barsel).
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaSesuai informasi yang diterima posko pengaduan, masih ada tiga korban yang belum ditemukan
Baca SelengkapnyaPencarian korban hilang banjir lahar dingin diperluas sampai ke Taluk Kuantan di Riau
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaTim masih mencari korban lain yang diperkirakan tersisa satu orang
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaKorban tewas akibat terjangan banjir bandang di Sumbar ini tercatat sebanyak 50 orang. Sementara, 27 orang lainnya dilaporkan hilang.
Baca SelengkapnyaPenyebab kapal tenggelam belum diketahui. Satu penumpang yang hilang masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaPencarian dihentikan karena semua korban telah ditemukan.
Baca Selengkapnya