4 Cawapres potensial perlu dilirik Jokowi
Merdeka.com - Empat partai besar telah resmi mengusung Joko Widodo kembali maju sebagai calon presiden 2019. Keempat partai itu adalah PDIP, Partai NasDem, PPP, Partai Golkar dan Hanura.
Nama Jokowi memang menjadi kandidat paling kuat saat ini. Hal itu terekam dalam beberapa lembaga survei. Hasil survei Poltracking Indonesia misalnya. Dalam survei yang dilakukan pada 27 Januari-3 Februari 2018, tingkat elektabilitas Jokowi 45,4 persen.
Setelah mendapatkan tiket maju sebagai capres, yang menjadi pekerjaan rumah Jokowi sekarang adalah mencari pendamping. Mencari cawapres bukan pekerjaan mudah. Banyak kalkulasi politik dalam menentukan cawapres.
-
Bagaimana cara memilih capres dan cawapres? Untuk dapat berpartisipasi dalam pemilu Presiden 2024, setiap warga negara Indonesia harus memenuhi syarat-syarat berikut ini: Genap berumur 17 tahun atau lebih pada hari pemungutan suara, sudah kawin, atau sudah pernah kawin; Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibuktikan dengan KTP-el;Berdomisili di luar negeri yang dibuktikan dengan KTP-el, paspor dan atau surat perjalanan laksana paspor;Dalam hal pemilih belum mempunyai KTP-el sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan d, dapat menggunakan kartu keluarga;Tidak sedang menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana cara Prabowo memutuskan cawapresnya? 'Kelihatannya memang satu aja itu (pematangan cawapres),' ujar Ketua DPW PAN Jakarta, Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio di Jalan Kertanegara Nomor IV, Jakarta Selatan, Rabu (18/10). 'Ya harusnya dari kemarin sudah ketemu. Kaya semalam saja saya sudah ke Pak Prabowo dan menginformasikan bahwa 'pak mohon maaf harusnya ada pertemuan antarketum' tapi Pak Prabowo mengatakan 'harus saya menunggu ketum, yaitu Pak Zulkifli Hasan'. jadi artinya beliau memang menunggu pak Zul.'
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
-
Siapa yang daftar capres cawapres? 'Pada hari Sabtu sore, kami telah mendapatkan surat, menerima surat pemberitahuan rencana pendaftaran partai koalisi, atau gabungan partai politik dari Partai NasDem, Partai PKB, dan Partai PKS,' kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik dalam konferensi pers di KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (16/10).
-
Bagaimana cara memilih calon kepala daerah di Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik. Kemudian, rakyat dapat memilih calon kepala daerah sesuai dengan preferensi mereka.
-
Dimana pendaftaran capres cawapres? Pasangan bacapres-bacawapres diwajibkan membawa dokumen yang berisi visi dan misi programnya sebagai bahan kampanye saat melakukan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Berikut ini cawapres-cawapres potensial yang perlu dilirik Jokowi. Setidaknya nama-nama ini terekam dalam survei:
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Siapa yang tak kenal Agus atau AHY sekarang. Namanya meledak dan dikenal luas masyarakat setelah ikut pertarungan Pilgub DKI 2017. Kini namanya mulai disebut-sebut bakal maju Pilpres 2019.
Nama AHY bahkan moncer di sejumlah lembaga survei sebagai bakal calon wakil presiden. Padahal namanya termasuk baru dalam panggung perpolitikan nasional.
Survei Indo Barometer menempatkan AHY berada di posisi teratas sebagai cawapres jika disandingkan dengan incumbent Joko Widodo (Jokowi). Pasangan Jokowi-AHY, menurut Indo Barometer, diprediksi akan meraup 48,6 persen.
AHY dinilai tinggi jika dipasangkan dengan Jokowi karena berlatar belakang militer. Jokowi disebut membutuhkan kombinasi sipil-militer di Pemilu 2019.
Survei ini dilakukan sejak 15-23 November 2017 dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan 95 persen tingkat kepercayaan. Survei melibatkan 1.200 responden.
AHY bahkan siap bila dipercaya oleh masyarakat sebagai salah satu calon presiden maupun calon wakil presiden 2019. Apalagi saat ini putra Presiden SBY telah mulai bersafari politik ke berbagai daerah.
"Saya mengamini jika ada masyarakat yang berharap saya menjadi calon alternatif, suatu saat, kapan itu, hanya Tuhan dan sejarah yang tahu," katanya.
Gatot Nurmantyo
Tak hanya AHY, nama mantan panglima TNI juga menjadi kandidat terkuat mendampingi Jokowi maju di pilpres 2019. Hal itu terlihat dalam survei Media Survei Nasional (Median). Tingkat elektabilitas Gatot terus meroket. Pada bulan Oktober 2017, 2,8 persen, lalu meningkat di bulan Februari 2018 5,5 persen.Cukup tingginya nama Gatot salah satunya dinilai oleh masyarakat merupakan sosok tegas, yaitu sekitar 21,4 %. Kemudian, Gatot dinilai sebagai sosok pembela umat Islam sekitar 14,3 persen.
Muhaimin Iskandar
Yang ketiga ada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Bahkan dia dengan percaya diri meyakini Jokowi akan memilihnya sebagai cawapres di Pemilu Serentak 2019 mendatang."Saya masih optimis Pak Jokowi akan mengajak saya," kata Cak Imin beberapa waktu lalu.Cak Imin mengklaim, mayoritas kader PKB menginginkan dirinya maju sebagai cawapres Jokowi. Namun, dia mengaku tak ingin terburu-buru mendeklarasikan diri karena masih akan berkeliling untuk menyerap aspirasi kader dan publik soal maju di Pilpres."Ya pastinya begitu mungkin, tapi kita tunggu saja hasil keliling saya ke berbagai tempat di seluruh Jawa dan Indonesia," tegasnya.Hingga saat ini, PKB belum menentukan arah dukungan dan koalisi. Cak Imin menegaskan, keputusan akan diambil setelah mendapat pertimbangan dari para kiai. Namun, dia mengisyaratkan bakal kembali bergabung bersama partai koalisi pemerintah karena faktor kenyamanan.Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Cak Imin pendapatkan persentase tertinggi sebagai calon wapres terkuat dari kalangan muslim. Cak Imin mendapatkan persentase suara sebesar 14,9 persen. Lebih tinggi dari empat calon lainnya yakni Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan 3,8 persen, Ketua DPD Demokrat yang saat ini menjabat Gubernur NTB TGB M Zainul Majdi 2,2 persen, Presiden PKS Sohibul Iman 1,9 persen, dan Ketum PPP Romahurmuzy 1,1 persen. Sementara 76,1 persen responden menjawab tidak tahu, tidak jawab, rahasia, atau belum memutuskan.
Mahfud MD
Baru-baru ini yang ramai dibicarakan ada nama Mahfud MD. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu juga potensial yang mewakili kalangan muslim, sama seperti Cak Imin.Mahfud sendiri sudah memberikan sinyal bersedia bila dipinang Jokowi. "Soal saya karena saya katakan tidak ingin, tidak inginnya tidak aktif saya juga bukan tidak mau. Karena kalau tak mau itu diartikan sombong," kata Mahfud di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta , Rabu (14/3) lalu.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo membandingkan Indonesia dengan negara yang memiliki wapres lebih dari satu.
Baca SelengkapnyaHasto pun mengaku, jika Megawati Soekarnoputri tengah melakukan kontemplasi serta pengkajian.
Baca SelengkapnyaPKB gerah koalisinya dengan Gerindra belum juga memutuskan siapa calon wakil presiden yang akan diusung. 11 bulan koalisi berjalan tetapi belum ada keputusan.
Baca SelengkapnyaKoalisi pendukung berambisi untuk bisa menang dalam satu putaran di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo tidak menepis ataupun membenarkan terkait kabar pertemuannya dengan Gibran dan Jokowi di Istana.
Baca SelengkapnyaJokowi beralasan, fokusnya bekerja saat ini juga dilandasi kekhawatiran situasi global yang tidak menentu.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil masuk radar bacawapres Ganjar dan Prabowo
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP memastikan nama calon Cawapres Ganjar telah ada.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan Bacawapres Ganjar Pranowo semakin mengerucut.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat mengungkapkan sosok Bacawapres untuk Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaAda banyak koalisi partai politik yang mengusung calon kepala daerah pada Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya