Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Cerita inspiratif tentang 'si miskin' yang berkurban

4 Cerita inspiratif tentang 'si miskin' yang berkurban Mak Yati. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Hampir setiap tahun ada hikmah yang dapat dipetik dari penyelenggaraan ibadah kurban. Tahun kemarin saja, beberapa orang muncul membawa inspirasi dan cerita mengharukan tentang nikmatnya berkurban. Betapa tidak di tengah keterbatasan secara finasial, mereka bertekad ingin berkurban.

Receh demi receh mereka kumpulkan tiap harinya untuk dapat berkurban. Mereka sadar bahwa kurban ini menjadi kendaraan mereka nanti di hari akhir. Kemunculan mereka seolah kontras dengan kaum borjuis yang lebih suka menimbun kekayaan daripada membeli hewan kurban.

Hasil pengorbanan si miskin ini pun berbalas, banyak di antara mereka mendulang rezeki. Pemulung Mak Yati misalnya dapat durian runtuh berupa rumah dari pemerintah atau si miskin lainnya yang derajat menjadi terpandang di mata publik.

Orang lain juga bertanya?

Menyambut hari raya Idul Adha merdeka.com merangkum sosok si miskin yang ikhlas berkurban. Berikut sosok-sosok tersebut.

Mak Yati

Yati (60), seorang nenek yang tinggal di Tebet, Jakarta Selatan ini bukan orang kantoran atau tinggal di rumah gedongan. Yati hanya seorang pemulung, tiap hari mencari sampah untuk mengais rizki yang halal.Meski pendapatannya tak seberapa, hanya Rp 25 ribu per hari, Yati punya tekad kuat untuk bisa berkurban di Hari Raya Idul Adha. Niatnya itu akhirnya bisa tercapai."Saya nabung tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta, yang kecil Rp 1 juta," kata Yati saat berbincang dengan merdeka.com di rumahnya 2012 lalu.Yati tiap hari dibantu Maman (35). Kadang untuk menambah penghasilan, Maman ikut menarik sampah di sekitar Tebet. "Penghasilan sehari tak tentu. Seringnya dapat Rp 25 ribu. Dihemat untuk hidup dan ditabung buat beli dua kambing itu," kisah Yati.Yati mengaku sudah seumur hidup ingin berkurban. Wanita tua asal Madura itu malu terus mengantre daging kurban. Keinginan ini terus menguat, saat bulan Ramadan. Yati makin giat menabung."Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasaan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir," jelasnya.Yati membeli dua kambing itu di Pancoran. Maman yang mengambil dua kambing itu dengan bajaj dan memberikannya ke panitia kurban di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Saat Maman menyerahkan dua kambing untuk kurban itu, jemaah masjid megah tersebut meneteskan air mata haru.Yati sehari-hari tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah Tebet. Tak ada barang berharga di pondok 3x4 meter itu. Sebuah televisi rongsokan berada di pojok ruangan. Sudah bertahun-tahun TV itu tak menyala.Yati mengaku sudah lama tinggal di pondok itu. Dia tak ingat sudah berapa lama membangun gubuk dari triplek di jalur hijau peninggalan Gubernur Legendaris Ali Sadikin itu. "Di sini ya tidak bayar. Mau bayar ke siapa? ya numpang hidup saja," katanya ramah.Setiap hari Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam urat sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis."Biar ngesot saya harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan kerja. Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo," akunya.

Iwan Lutfi

Cerita mengharukan juga datang dari Iwan Lutfi. Profesinya juga bukan orang kantoran atau bos besar di perusahaan. Iwan hanya orang biasa. Dia sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Pemulung ini sejak lama juga ingin berkurban seperti orang berpunya. Niatnya itu tahun ini akhirnya kesampaian."Hari Senin malam ada kenalan yang datang ke rumah. Mereka memberi tahu kalau ada seorang dermawan yang akan membelikan kambing kurban. Saya pikir itu kambing kurban untuk disembelih di sini. Ternyata saya dibelikan kambing untuk berkurban," kata Iwan, yang biasa disapa dengan Acoy.Setelah mendapat hewan kurban, hati dan pikiran Acoy setengah tidak percaya. Keinginannya bertahun-tahun akhirnya terwujud."Saya enggak tahu tiba-tiba dibawain kambing. Kambingnya besar, di atas dua jutaan saya kira," katanya. Acoy tak habis pikir bagaimana Allah menggerakkan hati dermawan untuk memberi rezeki kurban pada keluarganya."Saya ingat benar Minggu malam itu saya nonton sinetron tentang haji. Istri saya nanya, Abi kapan kita naik haji? Terus kapan kita kurban? Malam itu istri saya tahajud katanya pengin kurban. Saya hanya bisa minta istri berdoa. Pagi harinya istri saya bilang tangannya gatal, katanya mungkin mau dapat rezeki. Eh nggak nyangka malamnya langsung dikabulkan," jelasnya.Acoy tinggal di daerah kumuh dekat pasar kembang Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sehari-hari Acoy bekerja sebagai pemulung. Namun Acoy tidak hanya memulung, dengan kemampuannya, Acoy mengubah triplek bekas menjadi miniatur rumah dan kendaraan. "Kami memang kurang tapi pantang mengemis. Saya berusaha hidup lebih baik untuk anak-anak," ujarnya.

Yu Timah

Yu Timah, nenek berusia 50 tahun ini membuat banyak orang malu dan berkaca. Nenek yang tinggal sendiri di rumah belantai tanah dan berdinding anyaman bambu mampu membeli seokor kambing untuk kurban. Yu Timah rupanya sudah bertekad keras untuk berkurban, padahal dirinya hanyalah seorang penjual nasi bungkus.Keterbatasan ini tak menghalanginya,setiap menerima Bantuan Langsung Tunai Yu Timah selalu menyimpan uang itu di bank. Uang itu dia kumpulkan sedikit demi sedikit hingga mencapai Rp 600 ribu. Suatu kali Yu Timah yang merasa uangnya sudah cukup, pun lekas ke bank untuk menggambil uang."Saya mau beli kambing kurban, Pak! Kalau 600 ribu saya tambahi dengan uang saya yang di tangan, cukup untuk beli satu kambing." ujar dia kepada pegawai bank seperti yang dikutip dari laman dompet dhuafa, Jumat (3/10).Sayang, saat itu bank telah tutup. Pegawai pun iseng bertanya untuk apa uang itu. Dengan malu, Yu Timah mengatakan hendak berkurban."Iya, Yu. Senin besok uang Yu Timah akan diberikan sebesar 600 ribu. Tapi Yu, sebenarnya kamu tidak wajib berkurban. Yu Timah bahkan wajib menerima kurban dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Jadi, apakah niat Yu Timah benar-benar sudah bulat hendak membeli kambing kurban?" tanya pegawai tersebut.Lantas dengan wajah berseri, Yu Timah mengatakan, "Iya Pak. Saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin berkurban. Selama ini memang saya hanya jadi penerima. Namun sekarang saya ingin jadi pemberi daging kurban."

Bambang

Rasa haru menyelimuti kota Purworejo saat Bambang, penarik becak memberi sapi untuk dijadikan kurban pada Idul Adha tahun lalu. Selama 5 tahun, Bambang mengumpulkan uang dari mengayuh becak untuk membeli sapi seharga Rp 13 juta. Uang itu dikumpulkan hari demi hari di jok becak miliknya."Alhamduillah, kulo tiyang mboten gadah, tesih saget kurban (Saya orang miskin masih bisa kurban)," kata Bambang, saat ditemui di rumahnya, Senin (14/10/2013) siang.Bahkan hasil dari menarik becak ini pun tak seberapa, biasanya dia mendapat hasil sebanyak Rp 20.000-Rp 50.000. Namun dengan kesungguhan uang untuk membeli hewan kurban pun kesampaian.Kegembiraan juga turut dirasakan tetangga Banbang. Beramai-ramai tetangga Bambang mengarak sapi yang dibeli Bambang dari menarik becak.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Inspiratif Penjual Cilok di Majalengka, Mampu Beli Hewan Kurban dari Menabung Uang Receh Selama 10 Bulan
Cerita Inspiratif Penjual Cilok di Majalengka, Mampu Beli Hewan Kurban dari Menabung Uang Receh Selama 10 Bulan

Keterbatasan penghasilan bukan halangan bagi seorang penjual cilok di Majalengka. Dia mampu membeli hewan kurban setelah menabung uang receh.

Baca Selengkapnya
Kisah Wahidun, Buruh Bangunan Nabung Rp55 Ribu Setiap Pekan untuk Berkurban Sapi
Kisah Wahidun, Buruh Bangunan Nabung Rp55 Ribu Setiap Pekan untuk Berkurban Sapi

Niat tulusnya untuk berkurban dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya tercapai.

Baca Selengkapnya
Momen Mengharukan Non Muslim Dapat Makan di Masjid saat Lapar & Tak Punya Uang, 'Aku Makan Sambil Menangis'
Momen Mengharukan Non Muslim Dapat Makan di Masjid saat Lapar & Tak Punya Uang, 'Aku Makan Sambil Menangis'

Berikut cerita seorang non Muslim nangis dapat makan gratis di Masjid.

Baca Selengkapnya
Cara Sederhana Agar Tetap Bisa Berkurban, Meski Keuangan Cekak
Cara Sederhana Agar Tetap Bisa Berkurban, Meski Keuangan Cekak

Cara ini bisa membuat Anda disiplin, uang untuk membeli hewan kurban bisa terkumpul.

Baca Selengkapnya
Kisah Supartono, Pemulung dan Tukang Becak Asal Ponorogo yang Berangkat Haji Tahun Ini
Kisah Supartono, Pemulung dan Tukang Becak Asal Ponorogo yang Berangkat Haji Tahun Ini

Kisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.

Baca Selengkapnya
Cerita Haru Seorang Yatim Piatu Punya Banyak Tetangga Baik Hati & Perhatian, 'Aku Bisa Survive Sampai Sekarang'
Cerita Haru Seorang Yatim Piatu Punya Banyak Tetangga Baik Hati & Perhatian, 'Aku Bisa Survive Sampai Sekarang'

Berikut cerita haru seorang yatim piatu yang punya banyak tetangga baik hati dan perhatian.

Baca Selengkapnya
Cara Unik Warga Perumahan di Depok Rayakan Iduladha, Edukasi Anak-Anak Seputar Tata Cara Kurban
Cara Unik Warga Perumahan di Depok Rayakan Iduladha, Edukasi Anak-Anak Seputar Tata Cara Kurban

Anak-anak di wilayah Kota Depok, Jawa Barat merayakan hari raya Iduladha dengan belajar tata cara berkurban.

Baca Selengkapnya
FOTO: Indahnya Berbagi Pakaian dan Sayur Gratis di Tengah Ramadan ala Warga Jati Padang
FOTO: Indahnya Berbagi Pakaian dan Sayur Gratis di Tengah Ramadan ala Warga Jati Padang

Ini menjadi tahun ke-7 warga RT 02/04 Jati Padang dan para donatur membagikan sayuran, bahan makanan, dan baju bekas layak pakai untuk warga kurang mampu.

Baca Selengkapnya
Pasangan Suami Istri Pemulung ini Berpenghasilan Rp25 Ribu Per Hari, Ucok Baba Melongo 'Ibu Hari Ini Mau Buka Puasa dengan Apa'
Pasangan Suami Istri Pemulung ini Berpenghasilan Rp25 Ribu Per Hari, Ucok Baba Melongo 'Ibu Hari Ini Mau Buka Puasa dengan Apa'

Ucok Baba yang datang bersama anak laki-lakinya memberikan bantuan untuk pasangan suami istri yang bekerja sebagai pemulung tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Antusiasme Warga Limo Depok Antre Panjang Demi Takjil Gratis di Masjid Wihdatul Ummah
FOTO: Antusiasme Warga Limo Depok Antre Panjang Demi Takjil Gratis di Masjid Wihdatul Ummah

Takjil yang dibagikan gratis ini berasal dari dana sumbangan warga sekitar masjid.

Baca Selengkapnya
Hanya Ingin Makan Ayam, Kisah Ibu Pemulung dan Lima Anaknya Ini Bikin Haru
Hanya Ingin Makan Ayam, Kisah Ibu Pemulung dan Lima Anaknya Ini Bikin Haru

Kisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.

Baca Selengkapnya
Relawan Mas Gibran Bagi-Bagi Sembako di Tiga Provinsi Berbeda
Relawan Mas Gibran Bagi-Bagi Sembako di Tiga Provinsi Berbeda

Relawan Mas Gibran menggelar bagi-bagi sembako di tiga provinsi berbeda

Baca Selengkapnya