4 Cerita pedagang beras berbahan plastik di Bekasi
Merdeka.com - Warga Bekasi, Jawa Barat, Dewi Setiani merasa resah ketika memakan beras yang dibelinya. Bentuk hingga rasa beras tersebut aneh karena seperti plastik.
Dewi membeli persediaan beras di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi untuk diolah menjadi nasi uduk. Menurut pedagang, beras ini berasal dari Karawang dengan merek Straramos.
Seketika temuan ini membuat geger lingkungan tempat tinggal Dewi. Disperindag kota Bekasi menggelar inspeksi mendadak (sidak) terhadap sejumlah pedagang beras.
-
Dimana stok beras disimpan? Jokowi mengklaim stok beras di pasaran juga aman. Bahkan, katanya, stok di Gudang Bulog Cibitung Bekasi dan Pasar Induk Beras Cipinang melimpah.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Dimana Emping Beras berasal? Salah satu makanan tradisional asal Bangka Belitung adalah Emping Beras.
-
Dari mana beras Pandan Wangi berasal? Beras ini berasal dari daerah Cianjur, Jawa Barat, dan terkenal dengan aroma wangi yang mirip dengan daun pandan.
-
Dimana beras varietas baru dibuat? Sebuah tim ahli riset dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil menciptakan varietas beras baru yang mengandung campuran protein daging sapi serta sel lemak.
-
Dimana beras dikumpulkan? Pada 2 Juli 1946, koran Kedaulatan Rakjat yang terbit di Yogyakarta memberitakan bahwa di Banyuwangi sudah terkumpul sekitar 20.000 ton beras untuk India.
Polisi turun tangan membawa pedagang S untuk dimintai keterangan. Polisi kini tengah menelusuri asal usul beras tersebut.
Berikut cerita beras berbahan plastik:
Pedagang mengaku beras berbahan plastik dari Karawang
Pedagang S mengaku bahwa dirinya mengenal Dewi sebagai pelanggan. Namun dia belum pernah menerima keluhan mengenai beras yang dia jual."Ibu Dewi yang jual nasi uduk? Iya saya tahu dia sering beli beras di sini. Ya belinya yang ini," ujar S ketika ditanya oleh Kabid Disperindag, Herbert Panjaitan sambil menunjukkan beras seharga Rp 8.000, di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi, Selasa (19/5).Ketika disinggung isu beras plastik, S mengaku baru mengetahuinya tadi malam melalui media sosial. Sementara itu, mengenai beras palsu yang dijualnya, S mengaku tidak mengetahui hal tersebut, karena dia adalah orang ketiga."Saya membeli beras ini juga dari penjual di Duren Jaya, dan yang di Duren Jaya itu yang memasok beras dari pabriknya langsung di Karawang. Jadi saya enggak tahu beras ini asli atau palsu," imbuh S.
Polisi periksa pedagang beras berbahan plastik
Menindaklanjuti dugaan adanya beras palsu dari plastik, Kepolisian Sektor (Polsek) Bantargebang memeriksa pedagang beras di Pasar Mutiara Gading Timur. Selain pedagang berinisial S itu, polisi juga mencatat nama pegawai yang bekerja di toko tersebut.Pantauan merdeka.com, sempat terjadi adu pendapat antara polisi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi Kota Bekasi (Disperindag) karena pengamanan tersebut belum waktunya dilakukan. Sebab, belum ada bukti-bukti bahwa beras tersebut benar mengandung bahan sintetis.Meski begitu, polisi tetap membawa S ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. S sendiri tidak melawan saat petugas membawanya, bahkan dia mengizinkan pihak Disperindag untuk mengambil sampel dari beras tersebut. Sedangkan toko beras milik S ditutup selama berlangsungnya pemeriksaan.Sebelumnya, Disperindag kota Bekasi menggelar inspeksi mendadak (sidak) terhadap sejumlah pedagang beras. Tindakan ini dilakukan usai terungkapnya beras palsu berbahan plastik.
Disperindag sidak pedagang beras
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Bekasi melakukan survei terkait isu adanya beras palsu yang terbuat dari plastik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari isu tersebut."Kami menerima laporan Polsek Mustika Jaya bahwa ada peredaran beras dari bahan sintetis, makanya hari ini kami langsung survei," ujar Kepala Bidang Disperindag, Herbert Panjaitan, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5).Herbert menjelaskan bahwa pihaknya akan mengambil sampel untuk kemudian di uji laboratorium untuk melihat apa ada kandungan sintetis di dalam beras tersebut. Untuk uji lab ini, Disperindag akan bekerjasama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).Lebih lanjut Herbert mengatakan hasil laboratorium akan diketahui dalam tiga hari. Jika dalam hasil lab ditemukan kandungan sintetis, maka kasus ini akan merambah ke proses pidana."Kalau masalahnya hanya ada kutu atau batu itu hal yang biasa karena proses alam. Tapi kalau sudah ada kandungan bahan sintetis itu sudah mengarah pidana," imbuh Herbert.
Pembeli yakin pedagang S hanya korban
Munculnya isu beras palsu berbahan plastik membuat Polisi Sektor Bantar Gebang, Bekasi Timur membawa pedagang S untuk dimintai keterangan. Tindakan tersebut sontak membuat masyarakat sekitar terkejut.Dalam kesehariannya, S dikenal sebagai pedagang yang baik dan ramah. Hal ini diakui oleh Yana, salah satu pedagang di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi yang juga merupakan pelanggan S."Dia (pedagang S) itu orangnya baik, ramah, dan pelayanannya juga bagus. Banyak yang beli beras di dia. Pedagang-pedagang di sini juga pada beli beras di dia. Makanya saya kaget pas ada ini (sidak)," ujar Yana, Selasa (19/5).Di sisi lain, saudara S, Jani Tarigan juga merasa terkejut. Menurutnya, S tidak bersalah dam kasus ini."Kalau memang terbukti beras itu plastik, maka dia juga jadi korban. Karena dia juga tidak tahu apakah beras itu asli atau palsu. Dia juga cuma beli di orang lain bukan langsung dari pabriknya. Kalau dia tahu itu palsu tidak akan dia jual itu," jelas Jani ketika diwawancara terpisah. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beras merupakan salah satu sumber makanan pokok memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini untuk menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPihaknya sempat kesulitan untuk masuk kedalam gudang beras yang telah diindikasi melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaTingginya harga beras medium dan premium membuat konsumen beralih ke beras Bulog dengan harga Rp47.500 per kemasan 5 kg.
Baca SelengkapnyaSatgas pangan Polri memastikan bahwa harga beras akan turun dalam waktu dekat ini
Baca SelengkapnyaStok beras premium masih terbatas karena belum masuk waktu panen sehingga harganya lebih tinggi dari biasanya.
Baca SelengkapnyaStok beras di sejumlah mini market, seperti Alfamart, Indomaret hingga Alfamidi kawasan Cilangkap, Jakarta Timur langka.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaBanyak pedagang nakal yang menjual kembali beras milik pemerintah.
Baca SelengkapnyaSelain Pasar Induk Beras Cipinang, Pasar Johar Karawang merupakan pasar grosir produsen yang juga penting.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaJokowi berjanji untuk mengajak insan media untuk melihat langsung kondisi stok beras di toko ritel.
Baca Selengkapnya