4 Curhat SBY soal pernyataannya yang dipelintir media
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) sering curhat lantaran pernyataannya di media menurutnya sering dipelintir, alias tidak sesuai dengan apa yang dia sampaikan. Tak cuma media nasional saja, SBY bahkan pernah ngambek pada media Singapura, yang menurutnya sering mencari-cari kesalahan.
Terakhir, kemarin, Kamis (15/11), Presiden SBY ngambek lantaran pernyataannya dipelintir oleh dua media nasional.
"Ya saya lihat itu jadi dipolitikkan. Pernyataan Presiden jadi ngomong begini, tahu-tahu dipelintir menjadi apa-apa dan sebagainya," ujar Mensesneg Sudi Silalahi usai rapat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, kemarin.
-
Kenapa 'Presiden' trending topik? Acara ini menarik perhatian banyak warganet, dan di platform X atau Twitter, kata kunci 'Presiden' menjadi trending topic dengan ribuan komentar mengenai program kerja Prabowo-Gibran serta ucapan selamat.
-
Siapa yang tak tergantikan di media? Ada plus dan minusnya, pisau bermata dua. (Jurnalis) tak akan pernah tergantikan karena unsur mendefinisikan kepentingan publik meraba perasaan publik itu kan membutuhkan manusia. Tidak bisa dikerjakan si mesin, menganalisis, lagi-lagi media itu membutuhkan independensi
-
Siapa presiden pertama Singapura? Fakta menarik tentang negara Singapura lainnya ialah presiden pertamanya keturunan Indonesia, ialah Yusof Ishak.Pria kelahiran Padang Gajah, Terong, Malaysia 12 Agustus 1910 itu menjabat sebagai presiden pertama Singapura.
-
Apa saja surat kabar yang pernah beredar di Bandung? Berbagai koran terbit di Kota Kembang, seperti AID de Preanger Bode yang jadi salah satu koran tertua, ada juga Harian Banten, Harian Karja, Indonesia Express, hingga Pikiran Rakjat yang melegenda.
-
Siapa pemimpin tertinggi di Malaysia? Kekuasaan tertinggi di negara Malaysia dipegang oleh seorang raja yang bergelar Sri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agongkan, dipilih oleh 9 sultan melayu dan menjabat selama 5 tahun.
Berikut curhatan-curhatan SBY yang berhasil dihimpun merdeka.com terkait pernyataannya yang dipelintir oleh media:
Marah dengan media Singapura
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) prihatin atas pemberitaan yang dilakukan sejumlah media akibat kabut asap. Akibatnya, imej Indonesia dipandang buruk oleh masyarakat di seluruh dunia, sebab dianggap terus mencemari udara."Saya ikuti sendiri, saya baca sendiri, bahwa sejak tahun 1997 Indonesia dianggap terus mencemari udara Singapura. Saya kira berlebihan, saya yakin bahwa singapura ataupun Indonesia juga sama-sama mendapatkan benefit dalam kerjasama kedua negara, utamanya di bidang ekonomi dan di bidang bisnis," kata SBY usai mendarat dari Bali di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (26/6) lalu.SBY mengaku kecewa dengan pemberitaan tersebut, padahal Indonesia tengah berupaya melakukan pemadaman atas kebakaran hutan di Sumatera. Dia kembali menegaskan, kejadian tersebut bukan sebuah kesengajaan, namun faktor alam juga menjadi penyebab meluasnya kabut asap hingga ke Singapura."Tentu menyakitkan kalau dikesankan Indonesia ini menimbulkan masalah bagi tetangga-tetangganya. Dan saya sekali lagi menyayangkan acara pemberitaan itu di saat kami sedang serius menghadapi bencana asap dan ladang ini," keluhnya.Meski bukan kesengajaan yang dilakukan Indonesia, imbuh SBY, namun pemerintah tidak melempar tanggung jawab dengan menyalahkan pihak-pihak lainnya. Sebab, BNPB dibantu TNI telah melakukan dua kali penerbangan dengan pesawat Hercules C130 dan CN 235 dengan 3.049 prajurit dan satuan tugas."Semua kita lakukan untuk rakyat sendiri dan tetangga-tetangga kita, jangan dikirimkan signal yang keliru atas apa yang dilakukan Indonesia ini. Saya masih percaya kita semua punya hati, kita semua ingin menjalin kerjasama dan mitra kerjasama sebaik-baiknya, dan dengan itu lah hubungan kita dengan siapapun akan baik dan baik untuk kita," tandasnya.
SBY mengaku jadi korban media
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan dirinya merupakan salah satu dari korban pers. Namun dirinya juga berterimakasih karena kritikan dan kecaman yang dilakukan media telah menjadi cambuk untuk melaksanakan tugasnya lebih baik dan menjadikan dirinya bertahan."Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterimakasih kepada pers," kata Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/10).Presiden melanjutkan, "Kalau saya tidak dikritik, dikecam sejak hari pertama saya jadi Presiden, mungkin saya sudah jatuh, mungkin saya semau-maunya, mungkin gegabah dalam mengambil keputusan, mungkin kebijakan saya malah aneh-aneh, mungkin saya merasa wah saya bisa memimpin bisa berbuat apa saja, saya berterimakasih terhadap semua itu."Silaturahmi tersebut sekaligus juga pengumuman susunan Pengurus PWI Pusat periode 2013-2015. Ketua Umum adalah Margiono, Ketua Dewan Kehormatan Ilham Bintang, Ketua Dewan Penasehat Tarman Azzam, Ketua PWI Foundation Sofyan Lubis. Selain itu juga sejumlah perangkat lainnya di antaranya Ketua Confederation of ASEAN Journalists Akhmad Khusaeni, Ketua Biro Kerjasama Luar Negeri Teguh Santosa.SBY juga menyatakan mendukung program Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan menyindir cara kerja insan pers atau media massa. Sindiran Presiden SBY , terkait pemberitaan yang terkadang atau terkesan kurang memperhatikan ketentuan check and recheck (pengecekan ulang) kepada mereka yang menjadi sasaran berita tersebut."Karenanya sangat banyak korban pemberitaan, yang belum tentu kebenaran berita tersebut," ujar pendiri Partai Demokrat itu.
SBY curhat pernyataannya soal gaji dipelintir media
Di hadapan bupati dari seluruh Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluh soal pernyataannya yang kerap dipelintir oleh media. Pengakuan itu dia sampaikan saat menyampaikan langsung soal permintaan kenaikan gaji oleh Ketua Umum Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Irsan Noor.Hal ini terjadi saat Irsan Noor mengeluh dan meminta kenaikan gaji kepada Presiden SBY. SBY pun memberi lampu hijau soal keluhan tersebut. Namun tidak sekadar lampu hijau, SBY pun curhat di hadapan para bupati seluruh Indonesia itu."Soal gaji. Ini pers ada di belakang, tolong dengarkan baik-baik jawaban saya, karena saya penah dihajar, statement saya dipotong, dilepas dari konteksnya, digoreng ke sana ke mari, akhirnya saya hanya katakan Ya Allah," cerita SBY saat memberikan sambutan pada acara Rakernas Apkasi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (20/2) lalu.Mendengar pengakuan itu, sejumlah hadirin yang terdiri dari seluruh bupati seluruh Indonesia lantas tertawa dan tersenyum. Namun, sebagian di antaranya tetap menyimak dengan serius pernyataan tersebut.Menurut SBY, dia memang menyampaikan pernyataan mengenai gaji yang ia terima tidak naik-naik, namun banyak yang media yang kreatif kemudian melintir pernyataannya."Saya menyampaikan statement seperti itu, tapi banyak yang kreatif, akhirnya dipelintir ke sana ke mari, digoreng," keluhnya."Oleh karena itu, saksinya banyak ini, kalau nanti ada TV, radio, media cetak yang ungkapkan lain seolah-olah presiden mengeluh karena gaji, saudara saksinya," lanjut SBY disertai tepuk tangan.
Dipelintir 2 media massa, SBY ngambek
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kekecewaannya kepada media melalui Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. SBY merasa beberapa pernyataannya dipelintir bahkan seolah-olah dipolitisir."Ya saya lihat itu jadi dipolitikkan. Pernyataan Presiden jadi ngomong begini, tahu-tahu dipelintir menjadi apa-apa dan sebagainya," ujar Sudi usai rapat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (14/11) kemarin.Menurut Sudi, SBY mengatakan bahkan pernyataannya dihadapkan dengan pihak-pihak tertentu yang menimbulkan kontroversi di masyarakat."Bahkan dihadap-hadapkan Presiden dengan pihak-pihak lain padahal sama sekali nggak ada hubungannya dengan itu," ujar Sudi.Menurut Sudi, padahal maksud pernyataan SBY hanya menanggapi persoalan yang terjadi sehari-hari."Presiden memberikan pernyataan konteksnya masalah-masalah yang dihadapi dengan persoalan-persoalan yang dihadapi sehari-hari," ujar Sudi.Sayangnya, Sudi enggan membeberkan media apa yang sering memelintir pernyataan SBY. Sudi menyebut ada dua media yang kerap memelintir pernyataan SBY, bahkan terus di running setiap harinya."Sudahlah. Jangan jadi kura-kura dalam perahu lah," ujar Sudi sambil tertawa.
Baca juga:Sambil hujan-hujanan, SBY terima gelar Warga Kehormatan BrimobSering diberi arahan, Brimob anugerahi SBY Warga KehormatanPeringati HUT ke-68, Brimob sematkan warga kehormatan untuk SBYSBY curhat ucapannya sering dipolitisasi mediaPernyataannya dipelintir dua media, SBY ngambek (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.
Baca SelengkapnyaSusilo Bambang Yudhoyono merespons soal kritikan yang disampaikan kalangan akademisi terkait demokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaTindakan itu mengganggu proses pekerjaan para jurnalis yang ingin meliput momen SYL keluar ruangan.
Baca SelengkapnyaPanda yang penasaran akhirnya menemui Hendraman pada esok harinya tanpa memberi tahu kalau bertemu Sudi Silalahi sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.
Baca SelengkapnyaWartawan dikeroyok saat liputan sidang vonis kasus korupsi mantan Mentan SYL.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaSalah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaRoy Suryo sebelumnya mengancam bakal melaporkan Ketua KPU Hasyim Asy'ari ke polisi usai menyebutnya tukang fitnah.
Baca SelengkapnyaBegini potret jenderal TNI peraih Adhi Makayasa santai makan mi instan. Banyak warganet salah fokus.
Baca Selengkapnya