4 Fakta dahsyatnya letusan Gunung Kelud
Merdeka.com - Meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur pada Kamis (13/2), menyisahkan berbagai fakta menarik. Mungkin tidak hanya menarik bahkan hingga mencengangkan.
Selain membuat puluhan ribu warga mengungsi, nyatanya material yang berterbangan akibat letusan gunung ini amat tinggi. Material tersebut berupa batu panas yang diembuskan dari dalam.
Gunung yang menurut sebagian masyarakat Kediri, Jawa Timur, ini terbentuk dari sebuah pengkhianatan cinta seorang putri terhadap dua raja sakti tersebut ketika meletus awan panasnya menembus hingga puluhan kilometer. Bahkan, staf ahli Menteri ESDM Surono mengatakan, Gunung Kelud dikenal selalu memiliki kekuatan letusan yang besar sehingga berbahaya bila berada dalam radius yang berbahaya.
-
Kapan Gunung Kelud mulai aktif? Dari sinilah, Gunung Kelud mulai aktif dan meletus dari waktu ke waktu.
-
Kapan gunung meletus? Dengan adanya faktor-faktor tersebut, terjadilah letusan gunung meletus yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kehidupan manusia.
-
Kenapa Gunung Kelud menarik? Pemandangan indah dari gunung ini tersaji sejauh mata memandang.
-
Dimana lokasi wisata Gunung Kelud? Gunung Kelud merupakan salah satu wisata alam Kediri yang sudah sangat terkenal, baik dari berita tentang aktifnya gunung ini, dan tentunya karena keindahan alamnya.
-
Apa Gunung Kelam? Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit. Gunung Kelam terkenal dengan tanaman endemik yaitu Kantong Semar dari jenis spesies Nepenthes clipeata.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
Berikut sejumlah fakta menarik dari letusan Gunung Kelud seperti dirangkum merdeka.com.
Radius awan panas sampai 10 km
Masyarakat diminta untuk tetap menjauhi zona radius 10 km dari Gunung Kelud untuk menghindari dampak erupsi yang bisa mematikan seperti awan panas. Staf ahli Menteri ESDM Surono mengatakan Gunung Kelud dikenal selalu memiliki kekuatan letusan yang besar sehingga berbahaya bila berada dalam radius yang berbahaya."Dalam (status) awas tadi malam pukul 21.15 WIB, radius bahayanya agar masyarakat tidak beraktivitas di radius 10 kilometer. Ada hujan kerikil dan abu itu lebat," kata Surono setelah rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Jumat (14/2).Surono menambahkan, dalam 10 kilometer merupakan jarak yang paling bahaya dari awan panas. Selain itu, letusan gunung berapi tidak bisa diprediksi volume letusannya, sehingga semua pihak diharapkan menunggu perkembangan."Oleh karena itu, jika Kelud kembali mengeluarkan letusan besar, katakanlah ini berhenti, kami belum cabut rekomendasi agar masyarakat tidak boleh masuk dalam radius 10 kilometer," kata Surono.
Tumpahkan material sampai 17 KM ke atas
Gunung Kelud meletus Kamis (13/2) pada pukul 22.50 WIB. Menurut Staf ahli Menteri ESDM Surono, material batu dilemparkan sejauh 17 km."Di ketinggian tertentu anginnya ke arah barat, makanya jam 06.30 WIB dilaporkan Wonosobo sudah ada hujan abu. Di Kabupaten Cilacap jam 07.00 WIB sudah sampai sana," kata Surono."Sedangkan bagian bawah, angin ke arah timur, kita sudah berkoordinasi dengan BMKG dan Kementerian Perhubungan, kemudian ada kewajiban kita melapor volcanic centre, bisa juga menjadi warning bagi penerbangan nasional," tambahnya.Pemerintah meminta masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Kelud tetap mematuhi peringatan bencana yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, badan penanggulangan bencana dan badan yang bertanggungjawab atas pengawasan gunung berapi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa."Mulai tadi pagi agak mereda dan saya minta tetap (karena) gunung api, meski ada monitoring waspada tidak boleh turun, pengungsi sabar, jangan buru-buru kembali, waspada tetap ikuti arahan dari PVMBG dan BNPB dan jangan buru-buru pulang," kata Menteri ESDM Jero Wacik.
Abu vulknik sampai Bandung dan Mataram
Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada Kamis (13/2) malam ternyata juga dirasakan dampaknya hingga wilayah Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Di wilayah Ampenan juga diguyur hujan abu."Letusan Gunung Kelud mencapai ketinggian 17 kilometer dan debunya terbawa angin ke beberapa daerah," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya seperti dikutip dari Antara, Jumat (14/2).Andi menjelaskan berdasarkan analisis BMKG, debu pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur Laut, pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah barat.Erupsi Gunung Kelud ini melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud.Wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir seperti di Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Bantul, Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Purworejo, Kebumen, Solo, Boyolali, Salatiga, Temanggung dan sebagainya yang terkena abu dan pasir belakangan waktunya."Sedangkan di bagian timur hujan abu hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Ampenan NTB," terangnya.Sedangkan di Bandung, seperti halnya terjadi di sekitar Jalan Diponegoro, Bandung. Kendaraan hitam yang terparkir di Museum Geologi Bandung cukup teramati jelas serpihan abunya."Saya parkir dari jam 9 tadi pagi, tapi sekarang mau pulang abu-abunya tiba-tiba sudah menempel," ungkap Tri, pemilik mobil kepada merdeka.com, Jumat (14/2).Saat dikonfirmasi Kasi Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur Kristianto mengatakan, abu vulkanik yang mulai teramati di Bandung disebabkan karena arah angin.
Ketebalan pasir capai 30 cm
Hujan batu letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam, dirasakan sampai radius 20 km dari puncak Kelud. Sementara, hujan kerikil dilaporkan sampai ke kota-kota terdekat dari Gunung Kelud seperti Kediri, Batu, maupun Blitar. Hujan abu dirasakan sampai Trenggalek.Wartawan merdeka.com Imam Mubarok, Jumat dini hari (14/2) pukul 2.10 WIB berada di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, 20 kilometer dari puncak. Menurut dia, ketebalan pasir sudah mencapai 10 cm.Beberapa anggota kepolisian di Polsek Wates memperkirakan dalam situasi seperti ini, ketebalan pasir dan kerikil di radius 10 kilometer dari puncak bisa mencapai 20-30 cm.
Baca juga: Wajah raksasa muncul ketika Gunung Kelud erupsi Tahun 1965, Gunung Kelud juga meletus pada Jumat Wage Penjelasan ilmiah akan 'hujan petir' ketika Gunung Kelud erupsi Legenda Gunung Kelud dan kisah pengkhianatan cinta Dewi Kilisuci Sejarah letusan Gunung Kelud dari masa ke masa (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus dahsyat pada Kamis (7/11). Letusan yang diiringi semburan material vulkanik setinggi 5.000 meter itu memicu kepanikan warga.
Baca SelengkapnyaGunung api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus dahsyat, Kamis (7/11).
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Deteksi 19 Gempa Guguran Gunung Ruang
Baca SelengkapnyaDalam 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaBegini suara letusan Krakatau pada tahun 1883 yang ledakannya 10 ribu kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaGelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (18/4) malam.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaWarga diminta waspada terhadap bencana susulan akibat letusan Semeru.
Baca SelengkapnyaAwas! Gunung Ruang Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 5 Km
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca Selengkapnya