4 Fakta lengkap TNI AL marah lalu pukuli 2 polisi
Merdeka.com - Pertikaian antara dua institusi penjaga keamanan TNI versus Polri belum juga tuntas. Gesekan kecil di antara dua anggota instansi tersebut seakan cepat mudah memicu api amarah.
Baru-baru ini hal seperti itu terjadi. Bengkel Cafe SCBD jadi saksi bisu kekerasan dan penganiayaan yang menimpa perwira menengah Polda Metro Jaya Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto. Mereka dianiaya puluhan anggota POM TNI AL pada Minggu (8/2) dini hari.
Penganiayaan ini didahului oleh adu mulut dan tindakan arogan masing-masing pihak. Sampai puncaknya menyebabkan dua perwira menengah polisi itu mengalami patah tulang dan dilarikan ke rumah sakit.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Apa itu daftar isi? Secara singkat, daftar isi memuat suatu daftar yang berisi judul bab atau bagian dari karya tulis.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
Lalu bagaimana peristiwa lengkap pertikaian tersebut, berikut empat fakta terkait peristiwa SCBD dini hari kemarin:
Dua polisi enggan tunjukkan identitas
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma TNI Manahan Simorangkir mengatakan, anggota Polri tak mau menunjukan identitasnya saat dilakukan razia gabungan TNI tersebut."Tidak benar ada pengeroyokan oleh TNI AL, yang benar ada Operasi Penegakan Ketertiban (Gaktib) oleh tim gabungan, korban tidak mau menunjukkan identitasnya," kata Manahan saat dihubungi merdeka.com, Minggu (8/2).Sementara hal berlainan disampaikan Kabag Penum Polri Kombes Pol Rikwanto."Para Kompol AK dan Kompol BH sedang bawa laptop dan sedang penyelidikan tempat hiburan malam di sana," jelas Rikwanto saat dihubungi merdeka.com, Minggu (8/2).Kemudian aparat TNI AL yang sedang mengadakan razia tersebut tetap tidak percaya bahwa keduanya adalah polisi yang tengah melakukan penyelidikan. Lantas rombongan anggota TNI ini membawa keduanya ke POM TNI dan memukulinya."TNI ada tiga puluh orang lebih. Polisi sudah menunjukkan surat perintah tapi enggak diterima lalu ada pemukulan sampai babak belur," sambung Rikwanto.
2 Polisi acungkan pistol
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma TNI Manahan Simorangkir mengatakan peristiwa berawal 48 anggota TNI dari tiga matra yakni, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU) menggelar operasi gabungan yang merupakan pelaksanaan tugas dari Panglima TNI."(Mereka) Enggak ada nunjukin identitas malah ngacungin senjata. Padahal, tinggal ngomong baik-baik tentu anggota akan mengerti kalau sedang tugas, anggota TNI itu terdidik, punya kemampuan, apalagi saat operasi ada 48 orang. Ini sama dengan anggota TNI yang terjaring oleh Polri, malah kita dalami kebenarannya," jelasnya.Dia menambahkan, anggota TNI membela diri ketika anggota Polri mengacungkan pistolnya hingga terjadi benturan. Kemudian, kata dia, anggota Polri tersebut diamankan di POM AL untuk dimintai keterangan siapa dan dari mana. Bahkan, pihaknya juga memanggil satpam untuk dimintai penjelasannya."Kami juga mengundang pihak Polri lalu menyerahkannya dan menganggap semuanya sudah selesai, kami ada bukti-buktinya lengkap," pungkasnya.
Dua polisi digelandang ke POM TNI AL
Saat kejadian Jumat (6/2), dua perwira yang berasal dari Jatrantas Polda Metro Jaya sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa agen dalam ruangan. Tiba-tiba terjadi kegiatan dengan dalih operasi gaktib yang dipimpin Kolonel Nazali Lempo.Santer terdengar dua polisi dimasukan ke truk dan dibawa keliling kota Jakarta sambil merazia tempat hiburan yang lainnya. "Setelah itu dibawa ke POM AL," jelas RikwantoSetelah itu, pada dinihari Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Heru Pranoto mendatangi POM AL. Kedua perwira yang terluka parah, salah satunya patah tulang rusuk kini dirawat di rumah sakit.
Dua polisi dikeroyok TNI AL
Aparat TNI AL yang sedang mengadakan razia tidak percaya bahwa Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto adalah polisi yang tengah melakukan penyelidikan. Lantas rombongan anggota TNI ini membawa keduanya ke POM TNI dan memukulinya."TNI ada tiga puluh orang lebih. Polisi sudah menunjukkan surat perintah tapi enggak diterima lalu ada pemukulan sampai babak belur," sambung Rikwanto.Beredar kabar saat berada di POM TNI seorang pamen datang untuk mengklarifikasi tugas Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto namun perang mulut antara anggota dua instansi ini tetap berlanjut. Sampai akhirnya kedua polisi tersebut terkapar dikeroyok dan harus dilarikan ke rumah sakit.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa bermula saat anggota TNI AL tersebut tengah belanja di pasar, dan anggota Brimob berpatroli dan melintasi pasar.
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaLima prajurit TNI terluka akibat bentrok yang terjadi di ruang tunggu keberangkatan pelabuhan Kota Sorong
Baca SelengkapnyaBentrok bermula dari teguran prajurit TNI kepada anggota Brimob di lokasi
Baca SelengkapnyaKorban yang tersinggung melaporkan aksi dua TNI tersebut ke polisi.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaPolri dan TNI menegaskan persoalan bentrok telah selesai
Baca SelengkapnyaBentrokan terjadi antara anggota TNI Angkatan Laut (AL) dan anggota Brimob Polri, di Pelabuhan Sorong, Provinsi Papua Barat, pada Minggu (14/4) pagi.
Baca SelengkapnyaAkibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI ini terlihat mengendarai motor dengan seorang wanita tanpa menggunakan helm.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dikabarkan terjadi sekira pukul 10.00 WIT, Sabtu (20/1).
Baca Selengkapnya