4 Fakta unik penelitian soal jenglot
Merdeka.com - Tidak bisa disangkal memang bahwa hingga saat ini di masyarakat Indoensia masih melekat dan percaya dengan segala hal yang berbau mistis dan gaib. Sudah banyak kasus warga diresahkan dengan isu kemunculan makhluk gaib, salah satunya yakni sering ditemukan makhluk gaib berukuran kecil, jenglot.
Tidak diketahui secara pasti awal mula keberadaan makhluk yang satu ini. Tubuhnya yang kecil, paras yang menyeramkan, dan latar belakang cerita di dalamnya berhasil membuat masyarakat ketar-ketir ketika menemukan sosok makhluk kecil satu ini.
Namun benarkah makhluk gaib ini jelmaan manusia? Penelitian soal makhluk gaib berukuran kecil ini pernah dilakukan oleh sejumlah peneliti tanah air. Lalu bagaimana hasilnya? Berikut fakta unik yang dirangkum merdeka.com terkait penelitian soal jenglot:
-
Kenapa orang jahat bisa menakutkan? 'Orang yang mengaku dirinya jahat biasanya tidak lebih buruk dari kita atau orang kebanyakan. Adalah orang yang mengaku dirinya baik yang patut diwaspadai.'
-
Dimana makhluk ini ditemukan? Ikan ini ditemukan di ngarai bawah laut yang dalam di lepas pantai Nova Scotia.
-
Siapa yang biasanya digambarkan sebagai hantu keblek? Hantu keblek sering kali dihubungkan dengan ritual pesugihan dan biasanya digambarkan sebagai burung atau hewan lainnya.
-
Siapa yang terlihat menggemaskan dalam foto? Xarena Begitu Menggemaskan Baik Siti Badriah maupun Krisjiana terlihat berseri-seri dalam sesi pemotretan kali ini.
-
Apa kera terkecil yang ditemukan? Spesies ini dinamakan Buronius manfredschmidi dan termasuk dalam kelompok hominid purba, yang merupakan nenek moyang dari manusia modern, gorila, dan simpanse.
-
Apa benda kecil yang bisa ngeluarin orang? Benda kecil apa yang bisa ngeluarin orang? Bel Rumah.
Kulit jenglot memiliki karakteristik DNA seperti manusia
Djaja Surya Atmaja PhD, dari Universitas Indonesia selaku pihak yang berkesempatan meneliti makhluk fenomenal ini berhasil menemukan fakta yang mencengangkan. Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa contoh kulit jenglot yang diperiksa memiliki karakteristik sebagai DNA (deoxyribosenucleic acid) manusia."Saya kaget menemui kenyataan ini," kata Djaja, doktor di bidang DNA forensik lulusan Kobe University, Jepang, 1995.Tetapi pada saat itu dia menolak anggapan seolah dirinya mengakui jenglot sebagai manusia. Karena bisa saja penyelidikannya meleset karena sampelnya terkontaminasi. "Misalnya, kulit jenglot sebelumnya terkena olesan darah manusia," katanya.
Jenglot tak memiliki struktur tulang
Sementara itu, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Sampurna DSF di bagian Forensik RSCM, didapat bahwa jenglot tidak memiliki struktur tulang. Hasil rontgent yang disaksikan puluhan wartawan, paramedis, mahasiswa praktik, ketika itu ternyata hanya menampilkan bentuk struktur menyerupai penyangga dari kepala hingga badan.Hal ini membantah anggapan awam bahwa jenglot adalah jelmaan manusia yang juga memiliki tulang seperti halnya manusia pada umumnya. Penelitian ini juga membantah anggapan jika jenglot berasal dari manusia yang berubah bentuk dan mengecil.
Tidak memiliki jaringan kuku dan empat gigi
Hendra salah seorang yang mengoleksi jenglot sempat menolak koleksinya tersebut untuk dibedah dan diteliti dengan alasan jasad Jenglot akan rusak. "Akibatnya nanti tidak baik bagi kita semua," katanya. Namun akhirnya dia bersedia koleksinya untuk dibedah.Dari hasil pemeriksaan tersebut, didapat informasi bahwa selain jenglot tak memiliki struktur tulang, jenglot juga tidak ditemukan jaringan kuku dan empat gigi. "Ada bagian jaringan serupa daging, namun kita belum bisa memastikan apakah itu daging atau bahan lainnya," kata Muh Ilyas, anggota tim forensik yang ikut membedah jenglot.
Jenglot tidak memiliki struktur seperti manusia
Beberapa anggapan yang berkembang di masyarakat merujuk bahwa jenglot bisa dikatakan jelmaan manusia. Namun hasil tersebut tidak valid dan masih perlu penelitian yang lebih jauh.Hal tersebut dikemukakan oleh Dokter Budi Pramono, yang meragukan hasil penelitian bahwa jenglot itu hidup. Dia beranggapan bahwa jenglot tak memiliki kelengkapan organ sebagai makhluk. "Makhluk hidup itu perlu makan dan bernapas. Lalu strukturnya perlu tulang, jantung, paru, dan lain-lain. Jenglot tak mempunyai itu semua," katanya. Dia juga menganggap jenglot seperti karya mistik lainnya yang tak mengandung tantangan ilmiah.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dilansir dari outdoor.com, Tim Ekspedisi Viking telah mencapai tonggak sejarah dengan berhasil menangkap momen langkay. Stygiomedusa gigantea terekam kamera.
Baca SelengkapnyaMeskipun eksplorasi dan teknologi terus berkembang, misteri keberadaan makhluk tersebut tetap tidak terpecahkan.
Baca SelengkapnyaPencarian besar-besaran monster Loch Ness akan digelar akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaIkan ini sulit dikenali dan diteliti karena hidup di kedalaman 2.600 meter.
Baca SelengkapnyaPenemuan spesies katak bertaring terkecil di Pulau Sulawesi, Indonesia, menciptakan sensasi biologi.
Baca SelengkapnyaMakhluk ini ditemukan setelah para ilmuwan melakukan pengintaian.
Baca SelengkapnyaKatak kutu Brazil adalah salah satu jenis vertebrata, memiliki ukuran panjang antara 7 dan 8 milimeter. Yuk, simak fakta lengkap dari vertebrata terkecil ini!
Baca SelengkapnyaPara ahli paleontologi dari Universitas Yunnan, Leicester, dan Museum Sejarah Alam London menggabungkan keahlian untuk mempelajari Kylinxia zhangi, arthropoda.
Baca SelengkapnyaSerangga langka bermata biru merupakan jenis yang sangat langka dan jarang ditemukan khususnya di AS saat ini.
Baca SelengkapnyaFosil kecil berkaki empat itu memiliki panjang 15 sentimeter.
Baca SelengkapnyaRasakan momen langka saat seorang pemancing tak sengaja temukan sisik ular raksasa di Thailand.
Baca Selengkapnya