Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Keluhan SBY negara tanggung diat TKI Satinah

4 Keluhan SBY negara tanggung diat TKI Satinah SBY. ©Rumgapres/Abror Rizki

Merdeka.com - Satinah, TKI asal Jawa Tengah yang bekerja di Arab Saudi terancam dihukum pancung setelah melakukan pembunuhan terhadap majikannya. Meski pembunuhan berlatar belakang karena Satinah sudah tak kuat lagi dianiaya oleh majikannya tersebut, tetapi hukum harus ditegakkan.

Ahli waris majikan Satinah bisa memberi maaf, tetapi dengan syarat pihak Satinah harus memberi diat atau uang darah sebesar Rp 25 miliar. Pemerintah Indonesia selaku negara asal Satinah menawar menjadi Rp 14 miliar, tetapi belum ada jawaban dari pihak ahli waris.

Meski berusaha untuk membebaskan Satinah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) mengeluh atas pengeluaran besar tersebut.

Orang lain juga bertanya?

Berikut empat keluhan SBY negara tanggung diat TKI Satinah:

Belum kalau harus membayar tebusan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyarankan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) jangan melakukan kejahatan besar di negeri orang. Pemerintah terus mencari pengampunan dan pembebasan serta tebusan uang dari kejahatan yang dilakukan."Setiap warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di luar negeri harus terus dilakukan sosialisasi, janganlah melakukan kejahatan yang besar. Kita harus terus mencari pengampunan dan pembebasan. Belum kalau harus membayar tebusan," ujar SBY dalam rapat terbatas di kantornya, Rabu (26/3).

Apakah negara harus menanggung terus?

Presiden SBY mengatakan jika yang melakukan kejahatan saudara kita sendiri juga akan mendapatkan hukuman setimpal di Indonesia. Sedangkan para TKI yang bekerja di luar negeri terus mendapatkan pengampunan. Inilah yang menurut SBY harus dibicarakan baik-baik."Ini sedang kita negosiasikan urusan Satinah. Mencapai di atas 20 miliar rupiah, rakyat harus tahu. Apakah negara harus menanggung terus? Puluhan miliar dikeluarkan. Bagaimana keadilannya dengan rakyat di dalam negeri. Mari bicarakan baik-baik," ujarnya.

Harus bekerja keras untuk bebaskan TKI dari hukuman

Dalam kasus Satinah, TKI yang bekerja di Arab Saudi itu membunuh majikannya lantaran terus dianiaya. Satinah divonis hukuman pancung di Pengadilan Saudi Arabia. Namun, pemerintah Indonesia mengupayakan agar tidak dihukum pancung yakni dengan membayar diyat (tebusan) yang diminta keluarga korban hingga Rp 25-26 miliar."Kita harus bekerja keras untuk bebaskan dari hukuman. Catatan, ayo jaga perilaku saudara di luar negeri. Tentang tebusan, bicara baik-baik. Apakah kita bebaskan berapa pun tebusannya. Yang menjadi tidak adil. Itulah sebabnya dua aspek kalau kita bicara WNI yang divonis hukuman mati," jelasnya.

"Kalau hal-hal ini terus terjadi, supaya negara, rakyat paham dan keadilan tegak bagi semua saudara di luar negeri dan dalam negeri," pungkasnya.

Satinah melakukan pelanggaran hukum

Presiden SBY menyebutkan, kasus TKI ini menjadi isu yang sangat sensitif bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat seolah menggeneralisir jika TKI selalu dianggap tidak bersalah."Terus terang kita rasakan, masyarakat kita emosional kalau hal itu terjadi. Saya sendiri karena terus menangani, mengelola, dan mencari solusi semua ini selama hampir 10 tahun, masyarakat kita. Tentu tidak semua, bahkan sulit membedakan apakah warga negara Indonesia yang mengalami permasalahan di luar negeri itu karena kesalahannya atau bukan," jelas SBY .Namun dalam kasus Satinah ini, SBY harap masyarakat mengerti. Satinah melakukan perbuatan yang melanggar hukum, bukan penganiayaan dan tidak mendapat hak-haknya sebagai TKI. Menurut SBY , itu dua hal yang berbeda."Saya mengerti jika masyarakat marah, tapi terkadang mereka tidak mengerti. Jika dijatuhkan hukuman, seolah-olah mereka tidak bersalah," ujar SBY .

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus ‘Kerangkeng Manusia’ Bupati Langkat Diputus Besok, LPSK Ingatkan Hakim soal Restitusi Maksimal untuk Korban
Kasus ‘Kerangkeng Manusia’ Bupati Langkat Diputus Besok, LPSK Ingatkan Hakim soal Restitusi Maksimal untuk Korban

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Antonius PS Wibowo berharap, putusan mampu mewujudkan keadilan dan pemulihan yang efektif bagi korban.

Baca Selengkapnya
Kisah Ironi Yati Fatima, Pekerja Migran di Malaysia Tewas saat Hamil 9 Bulan
Kisah Ironi Yati Fatima, Pekerja Migran di Malaysia Tewas saat Hamil 9 Bulan

Jasadnya dijemput langsung oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani di terminal kargo Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (18/9).

Baca Selengkapnya
Bareskrim Ungkap Jaringan Perdagangan Orang WNI di Malaysia: Kisah Mengerikan Terungkap!
Bareskrim Ungkap Jaringan Perdagangan Orang WNI di Malaysia: Kisah Mengerikan Terungkap!

Setelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.

Baca Selengkapnya
Perempuan asal Malang Meninggal Dunia di Australia, Keluarga Bingung Pulangkan Jenazah
Perempuan asal Malang Meninggal Dunia di Australia, Keluarga Bingung Pulangkan Jenazah

Perempuan asal Malang, Armitha Seha Safitri (30) menjadi meninggal dunia akibat kecelakaan di Australia. Kini keluarga bingung untuk memulangkan jenazahnya.

Baca Selengkapnya
Viral TKI asal NTT Disiksa dan Tak Digaji Selama 3 Tahun di Malaysia, Ini Langkah Polisi
Viral TKI asal NTT Disiksa dan Tak Digaji Selama 3 Tahun di Malaysia, Ini Langkah Polisi

Seorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.

Baca Selengkapnya
WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar, Ketua DPR: Keselamatan Harus Jadi Prioritas
WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar, Ketua DPR: Keselamatan Harus Jadi Prioritas

Pemerintah diminta serius menangani kejahatan perdagangan orang karena kasus TPPO sudah seringkali berulang.

Baca Selengkapnya
Kisah Warga Lebak Dikirim ke Suriah Jadi TKW saat Perang, Diperlakukan Tak Manusiawi & Alami Trauma
Kisah Warga Lebak Dikirim ke Suriah Jadi TKW saat Perang, Diperlakukan Tak Manusiawi & Alami Trauma

Korban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.

Baca Selengkapnya
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan

11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar

Baca Selengkapnya
Korupsi Dana Hibah, Politikus Golkar Ini Terdiam Usai Dituntut 12 Tahun Penjara
Korupsi Dana Hibah, Politikus Golkar Ini Terdiam Usai Dituntut 12 Tahun Penjara

Sahat dijerat dengan pasal 12 a juncto pasal 18 undang-undang RI nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Baca Selengkapnya
PT Bali Tower Ungkap Keluarga Sultan Rifat Tolak Uang Ganti Rugi Rp2 Miliar, Minta Kompensasi Rp10 Miliar
PT Bali Tower Ungkap Keluarga Sultan Rifat Tolak Uang Ganti Rugi Rp2 Miliar, Minta Kompensasi Rp10 Miliar

Permintaan kompensasi itu diungkapkan kuasa hukum PT Bali Towerindo Sentra

Baca Selengkapnya
Segini Besaran Santunan untuk Ahli Waris Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
Segini Besaran Santunan untuk Ahli Waris Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Santunan diberikan langsung oleh PT Jasa Raharja dan Pemkot Depok kepada pihak ahli waris.

Baca Selengkapnya
Pekerja Migran asal Garut Diduga jadi Korban Penyiksaan Penyalur dan Majikan di Irak, Pipi dan Telinga Lebam
Pekerja Migran asal Garut Diduga jadi Korban Penyiksaan Penyalur dan Majikan di Irak, Pipi dan Telinga Lebam

Saat minta dipulangkan ke Indonesia, pihak penyalur minta tebusan Rp80 juta.

Baca Selengkapnya