4 Kisah seputar Chep Hermawan presiden ISIS di Indonesia
Merdeka.com - Petugas gabungan dari TNI dan Polri mengamankan tujuh orang yang diduga anggota gerakan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS), dan salah satunya diketahui bernama Chep Hermawan. Chep Hernawan merupakan pemimpin Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) regional Indonesia dan pernah menyatakan diri sebagai Presiden ISIS Indonesia.
Penangkapan terhadap Chep Hermawan bersama enam rekannya itu, dilakukan personel TNI/Polri di kompleks Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cilopadang, Kecamatan Majenang, Cilacap, Selasa (13/8).
Salah seorang saksi mata, Wahyono mengatakan bahwa saat itu ada sebuah mobil Toyota Land Cruise warna perak (silver) berpelat nomor D 6 CC yang ditumpangi sekitar tujuh orang mengisi bahan bakar di SPBU Cilopadang.
-
Siapa yang terlibat dalam penindakan SPBU nakal? Corporate secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan terbongkarnya modus serta penertiban SPBU dan seluruh pihak yang terlibat tidak terlepas dari kerja keras Kepolisian Republik Indonesia, khususnya Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
-
Siapa yang terlibat dalam penyegelan SPBU? Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan didampingi Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo melakukan penyegelan dispenser SPBU 34.41345 Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) Rest Area KM 42, Wanasari, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat.
-
Siapa yang ditangkap saat menempatkan bahan peledak? Sejarahnya dimulai dari peristiwa 5 November 1605 O.S., saat Guy Fawkes, seorang anggota Gunpowder Plot atau Plot Bubuk Mesiu, ditangkap saat menempatkan bahan-bahan ledak di bawah ruangan Dewan Bangsawan.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Kenapa Pertamina menyegel SPBU nakal? 'Melalui pengamanan ini, maka selanjutnya akan dilakukan kegiatan pengawasan, pengamatan, penelitian dan/atau pemeriksaan (Wasamatlitrik) guna menemukan benar tidaknya adanya dugaan tindak pidana tersebut terjadi,' terang Zulkifli.
-
Kendaraan apa saja yang mengisi bensin di SPBU? Tidak hanya itu, ada juga kendaraan nyeleneh seperti mobil mainan dan sepeda yang mengisi di SPBU.
Anggota TPM Hasyim Abdullah mengatakan penangkapan Chep tidak memiliki alasan yang kuat. Tidak ada dasar hukum untuk menjerat Chep soal ISIS.
Hasyim mengemukakan atribut ISIS yang disita polisi merupakan titipan dari pembesuk di Lapas Kembang Kuning. Mereka lantas berpisah di Dermaga Wijayapura Cilacap untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Saat berada di Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang, Cilacap, petugas gabungan kemudian menangkap mereka. Hingga saat ini mereka masih ditahan di Mapolres Cilacap.
Siapakah, Chep Karnawan? Berikut 4 kisah tentang Chep Karnawan.
Chep Hermawan ditangkap usai besuk napi di LP Nusakambangan
Penangkapan terhadap Chep Hermawan bersama enam rekannya itu, dilakukan personel TNI/Polri di kompleks Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cilopadang, Kecamatan Majenang, Cilacap, Selasa (13/8). Chep ditangkap saat berada di mobil Toyota Land Cruise warna perak (silver) berpelat nomor D 6 CC bersama enam orang lainnya.Penangkapan terhadap tujuh orang itu dilakukan setelah Polres Cilacap menerima informasi jika ada sejumlah orang yang diduga anggota ISIS telah membesuk napi di Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan.Dari hasil penggeledahan, petugas menemukan sejumlah barang bukti berupa atribut ISIS, yakni dua lembar bendera, lima topi, empat kaos, satu buah pin, dan tiga lembar sebo (penutup muka).Seluruh penumpang mobil dan barang bukti segera diamankan ke Markas Kepolisian Sektor Majenang dan selanjutnya dibawa ke Mapolres Cilacap dengan pengawalan ketat personel TNI/Polri pada pukul 17.20 WIB.
TPM: Tidak ada dasar hukum untuk menjerat Chep soal ISIS.
Tim Pembela Muslim (TPM) menilai penangkapan presiden ISIS, Chep Hermawan karena membawa titipan atribut ISIS dari napi di Pulau Nusakambangan Cilacap tidak memiliki alasan yang kuat. Tidak ada dasar hukum untuk menjerat Chep soal ISIS."Tidak ada pasal yang bisa dikaitkan dengan mereka. Lagi pula mereka masih dimintai keterangan," ujar anggota TPM Hasyim Abdullah kepada wartawan, Selasa (13/8).Hasyim mengemukakan atribut ISIS yang disita polisi merupakan titipan dari pembesuk di Lapas Kembang Kuning. Mereka lantas berpisah di Dermaga Wijayapura Cilacap untuk melanjutkan perjalanan pulang.Saat berada di Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang, Cilacap, petugas gabungan kemudian menangkap mereka. Hingga saat ini mereka masih ditahan di Mapolres Cilacap."Saya kemarin menemui Ustad Abu Bakar bersama tiga orang, selebihnya tujuh orang ke Lapas Kembang Kuning," katanya.
Chep Hermawan diperiksa maraton 24 jam
Kepala Kepolisian Resor Cilacap, Ajun Komisaris Besar Andry Triaspoetra mengatakan, polisi masih melakukan pemeriksaan secara maraton dalam waktu 24 jam. Namun, pihaknya belum bisa menjerat tujuh orang yang ditangkap tersebut."Kami akan meminta lapas, untuk memeriksa napi pemilik simbol ISIS. Untuk mencari informasi dari mana mereka memperoleh dan sebagainya," ujarnya.Masih menurut Andry, Chep Hermawan dan kawan-kawan bersikap santun dan kooperatif saat menjalani pemeriksaan. Di hadapan petugas, Chep mengaku ingin menjadi pemimpin ISIS Regional Indonesia agar organisasi ini tidak diambil orang lain yang radikal.Chep Hermawan ditangkap karena membawa titipan atribut ISIS dari napi di Pulau Nusakambangan Cilacap. Chep ditangkap saat mobil yang dikendarai bersama enam orang lainnya tengah mengisi bahan bakar di SPBU Cilopadang.
Presiden ISIS pernah demo tolak pembubaran FPI
Presiden ISIS, Chep Hermawan diketahui sebagai Ketua Umum Gerakan Reformasi Islam (GARIS). Bersama ratusan anggota ormas Islam, Chep pernah melakukan aksi di depan Gedung Sate, Bandung, Jumat (17/2/2012). Dalam aksinya mereka menolak wacana pembubaran Front Pembela Islam (FPI). Saat itu, Chep Hermawan mengatakan wacana pembubaran FPI saat ini adalah suatu opini sesat yang dibuat kaum liberal.Menurutnya hal tersebut merupakan pembunuhan karakter yang bertujuan untuk mendiskreditkan serta menyudutkan umat Islam dalam konteks program war on terror yang dikampanyekan Amerika.Selain isu terorisme tersebut, umat Islam juga dituduh sebagai kelompok radikal. "Padahal semua mengetahui siapa yang radikal di negeri ini," terang Chep di sela-sela aksinya.Dia meminta kepada pemerintah dan aparat yang berwenang agar bersikap adil. "Apabila tidak, akan menjadi masalah di masa yang akan mendatang," tandasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total tersangka penculikan dan pembunuhan Imam Maksyur sebanyak enam orang.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terekam kamera CCTV dan video viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Polri Kombes Aswin Siregar buka suara terkait sejumlah senjata api milik DE, karyawan BUMN terduga teroris di Bekasi.
Baca SelengkapnyaSempat terjadi keributan saat komplotan Praka RM menculik korban
Baca SelengkapnyaTersangka teroris itu ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula ketika sebuah mobil MPV berwarna putih memasuki area SPBU sekitar pukul 05.30 WIB
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang pria berinisial DE. Pegawai BUMN itu ditangkap Densus 88 di Harapan Jaya, Bekasi Utara.
Baca SelengkapnyaKorban penganiayaan baru mulai membuka kios kosmetik pada awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTerungkap sejumlah fakta penculikan, penganiayaan, pemerasan dan pembunuhan terhadap Imam Masykur (25), pemuda penjual kosmetik di kawasan Sandratek.
Baca SelengkapnyaKorban dibegal Pelaku bersenjata api pada Selasa (5/11) pekan lalu.
Baca SelengkapnyaImam Masykur korban penganiayaan Paspampres berdagang kosmetik di Tangerang Selatan
Baca SelengkapnyaPenggerebekan ini buntut dari tertangkapnya tiga warga asal Pidie yang selama ini menetap di Ingin Jaya, Aceh Besar.
Baca Selengkapnya