Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Pembelaan mati-matian Marwah Daud pada Dimas Kanjeng

4 Pembelaan mati-matian Marwah Daud pada Dimas Kanjeng Pengasuh Padepokan Kanjeng Dimas. ©2016 Merdeka.com/Masfiatur Rochma

Merdeka.com - Diduga terlibat dalam kasus pembunuhan, pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi harus merasakan dinginnya sel tahanan. Rupanya, di samping menjadi pemimpin agama, Taat juga dikenal sebagai dukun pengganda uang.

Tertangkapnya Taat membuat sebagian besar pengikutnya memilih keluar dari padepokan. Bahkan, tidak sedikit pula yang menuding lelaki bertubuh gembul itu telah berbohong, sebab uang hasil penggandaan itu tidak pernah terbukti.

Meski banyak yang mencurigai kesaktian Taat Pribadi, namun tidak bagi Marwah Daud Ibrahim. Wanita kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan ini tetap yakin, sosok yang dijunjungnya itu tidak melenceng dari Islam.

Orang lain juga bertanya?

Dia bahkan berani mendebat beberapa orang yang meragukan Taat Pribadi. Berikut beberapa pembelaan Marwah Daud dalam acara diskusi Indonesia Lawyer Club yang disiarkan tvOne:

Taat Pribadi punya tugas khusus

Marwah menegaskan, Taat Pribadi selaku pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng memiliki tugas khusus. Tugas itu adalah melakukan penataan, tanpa menjelaskan lebih rinci maksudnya."Ada tugas untuk menata. Tugas besar. Tugas kami ini membantu proses itu, waktu memang tidak tahu sampai kapan. Bahkan tahapan-tahapannya itu beliau katakan 'saya tidak tahu'," jelasnya.Atas alasan itu, dia mengaku kaget dengan pengakuan beberapa rekannya, di mana disebutkan ada kewajiban menyetorkan mahar atau harta benda."Makanya saya kaget, ketika temuannya ternyata beda dari teman-teman yang lain. Makanya jawaban saya mungkin beda. Ada mahar bahkan, tidak pernah saya dengar itu," tegasnya.

Lintas agama dan parpol

Marwah Daud menyebutkan, Padepokan Dimas Kanjeng terdiri dari banyak kalangan. Tak hanya beragama Islam, tapi juga hampir seluruh agama di Indonesia."Kita punya yang namanya tim kabupaten, tim provinsi. Ternyata harus terwakili semua agama, karena pendoponya saja namanya rahmatan lil alamin, jadi hampir semua agama ada," ungkapnya."Ketika harus semua partai politik, kita ketemu di sana lintas partai."Dari analisanya, pencampuran itu dilakukan agar misi atau tugas Dimas Kanjeng bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia, bukan hanya di Pulau Jawa saja."Bahwa memang ada tahapan harus selesai saya tangkap. Setelah saya pelajari, saya analisa. Tahapan itu antara lain misalnya, harus ada di seluruh provinsi kabupaten," paparnya.

Beranggotakan raja dan sultan

Ternyata, Padepokan Dimas Kanjeng ini juga diakuinya membawahi sejumlah raja maupun sultan dari seluruh Indonesia. Jumlahnya pun mencapai ratusan orang."Dan kemudian, waktu itu, semua teman-teman, bukan hanya Indonesia ya pak ya, kerajaan kesultanan itu, se-Nusantara harus ada di dalamnya. Jadi tidak sekecil yang kita bayangkan. Ada lebih 100," beber dia.Menurutnya, para raja dan sultan itu telah mendapatkan tugas khusus di daerah penempatannya. Utamanya mencari keunggulan-keunggulan di medannya masing-masing."Mendata potensi daerahnya masing-masing dan keunggulannya. Ada unggulannya misalnya tambang, ada teman kami dari kalimantan, ada yang dari aceh misalnya. Unggulannya ini apa, kemudian bahkan didata," lanjutnya.Atas alasan itu, dia meyakini padepokan tempatnya memimpin ribuan orang sedang mempersiapkan kejayaan untuk Indonesia."Kalau ada yang tanya, kalau saya, ini padepokan menyiapkan nusantara jaya 2045. Karena itu memang dari dulu sudah saya lakukan," sahutnya.

Tak pernah dapat uang miliaran

Pada kesempatan itu pula, Marwah Daud mengaku tidak pernah mendapatkan uang sampai lebih dari miliaran rupiah. Hal itu membantah dugaan orang-orang yang menganggap Taat Pribadi mampu menggandakan banyak uang."Kami sudah punya kuasa hukum. Saya dapat dua koper, itu luar biasa kalau saya dapat mungkin sudah saya bagi-bagi," ungkapnya.Bahkan, dia menantang salah seorang polisi yang menjadi tamu di ILC untuk menginvestigasi secara serius. Termasuk membuktikan uang di dalam kotak senilai Rp 100 ribuan, dan uang Dolar AS."Waktu kami dibagikan, saya berlima waktu itu ketika masuk di sana. Lima orang, kami masing-masing dikasih USD 500, saya tuker itu," aku Marwah Daud."Tapi memang tidak pernah miliar-miliaran kami dapat. Ketika beliau seperti tadi, itu memang kami diberikan, nah saya tidak ingin memaksakan kebenaran, tidak perlu juga 'yok mungkin ini tantangan era kita'."

 

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Orang Jadi Tersangka Tewasnya Tahanan Polsek Bukit Raya, Ini Motifnya
5 Orang Jadi Tersangka Tewasnya Tahanan Polsek Bukit Raya, Ini Motifnya

Para pelaku kesal dengan tingkah laku Dimas di dalam sel.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Kesalahpahaman, Ini Motif dan Kronologi Pembacokan Saksi Pilkada Sampang
Berawal dari Kesalahpahaman, Ini Motif dan Kronologi Pembacokan Saksi Pilkada Sampang

Polisi menjelaskan motif di balik peristiwa berdarah yang mengakibatkan tewasnya satu orang warga Sampang.

Baca Selengkapnya
Kasus Pembunuhan Bocah dalam Karung di Bekasi: Saksi M Buka Praktik Perdukunan, Tersangka Cari Pasien
Kasus Pembunuhan Bocah dalam Karung di Bekasi: Saksi M Buka Praktik Perdukunan, Tersangka Cari Pasien

Pelaku pembunuhan bocah perempuan dalam karung di Bekasi ternyata bukan dukun.

Baca Selengkapnya
Kubu Empat Tersangka Beberkan Kronologi Penganiayaan Santri di Kediri hingga Meninggal Dunia
Kubu Empat Tersangka Beberkan Kronologi Penganiayaan Santri di Kediri hingga Meninggal Dunia

Kasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Kronologi Tewasnya Ketua Mapala di Lubuklinggau yang Terungkap dari Tulisan Darah 'Maaf Yah Teh'
Kronologi Tewasnya Ketua Mapala di Lubuklinggau yang Terungkap dari Tulisan Darah 'Maaf Yah Teh'

Kematian korban membuat aktivis Mapala STAI Bumi Silampari kehilangan sosok pendiam itu.

Baca Selengkapnya
Kisah Syekh Jangkung dan Karomahnya, Ulama Karismatik dari Pati Murid Sunan Kalijaga
Kisah Syekh Jangkung dan Karomahnya, Ulama Karismatik dari Pati Murid Sunan Kalijaga

Syekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ini Motif Pelaku Bunuh Ketua Mapala Lubuklinggau Lalu Buat Tulisan
Ini Motif Pelaku Bunuh Ketua Mapala Lubuklinggau Lalu Buat Tulisan "Maaf Yah Teh" dengan Darah Korban

Ada hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.

Baca Selengkapnya
Paspampres Cs Culik dan Bunuh Warga Aceh Imam Masykur Bikin Dua Jenderal Naik Pitam
Paspampres Cs Culik dan Bunuh Warga Aceh Imam Masykur Bikin Dua Jenderal Naik Pitam

Praka RM yang merupakan anggota Paspampres, bersama dua rekan Anggota TNI menculik korban dan melakukan penganiayaan.

Baca Selengkapnya
Hotman Paris Ungkap Fakta Baru, Ada Peran 'Cukong' Pemerasan Toko Obat di Balik Kasus Imam Masykur
Hotman Paris Ungkap Fakta Baru, Ada Peran 'Cukong' Pemerasan Toko Obat di Balik Kasus Imam Masykur

Hotman berharap kepolisian bisa mengungkap kasus terkait adanya 'cukong' yang kerap memeras para pedagang obat.

Baca Selengkapnya
Terungkap Motif Tukang Bangunan Habisi Nyawa Dosen UIN Surakarta
Terungkap Motif Tukang Bangunan Habisi Nyawa Dosen UIN Surakarta

Pelaku menggunakan pisau untuk menusuk korban di sekitar kepala.

Baca Selengkapnya
Tak Beri Ampun, Jenderal Dudung Minta Prajurit TNI Penculik dan Pembunuh Pemuda Aceh Dijerat Dua Pidana Sekaligus
Tak Beri Ampun, Jenderal Dudung Minta Prajurit TNI Penculik dan Pembunuh Pemuda Aceh Dijerat Dua Pidana Sekaligus

Pembunuhan ini mencoret nama TNI AD di masyarakat. Untuk itu pelaku harus ditindak berat.

Baca Selengkapnya
2 Pemabuk Aniaya Prajurit TNI hingga Tewas Gara-Gara Tak Diberi Rp5.000
2 Pemabuk Aniaya Prajurit TNI hingga Tewas Gara-Gara Tak Diberi Rp5.000

Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.

Baca Selengkapnya