4 Pembelaan mati-matian Marwah Daud pada Dimas Kanjeng
Merdeka.com - Diduga terlibat dalam kasus pembunuhan, pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi harus merasakan dinginnya sel tahanan. Rupanya, di samping menjadi pemimpin agama, Taat juga dikenal sebagai dukun pengganda uang.
Tertangkapnya Taat membuat sebagian besar pengikutnya memilih keluar dari padepokan. Bahkan, tidak sedikit pula yang menuding lelaki bertubuh gembul itu telah berbohong, sebab uang hasil penggandaan itu tidak pernah terbukti.
Meski banyak yang mencurigai kesaktian Taat Pribadi, namun tidak bagi Marwah Daud Ibrahim. Wanita kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan ini tetap yakin, sosok yang dijunjungnya itu tidak melenceng dari Islam.
-
Apa yang dilakukan Kyai Damar? Dilansir dari kanal YouTube J. Christiono, Kyai Damar dipercaya sebagai utusan Wali Songo yang menyalakan sentir atau api pada setiap masjid, langar, atau musala dari daerah Ungaran sampai Demak dalam waktu singkat.
-
Dimana dukun itu dimakamkan? Kini, penelitian genetik terbaru mengungkap bahwa dukun yang dikubur di Bad Dürrenberg, sebuah kota di Jerman timur itu ternyata bukan ibu dari bayi tersebut, melainkan kerabat turunan keempat atau kelima dari anak laki-laki yang kemungkinan dimakamkan beberapa dekade sebelumnya.
-
Siapa yang dianiaya? Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah, kenapa Devianus Kagoya dianiaya oleh atau tindak kekerasan dilakukan kepada dirinya adalah bahwa Devianus Kogoya itu tertangkap pasca patroli aparat keamanan TNI - Polri.
-
Siapa yang dianiaya di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin? 'Saya mondok di sana selama enam tahun, tiga tahun MTs dan Aliyah. Selama 6 tahun di situ cukup banyak perubahan, baik dari pembangunan dan gurunya,' kata Adi Maulana kepada merdeka.com. Menurut Adi Maulana, Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin merupakan yang terbaik di Provinsi Jambi, apalagi Kabupaten Tebo, baik dari sisi pendidikan, pengembangan multimedia, dan lainnya. 'Kalau untuk segi pembelajaran nilainya plus kemudian santri di pondok Raudhatul Mujawwidin itu paling banyak santri se-Jambi. Pada waktu saya masuk pondok santri hanya 800, sekarang sudah lebih dari dua ribu santri,' ujarnya. Namun, pondok pesantren ini juga ada minusnya. Adi Maulana menceritakan, salah satu kejelekannya adalah selalu menutupi masalah kecil ataupun masalah besar. Sepengetahuan dia, kasus santri meninggal baru pertama kali ini terjadi. Namun tindak kekerasan, seperti bullying sudah lama berlangsung. 'Zaman saya juga sudah ada, tapi tidak sampai meninggal seperti ini,' paparnya.
-
Siapa yang membela Dinda Hauw? Banyak yang mempertahankan Dinda, menyatakan bahwa ketika dilihat secara langsung, dia sangat cantik dan memiliki kulit yang bersih.
-
Siapa yang dikuburkan dalam makam itu? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
Dia bahkan berani mendebat beberapa orang yang meragukan Taat Pribadi. Berikut beberapa pembelaan Marwah Daud dalam acara diskusi Indonesia Lawyer Club yang disiarkan tvOne:
Taat Pribadi punya tugas khusus
Marwah menegaskan, Taat Pribadi selaku pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng memiliki tugas khusus. Tugas itu adalah melakukan penataan, tanpa menjelaskan lebih rinci maksudnya."Ada tugas untuk menata. Tugas besar. Tugas kami ini membantu proses itu, waktu memang tidak tahu sampai kapan. Bahkan tahapan-tahapannya itu beliau katakan 'saya tidak tahu'," jelasnya.Atas alasan itu, dia mengaku kaget dengan pengakuan beberapa rekannya, di mana disebutkan ada kewajiban menyetorkan mahar atau harta benda."Makanya saya kaget, ketika temuannya ternyata beda dari teman-teman yang lain. Makanya jawaban saya mungkin beda. Ada mahar bahkan, tidak pernah saya dengar itu," tegasnya.
Lintas agama dan parpol
Marwah Daud menyebutkan, Padepokan Dimas Kanjeng terdiri dari banyak kalangan. Tak hanya beragama Islam, tapi juga hampir seluruh agama di Indonesia."Kita punya yang namanya tim kabupaten, tim provinsi. Ternyata harus terwakili semua agama, karena pendoponya saja namanya rahmatan lil alamin, jadi hampir semua agama ada," ungkapnya."Ketika harus semua partai politik, kita ketemu di sana lintas partai."Dari analisanya, pencampuran itu dilakukan agar misi atau tugas Dimas Kanjeng bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia, bukan hanya di Pulau Jawa saja."Bahwa memang ada tahapan harus selesai saya tangkap. Setelah saya pelajari, saya analisa. Tahapan itu antara lain misalnya, harus ada di seluruh provinsi kabupaten," paparnya.
Beranggotakan raja dan sultan
Ternyata, Padepokan Dimas Kanjeng ini juga diakuinya membawahi sejumlah raja maupun sultan dari seluruh Indonesia. Jumlahnya pun mencapai ratusan orang."Dan kemudian, waktu itu, semua teman-teman, bukan hanya Indonesia ya pak ya, kerajaan kesultanan itu, se-Nusantara harus ada di dalamnya. Jadi tidak sekecil yang kita bayangkan. Ada lebih 100," beber dia.Menurutnya, para raja dan sultan itu telah mendapatkan tugas khusus di daerah penempatannya. Utamanya mencari keunggulan-keunggulan di medannya masing-masing."Mendata potensi daerahnya masing-masing dan keunggulannya. Ada unggulannya misalnya tambang, ada teman kami dari kalimantan, ada yang dari aceh misalnya. Unggulannya ini apa, kemudian bahkan didata," lanjutnya.Atas alasan itu, dia meyakini padepokan tempatnya memimpin ribuan orang sedang mempersiapkan kejayaan untuk Indonesia."Kalau ada yang tanya, kalau saya, ini padepokan menyiapkan nusantara jaya 2045. Karena itu memang dari dulu sudah saya lakukan," sahutnya.
Tak pernah dapat uang miliaran
Pada kesempatan itu pula, Marwah Daud mengaku tidak pernah mendapatkan uang sampai lebih dari miliaran rupiah. Hal itu membantah dugaan orang-orang yang menganggap Taat Pribadi mampu menggandakan banyak uang."Kami sudah punya kuasa hukum. Saya dapat dua koper, itu luar biasa kalau saya dapat mungkin sudah saya bagi-bagi," ungkapnya.Bahkan, dia menantang salah seorang polisi yang menjadi tamu di ILC untuk menginvestigasi secara serius. Termasuk membuktikan uang di dalam kotak senilai Rp 100 ribuan, dan uang Dolar AS."Waktu kami dibagikan, saya berlima waktu itu ketika masuk di sana. Lima orang, kami masing-masing dikasih USD 500, saya tuker itu," aku Marwah Daud."Tapi memang tidak pernah miliar-miliaran kami dapat. Ketika beliau seperti tadi, itu memang kami diberikan, nah saya tidak ingin memaksakan kebenaran, tidak perlu juga 'yok mungkin ini tantangan era kita'."
Â
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku kesal dengan tingkah laku Dimas di dalam sel.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan motif di balik peristiwa berdarah yang mengakibatkan tewasnya satu orang warga Sampang.
Baca SelengkapnyaPelaku pembunuhan bocah perempuan dalam karung di Bekasi ternyata bukan dukun.
Baca SelengkapnyaKasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKematian korban membuat aktivis Mapala STAI Bumi Silampari kehilangan sosok pendiam itu.
Baca SelengkapnyaSyekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.
Baca SelengkapnyaPraka RM yang merupakan anggota Paspampres, bersama dua rekan Anggota TNI menculik korban dan melakukan penganiayaan.
Baca SelengkapnyaHotman berharap kepolisian bisa mengungkap kasus terkait adanya 'cukong' yang kerap memeras para pedagang obat.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan pisau untuk menusuk korban di sekitar kepala.
Baca SelengkapnyaPembunuhan ini mencoret nama TNI AD di masyarakat. Untuk itu pelaku harus ditindak berat.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.
Baca Selengkapnya