4 Permintaan keluarga soal makam Tan Malaka
Merdeka.com - Peneliti asal Belanda, Harry Poeze, meyakini jika sebuah makam di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, merupakan tempat peristirahatan terakhir pahlawan nasional, Tan Malaka. Berdasarkan penelitian Poeze, Tan tewas ditembak pasukan Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung.
Menyikapi temuan tersebut, keluarga mendesak pemerintah segera memindahkan makam Tan Malaka ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Keluarga yakin, jenazah Tan Malaka wajib dikebumikan kembali di TMP Kalibata karena pada 1963, Presiden Soekarno telah menetapkan pria kelahiran Suliki, Sumatera Barat sebagai Pahlawan Revolusioner.
Selain itu, keluarga juga memberikan usulan kepada pemerintah, agar di lokasi makam yang diyakini berisi jasad pahlawan nasional Tan Malaka didirikan sebuah tugu. Tugu peringatan untuk mengingatkan orang bahwa di sana telah dimakamkan seorang pahlawan nasional.
-
Kenapa orang-orang ditumbalkan di makam? Korban tumbal ini bertujuan untuk menemani tuannya di alam baka.
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
-
Apa yang ada di makam Tan Gee Tjhiang? Makam Tan Gee Tjhiang adalah makam yang paling besar di kompleks pemakaman tersebut. Di makamnya, terdapat sebuah keramik buatan VOC. Di salah satu keramik terdapat sebuah ornamen berupa lambang VOC, serta di keramik lain ada lambang Kerajaan Belanda.
-
Siapa pemilik makam? Melihat sifat benda-benda yang ditemukan itu, para arkeolog yakin barang-barang ini milik keluarga kelas atas.
-
Mengapa ada kalung perunggu di makam anak? Pemakaman juga menemukan kerangka anak di sebelah tembikar, yang dapat menunjukkan status sosial khususnya, serta hiasan pemakaman seperti gelang perunggu, cincin, dan sisa-sisa kalung yang terbuat dari batu, perunggu, dan manik-manik gading.
-
Kenapa makam Tasripin dipagari khusus? Kompleks makam keluarga Tasripin dipagari khusus. Namun ada bagian yang dibiarkan terbuka sehingga siapapun bisa masuk.
Berikut 4 permintaan keluarga soal makam Tan Malaka:
Pengurusan jenazah jangan sampai molor
Salah satu perwakilan keluarga pahlawan nasional Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin menyesalkan lambatnya sikap Pemerintah terkait penemuan makam Tan Malaka, di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Padahal penggalian makam itu sudah berlangsung empat tahun yang lalu."Jangan sampai permasalahan ini molor hingga pergantian pemerintah selanjutnya, karena pihak keluarga sudah terlalu sabar menunggu" kata Zulfikar di kediamannya, Jalan Keuangan I, Jakarta Selatan, Senin (27/1).
Mendesak agar makam dipindahkan ke TMP Kalibata
Salah satu perwakilan keluarga pahlawan nasional Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin mengatakan, bahwasannya makam yang di berada di Kediri tersebut merupakan Tan Malaka. Maka sudah seharusnya makam tersebut segera dipindahkan."Tan Malaka sudah resmi pahlawan nasional yang diberikan Soekarno pada 1963. Keluarga ingin secara simbolis mengambil tanah dari penggalian dan dibungkus kain kafan lalu pindah ke Kalibata. Dengan adanya makam di Kalibata memperlihatkan pengakuan bahwa Tan Malaka merupakan pahlawan nasional dan pengakuan bahwa ada kesalahan sejarah tentang Tan Malaka saat Orde Baru," tegasnya.Selanjutnya, pemindahan jenazah Tan Malaka ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan secara simbolis. Tujuannya secara simbolis semacam rehabilitasi terjadi kesalahan pada Orde Baru.
Keluarga ingin makam Tan Malaka dipindah pas tanggal ditembak
Perwakilan keluarga Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin mengharapkan jika dalam surat yang dilayangkan ke pemerintah direspons secara cepat. Menurutnya, dalam surat itu dia meminta izin untuk pemindahan makam ke TMP Kalibata dilaksanakan tepat saat Tan Malaka ditembak."Harapan kami pada 19 Februari, sebelum tanggal itu, sudah ada yang bisa diputuskan mengenai ketiga usulan pemikiran itu. Jadi hari ini sudah mau dikirimkan," pungkasnya.Diketahui berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti sekaligus penulis buku Tan Malaka , Harry Poeze, Tan Malaka tewas ditembak pasukan Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitiannya, pria asal Belanda itu yakin Tan Malaka dimakamkan di desa tersebut.
Kerangka tetap di Selopanggung
Meski makam Tan Malaka direncanakan untuk dipindahkan ke TMP Kali Bata, pihak keluarga tidak bersikeras jika jenazah juga dibawa ke Jakarta. Pemindahan jenazah Tan Malaka ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan secara simbolis. Tujuannya secara simbolis semacam rehabilitasi terjadi kesalahan pada Orde Baru."Kerangka akan tetap di Selopanggung. Kalau makam itu seluruhnya dibongkar ada keberatan makam dipindah ke TMP Kalibata dari Pemda Kediri ingin makam tetap di sana. Secara simbolis tanah makam akan dipindahkan ke TMP Kalibata. Terakhir DNA berupa gigi dan lainnya tetap dibawa dokter Forensik, diperlukan untuk penelitian selanjutnya," ungkapnya.
Baca juga:Keluarga minta meninggalnya Tan Malaka jadi hari nasionalKetimbang Soekarno, Tan Malaka lebih dulu cetuskan BerdikariKeluarga ingin makam Tan Malaka dipindah pas tanggal ditembak'Negara berutang pada Tan Malaka'Gus Dur, Tan Malaka dan komunisme (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia tak ingin warga yang sedih kehilangan orang tersayang masih harus berjuang beli tanah makam.
Baca SelengkapnyaPenjaga makam yang sudah puluhan tahun menjaga makam itu tidak pernah mendapat bayaran
Baca SelengkapnyaKompleks makam terletak di dalam hutan Gampong Alue Rime, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara
Baca SelengkapnyaKediaman salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang tersohor ini sebagai salah satu saksi bisu ketika masa hidupnya.
Baca SelengkapnyaJuru Kunci Astana Giribangun mengungkapkan sederet jenderal TNI yang sering berziarah ke makam Soeharto.
Baca SelengkapnyaTiga lubang pemakaman telah disiapkan di Taman Makam Pahlawan untuk perwira TNI AU korban pesawat tempur Tucano jatuh
Baca SelengkapnyaPesanggrahan ini dibangun pada tanggal 18 Mei 2010 oleh PT Gudang Garam TBK
Baca SelengkapnyaZiarah ini adalah bentuk penghormatan kepada para alim ulama yang telah berjasa menyebarkan agama islam di Desa Jaboi, Kota Sabang, Aceh.
Baca SelengkapnyaNada bicara Soeharto meninggi saat menjawab tudingan soal Astana Giribangun yang diisukan dihiasi emas.
Baca SelengkapnyaSebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.
Baca SelengkapnyaRombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca SelengkapnyaJanji Dudung ini berhasil membuat adik pahlawan merasa terharu.
Baca Selengkapnya