4 Turis yang Berinteraksi dengan WN Selandia Baru Positif Corona Sudah Pulang Kampung
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengungkapkan, empat dari sembilan warga negara asing yang melakukan kontak trap dengan warga Selandia Baru terinfeksi virus Corona sudah pulang ke negaranya masing-masing. Empat WNA itu sudah pulang kampung pada Rabu (4/3) kemarin.
"Informasinya sudah ada yang kembali ke negaranya. Ada empat sudah kembali ke negaranya," kata Suarjaya di Kantor Dinas Provinsi Bali, Kamis (5/3).
Dia mengatakan, petugas Dinas Kesehatan masih memantau lima WNA lainnya yang masih berada di Bali. Namun, pihak Dinas Kesehatan enggan membeberkan asal negara para wisatawan asing yang sempat kontak trap dengan WN Selandia Baru tersebut.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
-
Siapa yang disiagakan di pos kesehatan Banyuwangi? Semua layanan kesehatan ini dilengkapi dengan tenaga dokter, paramedis, dan ambulans. Tenaga medisnya diisi oleh dokter dan perawat dari semua rumah sakit dan klinik yang ada di Banyuwangi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa yang dilakukan imigrasi Denpasar terhadap WNA yang melanggar? Sampai pada bulan Agustus saja, sudah 79 orang yang dideportasi dari Bali.
-
Apa yang dilakukan WNA tersebut? Selama tinggal di kampung, Mojorejo, Modo, Lamongan, dia kerap buat onar.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
"Di sini masih lima dan dan mereka sehat. Ke lima itu masih diobservasi dan dipantau terus oleh tim kami," imbuhnya.
Suarjaya juga menyebutkan bahwa pihaknya tidak bisa menahan kepulangan empat warga asing itu. Selain itu, kondisi mereka masih sehat-sehat saja.
"Kami tidak (bisa) menahan mereka. Kondisinya juga sehat dan dia kembali pulang ke negaranya. Iya kami tidak bisa menahan," ujar Suarjaya.
Seperti diberitakan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali berhasil melacak keberadaan warga negara Selandia Baru terinfeksi virus corona yang sempat transit di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, beberapa waktu lalu. Dari hasil penelusuran Dinkes Bali, warga Selandia Baru itu melakukan kontak dengan sembilan Warga Negara Asing (WNA) ketika transit di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Sembilan warga Negara Asing (WNA) itu ditemukan duduk berdekatan dengan warga negara Selandia Baru. Mereka melakukan kontak seperti percakapan tunggal dan tidak mengobrol langsung.
"Kami sudah tindaklanjuti ada kontak rap dari kasus ini. Kebetulan dia transit di Bandara (I Gusti Ngurah Rai). Kita lakukan contact tracing (pelacakan) kepada penumpang yang ada di depan dua dan dua dibelakang dan ini kami sudah ketahui dimana keberadaannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, di Denpasar, Bali, Selasa (3/3) lalu.
Warga Selandia Baru yang positif virus corona atau Covid-19 diketahui berusia 60 tahun dan duduk di kursi nomor 37. Dia terbang dari Teheran, Iran, ke Auckland menggunakan maskapai Emirates Airline dengan nomor penerbangan EK 450 Rabu (26/2) lalu.
Kemudian, untuk sembilan WNA yang kontak telah dikoordinasikan kepada pihak hotel untuk karantina di sejumlah hotel yang ditempati mereka di Bali selama 14 hari.
"Yang kontak rap ini sudah kami identifikasi ada di tiga tempat dan kami lakukan monitor. Tentu dengan waktu masa 14 hari seusai masah inkubasi yang terpanjang," Imbuhnya.
Suarjaya juga mengatakan, untuk sembilan warga asing itu dari pengawasannya dalam keadaan sehat. Namun, mereka tetap di monitor sepanjang waktu selama 14 hari sejak warga Selandia Baru dinyatakan positif.
Selain itu, mereka juga telah diambil sample-nya untuk dilakukan tes laboratorium. Kemudian diminta untuk mengurangi aktifitasnya.
"(Mereka) orang asing semua, kita sudah komunikasikan bahwa sebagai kontak rap mereka mematuhi sebagai standar protokol WHO. Petugas kesehatan surveilans kami mengawasi (mereka) sepanjang waktu sampai 14 hari ke depan," ujar Suarjaya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
berdasarkan data jumlah wisatawan asing masuk Indonesia naik 30 persen terhitung hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaMenteri Sandiaga akan mendeportasi turis asing yang berulah atau bekerja secara ilegal dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaAgar tidak menimbulkan dampak buruk maka penanganan WNA bermasalah itu perlu dilakukan maksimal.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaImigrasi juga sedang memasang 30 unit autogate tambahan di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai yang ditargetkan selesai pada Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaKantor Imigrasi Ngurah Rai telah menolak 566 WNA yang akan masuk Bali pada 2023. Empat di antaranya merupakan pelaku pedofil dan 16 lainnya buronan Interpol.
Baca SelengkapnyaSejak Januari hingga saat ini sudah ada enam orang yang diusir kembali ke negaranya dan selama 2023 terdapat 17 orang WNA juga sudah dideportasi.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi pengawasan di dua lokasi berbeda yakni Seminyak dan Kuta.
Baca SelengkapnyaHal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi imigrasi untuk mengidentifikasi lokasi, waktu maupun pelaku kejadian.
Baca SelengkapnyaWNA dari lima negara diketahui paling banyak melakukan kejahatan di Pulau Dewata. Yakni, Australia, Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya