4.000 Keluarga di Tapanuli Selatan belum nikmati aliran listrik
Merdeka.com - Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Tapanuli Selatan, Helmi mengatakan sekitar empat ribu kepala keluarga di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara sampai saat ini belum menikmati aliran listrik. Jumlah itu mencakup di 22 desa dan 55 kampung dari 14 kecamatan yang ada di wilayah tersebut.
"Paling banyak terdapat di Kecamatan Angkola Sangkunur mencapai 1.615 rumah tangga, disusul Angkola Selatan 1.015," ungkap Helmi di Sipirok, Senin (2/5).
Helmi menambahkan, di Saipar Dolok Hole ada 455 KK, Aek Bilah 299 KK, Sipirok 268 KK, Angkola Barat 220 KK, terakhir Kecamatan Muara Batang Toru berkisar 181 rumah tangga.
-
Kenapa listrik di Cinungku susah diakses? Kondisi ini tentu menyulitkan mereka, terutama bagi warga yang memiliki usaha rumahan karena listrik yang didapat dalam jumlah yang terbatas.'Kalau di sini mah keluhannya listrik, belum ada (maksimal) di sini. Jadi pusatnya jauh, belum ada tiang listrik di sini. Kalau dipakai buat usaha pakai mesin serut kayu, sanyo, suka nggak kuat,' kata warga bernama Abah Pendi, pembuat kusen pintu kayu.
-
Apa saja kesulitan warga Cinungku tanpa listrik? Masyarakat Kampung Cinungku mengeluhkan akses listrik yang belum bisa maksimal masuk ke kampungnya. Sehingga mereka kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Kenapa air bersih sulit di dapat di desa Sidorejo? Sebelum warga Desa Sidorejo mengandalkan penampungan air hujan. Namum karena kekeringan, sudah dua bulan warga kesulitan mendapatkan bantuan air bersih.
-
Di mana kesenjangan terjadi? Masalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya. Mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga kesenjangan digital.
-
Kenapa warga Sukasari sulit beraktivitas sebelum ada Jalur Lingkar Barat? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.Belum lagi topografinya yang sebagian merupakan daerah hutan belantara sehingga semakin menyulitkan warga untuk mengakses jalan menuju wilayah kota.
"Jumlah kebutuhan listrik itu berdasarkan pendataan kita tahun 2016," katanya kepada Antara.
Helmi mengungkapkan, lantaran jarak dan jumlah rumah antar desa menyebabkan suatu kendala untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut.
"Itu juga menjadi salah satu kendala jaringan listrik," tukasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca SelengkapnyaRasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca Selengkapnya"Yang belum teraliri itu terutama karena berada jauh dari kawasan, terutama pemukiman baru," kata Rudy
Baca SelengkapnyaWarga di kampung di Cianjur mengeluhkan jika mereka belum memiliki akses listrik yang memadai.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaSejak 47 tahun yang lalu, warga setempat hanya menggunakan penerangan yang terbatas.
Baca SelengkapnyaKondisi masyarakat setempat masih belum sejahtera karena belum teraliri listrik dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan jalan yang berbatu dan berlumpur.
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaBerada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaRumah-rumah di sana sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca Selengkapnya