403 Wanita Indonesia masih berada di Suriah, sebagian bawa anak
Merdeka.com - Kepala Badan Penanggulangan Nasional Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius menyebutkan setidaknya ada 518 WNI yang masih berada di Suriah. Perinciannya 403 perempuan dan 115 laki-laki.
"Sekarang sudah banyak sekali masyarakat indonesia masuk ke sana, ke daerah pertempuran," kata Suhardi dalam Mukernas II DPP PPP di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/7).
Suhardi mengatakan banyak WNI yang berangkat ke Suriah membawa serta anak dan istrinya untuk berperang. Anak-anak dibawa untuk dididik menjadi teroris
-
Siapa istri prajurit TNI ini? Bukan dengan wanita asli Papua, Ia berpacaran dengan wanita asal Pekanbaru, Riau.
-
Apa yang dilakukan oleh istri anggota TNI? Setelah dinikahi Letkol Inf Nur Wahyudi pada 2022 lalu, Juliana Moechtar menjabat sebagai Ketua Persit dan Ketua Yayasan Cabang XIX Siliwangi.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Kenapa anak STIN langsung direkrut BIN? Setelah lulus, maka para taruna akan langsung direkrut oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
-
Siapa putri korban bom Surabaya yang jadi Bintara Polisi? Aqiella Nadya berhasil meneruskan karier ayahnya sebagai anggota polisi usai lolos pada seleksi Bintara Polda Jawa Timur.
"Banyak sekali yang berangkat bersama anak istrinya. Anak-anak semacam ini yang sudah dididik (terorisme)," kata dia.
Saat anak-anak tersebut berusia 10-15 tahun dan kembali ke Indonesia patut diawasi. Sebab sejak kecil kata Suhardi, di Suriah mereka diajarkan menembak bahkan merakit bom.
"Kalau mereka nanti perang selesai lalu balik ke Indonesia, mereka bukan main kelereng lagi nanti, dengan mind set seperti itu, itu adalah tugas kita," ungkap Suhardi.
Untuk itu dia berharap semua elemen masyarakat busa turut mengawasi lingkungan sekitar agar tak ada lagi WNI yang berangkat ke Suriah. Peran keluarga dan lingkungan menjadi salah satu kunci untuk mencegah penyebaran penyebaran paham radikal.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemulangan 101 WNIyang telah overstayer di Abu Dhabi, terdiri atas 46 ibu dengan 55 anak, bayi dan balita.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBudaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaPemerintah belum bisa memastikan kepul para WNI tersebut karena saat ini jalur penerbangan di sejumlah negara Timur Tengah menerapkan sistem buka tutup.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan keselamatan dan perlindungan WNI harus diprioritaskan.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaSejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaSosok perwira anak eks komandan pasukan elite TNI AL yang diberangkatkan ke Lebanon jalankan misi perdamaian.
Baca Selengkapnya“Saat ini satgas TPPO Polda sumbar sedang melakukan penyelidikan dengan instansi terkait,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan
Baca SelengkapnyaTercatat total 143 WNI berada di wilayah konflik Israel-Palestina.
Baca SelengkapnyaPemulangan ini merupakan tahap kedua setelah sebelumnya tanggal 12 November 2023 dipulangkan 101 WNI tidak memiliki dokumen terdiri atas 55 anak dan 46 ibunya.
Baca Selengkapnya