42 Eks Gafatar kabur dari Kukar karena malu pulang ikut rombongan
Merdeka.com - Kaburnya 42 orang mantan Gafatar dari permukiman mereka di Loa Tebu, kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, masih menyisakan tanda tanya. Meski belum bisa dipastikan seratus persen, puluhan orang itu mengaku sudah berada di Yogyakarta.
Mereka memang sempat mengutarakan kenekatannya pulang sendiri ke Yogya, meski pemerintah telah memastikan menanggung semua biaya kepulangan. Alasannya, mereka tidak ingin dipulangkan melalui pengawalan pemkab Kutai Kartanegara, layaknya pemulangan 232 mantan Gafatar dari kecamatan Samboja, ke Sulawesi Selatan, pekan lalu.
"Ada kemungkinan alasannya, secara mental mereka mungkin malu (kalau pulang rombongan dengan pengawalan)," kata Camat Tenggarong, Mulyadi dalam perbincangan bersama merdeka.com, Kamis (4/2).
-
Kenapa warga takut dengan kapal Minajaya? Penyebab warga sekitar pantai ketakutan adalah karena saat itu muncul isu bahwa kapal tersebut merupakan kapal perang milik Malaysia yang datang dan menyerang dari arah selatan.
-
Mengapa Arus Balik di Gunungkidul mengancam wisatawan? Arus ini lebarnya sangat sempit tapi sangat kuat untuk menarik ke lautan. Jadi dia terbentuk di sekitar garis pantai.
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
-
Kenapa warga takut lewat jembatan rusak itu? 'Takut kalau lewat, gemetar mah ada. Terus harus pegang, takut ke bawah (jatuh) aja ini mah,' terangnya.
-
Kenapa warga Kampung Manggal merantau? Kondisi seperti ini membuat banyak warga Kampung Manggal merantau ke luar daerah. Mereka akan kembali lagi ke kampung tersebut saat musim tanam telah tiba.
Maraknya pemberitaan perihal Gafatar, yang dimulai dengan pengusiran paksa mantan Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat, hingga pemberitaan media terkait pemulangan tahap II mantan Gafatar di 4 kecamatan di Kutai Kartanegara, memang telah sampai di telinga mantan Gafatar di Loa Tebu.
"Ada kemungkinan, mereka kalau dipulangkan resmi, khawatir tidak diterima di Yogyakarta," ujar Mulyadi.
Dijelaskan Mulyadi, 13 kepala keluarga yang terdiri 42 jiwa mantan Gafatar itu, telah diberikan pengertian, agar mengikuti prosedur pemulangan yang sudah dipastikan Pemkab Kutai Kartanegara. Di antaranya mereka berasal dari Sleman dan Demak, dengan tujuan pemulangan Yogyakarta.
"Mereka minta cepat, tanpa pengawalan. Mereka bilang kalau gitu (lambat dipulangkan) kami pulang sendiri saja. Dari kelurahan hingga kecamatan, sudah beri pengertian," ungkapnya.
"Persoalan mantan Gafatar ini kan persoalan nasional ya. Jangan sampai ada penilaian di luar, bahwa kecamatan Tenggarong dan pemkab Kutai Kartanegara, seolah-olah tidak perduli. Padahal (pemulangan) ini soal waktu saja. Yang jelas, tidak ada pembedaan perlakukan kepada mereka. Semua sama," pungkas Mulyadi.
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi, Pemkab Kutai Kartanegara, Rabu (3/2) kemarin, memastikan akan memulangkan 363 jiwa warga eks Gafatar di 4 Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang dan Kota Bangun. Meski demikian, dana pemulangan masih dihitung, mengingat banyaknya tujuan daerah pemulangan. Pemkab juga mengajukan bantuan pendanaan kepada pemprov Kaltim. Namun belakangan, 42 orang di antaranya kabur dari permukiman tanpa pemberitahuan kepada siapa pun. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kuliah Kerja Nyata selalu punya cerita unik tersendiri dari tiap kelompok.
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaReaksi adiknya pun jadi sorotan. Tampak sang adik terkejut saat tahu kakaknya menjemput dengan becak barang.
Baca SelengkapnyaHN mengajak kabur kedua adiknya lantaran kesal diputus sekolah oleh orang tuanya. Hal ini karena kondisi ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaKisah seorang anak perempuan yang ditolak keluarganya setelah diusir.
Baca SelengkapnyaKeberangkatan ribuan jemaah calon haji diiringi isak tangis keluarga
Baca SelengkapnyaPria ini sudah 20 tahun merantau dan belum pernah pulang.
Baca Selengkapnya