43 Warga Semarang Tak Pakai Masker Dihukum Berdoa di Makam Pasien Covid-19
Merdeka.com - Sebanyak 43 orang pelanggar protokol kesehatan dengan tidak pakai masker dihukum berdoa di depan makam korban covid-19, TPU Jatisari, Mijen, Semarang, Selasa (27/10).
Para pelanggar langsung didata oleh penyidik Satpol PP Kota Semarang. Mereka langsung disuruh naik mobil patroli menuju ke komplek makam korban covid-19. Sesampainya di lokasi, puluhan orang disuruh baris menghadap ke makam diminta mendoakan korban covid-19 yang telah meninggal dunia.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan hukuman merenungkan doa di makam korban covid-19 sengaja dilakukan agar masyarakat mengetahui pentingnya memakai masker di tengah pandemi.
-
Apa isi kalimat yang ditemukan di dinding makam? Kalimat itu membuat Agostini bertanya-tanya, terutama bagaimana bahasa Persia Pertengahan dapat ditemukan di wilayah Beit She’arim. Beberapa kalimat itu adalah 'Kediaman seorang raja (?) untuk Yanur... di antara Rasam dan Našna (di) rumah Panutas (?) ... dan bendahara kegembiraan baru dan permuliaan mulutku (?) ... segel'.
-
Apa yang dilakukan Pak Daryo di makam? Banyak orang yang datang ke tempat itu untuk meminta sesuatu.
-
Kenapa doa kafaratul majelis dibaca? Doa ini juga sebagai upaya merendahkan diri di hadapan Allah, bahwa manusia pasti memiliki banyak kesalahan, termasuk dalam melakukan ibadah seperti majelis ilmu.
-
Kenapa doa ziarah kubur dibaca saat Lebaran? Selain sebagai bentuk penghormatan kepada yang telah meninggal, ziarah kubur saat Lebaran juga memiliki makna spiritual yang dalam bagi umat Islam.
-
Kenapa doa ziarah kubur dianjurkan? Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah).'
"Hukuman ini sengaja diberikan pelanggar sengaja dipilih agar pelanggar mensyukuri anugerah kehidupan yang diberikan Allah. Maka kita harus tertib pakai masker dan patuh protokol kesehatan selagi masih hidup," kata Fajar Purwoto, Selasa (27/10).
Dia mengungkapkan mestinya masyarakat memiliki kesadaran patuh protokol Kesehatan. Aparat keamanan gabungan hanyalah sebatas pengawasan dan pembinaan.
"Jangan hanya bicara kapan Corona berakhir, tapi bicaralah apakah diri kita sudah tertib protokol kesehatan?," ungkapnya.
Fajar sendiri pernah terpapar corona dan berhasil sembuh. Oleh karena itu pihaknya mengajak para pelanggar agar di kemudian hari lebih tertib dan mensyukuri kehidupan.
Seorang pelanggar Rivan (43) mengaku terenyuh ketika dirinya dihukum berdoa di makam korban Corona. Menurutnya, dengan hukuman ini bisa jadi gambaran untuk lebih patuh menggunakan masker.
"Saya ini sebenarnya pakai masker. Cuma hari ini kebetulan lupa. Saya merasa malu," kata Rivan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam sosialisasi tersebut Satpol PP DKI turut memaparkan dampak buruk pembakaran sampah.
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaTradisi Mando’a Pusaro merupakan tradisi ziarah ke makam Tuanku Madinah yang dilakukan oleh masyarakat Padang Pariaman.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan perusakan makam itu diselidiki kepolisian setempat.
Baca Selengkapnya40 jemaah Indonesia tersebut tidak meninggal di satu tempat.
Baca SelengkapnyaPengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca Selengkapnya