442 Warga Sumsel Terjangkit DBD, Empat Orang Meninggal
Merdeka.com - Selama Januari 2019, sebanyak 442 warga Sumatera Selatan menderita demam berdarah dengue (DBD). Dari total penderita, empat orang meninggal dunia.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, pasien DBD yang meninggal masing-masing berasal dari Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Ogan Komering Ilir (OKI), dan terbaru Lubuklinggau.
Sementara sebaran penderita DBD yakni OKU (20 orang), OKI (20), Lahat (9), Musi Rawas (29), Musi Banyuasin (22), Banyuasin (42), OKU Timur (63), Ogan Ilir (29), Prabumulih (28), Empat Lawang (7), Pagaralam (18), Lubuklinggau (15), PALI (12), Muratara (5), dan terbanyak di Palembang (101).
-
Dimana kasus DBD terjadi? Kasus DBD tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
-
Siapa yang lebih banyak terkena DBD di Jakarta Barat? Pasien mayoritas merupakan anak-anak. 'Total pasien sudah dirawat sejak 1 Januari 2024 sampai dengan hari ini ada 67 kasus. 70 persen kasus adalah anak-anak dan mayoritas usia SD dan SMP,' kata Ngabila dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/3).
-
Dimana penyakit DBD sering terjadi? Penularan penyakit DBD cenderung terjadi di daerah-daerah beriklim tropis, seperti Indonesia.
-
Siapa yang terdampak DBD? Hal ini menunjukkan bahwa DBD menjadi kegelisahan masyarakat, karena setiap masuk musim penghujan penyakit ini pasti datang.
-
Siapa yang jadi korban DBD di Jepara? Lima belas warga sudah jadi korban.
-
Kapan puncak kasus DBD di Indonesia? Hingga minggu ke-41 tahun 2024, atau sekitar bulan Oktober, tercatat 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kematian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar mengungkapkan, meski jumlah pasien dan meninggal dunia terus bertambah, pemerintah setempat belum menetapkan statusnya sebagai kejadian luar biasa (KLB). Hanya saja, diperlukan penanggulangan agar tidak semakin meluas.
"Selama bulan ini ada 442 pasien DBD dan empat orang diantaranya meninggal dunia. Namun, belum ada penetapan KLB," ungkap Ferry, Jumat (1/2).
Dijelaskannya, angka kasus demam berdarah di provinsi itu dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Pada 2018, tercatat ada 1.452 orang terpapar virus nyamuk aedes aegypti itu dan meningkat hampir dua kali lipat di tahun 2018 menjadi 2.396 kasus.
"Penyebarannya merata di seluruhnya kabupaten dan kota, kecenderungannya lebih banyak di Palembang karena penduduknya lebih besar," ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk disiplin dan bertanggung jawab di lingkungan masing-masing. Tempat-tempat yang rentan menjadi sarang nyamuk mesti dibersihkan dan melakukan pola hidup bersih.
"Secara umum 3M yang kita kenal, menguras menutup dan mengubur. Itu cara mudah dan efektif mencegah penyebaran aides aegypti," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPenyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat dua mobil melintas di Jalan Lintas Sumatera di Desa Batanghari, Kecamatan Semidang Aji.
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBanjir dan Longsor Terjang Pesisir Selatan, 23 Korban Meninggal Dunia & 4 Orang Hilang
Baca SelengkapnyaUpaya pengasapan juga terus dilakukan di beberapa kawasan yang terbilang rawan.
Baca Selengkapnya