47 Pengembang bandel di Bekasi belum serahkan lahan fasos fasum
Merdeka.com - Sedikitnya 47 pengembang properti di Kota Bekasi, Jawa Barat, belum menyerahkan lahan untuk fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) ke pemerintah daerah sejak puluhan tahun lalu. Diperkirakan, lahan yang masih dikuasai pengembang tersebut mencapai puluhan hektare.
Kepala Seksi Prasarana Sarana Umum (PSU) pada Dinas Tata Kota Bekasi, Andi Masagung mengatakan, kewajiban pengembang tersebut tertuang dalam Perda Kota Bekasi No 3 Tahun 2008 dan Permendagri No 29 Tahun 1987 serta Kepmen PU No. 378 Tahun 1987.
Dari hasil verifikasi sementara, diketahui baru sekitar 32 hektare lahan yang belum diserahkan oleh 21 pengembang. Pihaknya juga akan mendata dan mengukur kembali lahan yang belum diserahkan oleh 26 pengembang lain.
-
Apa manfaat utama dari Lahan Basah Mesangat Suwi untuk masyarakat lokal? Kawasan ini merupakan Kawasan yang penting bagi para masyarakat lokal, sebab LBMS jmenjadi sumber perikanan air tawar.
-
Apa khasiat Aek Sipaulak Hosa Loja bagi warga sekitar? Dari informasi turun temurun inilah, warga kemudian mempercayai bahwa air yang muncul dari situs Aek Sipaulak Hosa Loja memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
-
Bagaimana masyarakat sekitar memanfaatkan lahan di Desa Wisata Danau Diateh? Dengan suhu yang relatif dingin, masyarakat sekitar sangat memanfaatkan lahan hijaunya untuk dijadikan pertanian. Hampir 80% dari kawasan ini masih dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
-
Mengapa rumah Happy Asmara memiliki lahan luas? Sementara itu, rumah Happy Asmara tampak lebih sederhana namun memiliki lahan yang luas, khas rumah pedesaan di Jawa Timur.
-
Apa manfaat Tebing Breksi buat warga? Adanya wisata Tebing Breksi membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Setidaknya ada 400-an warga Desa Sambirejo yang bekerja mengelola wisata Tebing Breksi.
-
Apa jenis rumah yang disediakan? Mengutip Liputan6, Kamis (13/7) Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan jika unit-unit rumah itu nantinya akan berbentuk rumah susun yang memiliki 10-11 lantai.
"Yang sudah ketahuan, potensi luasan lahan milik 21 pengembang itu mencapai 32 hektare. Ini masih ada lagi, karena lahan milik 26 pengembang lain belum didata kembali," ungkap Andi Masagung, Jumat (8/4).
Menurutnya, keterlambatan pengembalian fasos dan fasum ini karena aset tersebut hanya tercatat di dokumen saja, tapi tidak ada bukti surat penyerahan dari pihak pengembang.
"Asetnya ada, tapi karena tidak ada berita acara serah terima dari pengembang, makanya kami lakukan verifikasi lagi sekarang," kata Andi.
Karena itu, kata dia, verifikasi data ini agar pemerintah memiliki legalitas aset tetap terhadap tanah prasarana sarana umum perumahan. Dia mengaku, akan terus turun ke lapangan untuk menginventaris seluruh aset tersebut.
"Setelah selesai didata dan diukur, nanti dicatatkan pada aset daerah, hal ini untuk menghindari klaim pihak yang tak bertanggung jawab," katanya.
Sekretaris Komisi A DPRD Kota Bekasi, Solihin mendukung langkah pemerintah. Sebab, pendataan kembali untuk memetakan aset daerah yang berada di perumahan, agar tak dikomersilkan demi kepentingan bisnis.
"Pemerintah daerah harus berani bertindak tegas terhadap pengembang yang tidak mau memberikan aset fasos fasum tersebut," katanya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah masih bersengketa dengan warga yang ingin menetap dan enggan meninggalkan wilayah IKN.
Baca SelengkapnyaPenambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk 34 ribu unit rumah subsidi sampai kini belum terealisasi.
Baca SelengkapnyaAnies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok
Baca Selengkapnya"Menurut saya tega sekali ketika tempat itu sudah disiapkan tidak diberikan kepada warga kampung bayam," kata Anies.
Baca SelengkapnyaAnies juga memeluk sambil menenangkan salah satu warga yang menangis mengeluhkan nasib mereka.
Baca SelengkapnyaSetelah purnatugas, ternyata Anies masih meninggalkan sederet janji-janji yang masih menjadi persoalan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRusun Nagrak lebih layak untuk ditinggali warga Kampung Bayam. Maka dari itu, ia berharap warga bisa datang segera menghuni rusun tersebut.
Baca SelengkapnyaRetakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat di 2022 baru 60,66 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah yang layak.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca Selengkapnya