480 Ribu warga Lebak buang hajat sembarangan
Merdeka.com - Sekitar 480 ribu atau 42 persen dari 1,2 juta penduduk Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, buang tinja sembarangan, seperti daerah aliran sungai, kebun maupun selokan.
Perilaku buruk itu juga berdampak terhadap kesehatan warga maupun kelestarian lingkungan sungai. Apalagi, sungai itu digunakan masyarakat sehari-hari sehingga perlu diakhiri buang tinja di sungai.
"Kami berharap ke depan perilaku buruk buang tinja sembarangan itu ditinggalkan, karena bisa menimbulkan berbagai penyakit menular," papar Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Jumat (1/7).
-
Dimana warga Lebak mengambil air bersih? Setiap harinya puluhan ibu-ibu di Kampung Rancabaok, Desa Tamanjaya, Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air. Walau kondisinya tidak jernih, aliran tersebut terpaksa digunakan karena tidak ada pilihan lain.'Nyari air ke kali sini, karena di rumah nggak punya air,' kata warga setempat bernama Sumiati, mengutip YouTube SCTV Banten, Rabu (31/7).
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Kenapa warga Lebak kekurangan air bersih? Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Banten mulai mengalami kesulitan air bersih. Di Kabupaten Lebak misalnya, warga sekitar terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian hingga air minum.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
-
Bagaimana warga Lebak mendapatkan air bersih? Setiap harinya puluhan ibu-ibu di Kampung Rancabaok, Desa Tamanjaya, Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air. Walau kondisinya tidak jernih, aliran tersebut terpaksa digunakan karena tidak ada pilihan lain.'Nyari air ke kali sini, karena di rumah nggak punya air,' kata warga setempat bernama Sumiati, mengutip YouTube SCTV Banten, Rabu (31/7).
-
Mengapa warga Majalengka mencuci pakaian di sungai? Tak ada pilihan lain dari warga, karena ini cara tercepat agar kebutuhan mencucinya bisa terpenuhi.
Pemerintah daerah tahun ke tahun terus meningkatkan program bantuan sanitasi untuk mengeliminir kebiasaan buruk warga buang tinja sembarangan. Bahkan, saat ini seluruh desa menerima bantuan alokasi dana desa (ADD) dan bisa diprogram pembangunan sanitasi warga.
Sebab, buang tinja sembarangan dapat menyerang penyakit diare, polio, diabetes dan gagal ginjal. "Kami minta warga minimal memiliki sanitasi yang sehat dan layak," jelasnya.
Menurutnya, cakupan sanitasi di Kabupaten Lebak mencapai 58 persen dengan memiliki toilet yang baik dan sehat, sedangkan 42 persen buang tinja sembarangan di bantaran sungai dan tempat lainnya, seperti kebun, selokan dan rawa-rawa.
Pihaknya setiap hari melihat warga buang tinja di sejumlah sungai antara lain adalah Sungai Ciujung, Ciberang, Cisimeut, Cicinta, Cibinuangeun, dan Ciipuh.
"Kami yakin buang tinja di sungai maupun tempat lainnya bisa menimbulkan kandungan bakteri E-coli, dan bisa menyerang penyakit diare," tandasnya.
Lanjut Firman menjelaskan, tingginya masyarakat Lebak buang tinja sembarangan di sungai dengan alasan praktis dan tidak mengeluarkan biaya. Selain itu sudah menjadikan budaya warga buang tinja di sungai tersebut.
Penyebab lainnya, kata dia, rendahnya masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). "Kami minta warga Lebak tidak membiasakan perilaku buruk buang tinja sembarangan di sungai maupun tempat lainnya," papar Firman.
Samsudin, seorang warga Kelurahan Muara Ciujug Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku dirinya sejak kecil hingga 45 tahun kini tetap buang tinja di Sungai Ciujung, yang jaraknya tidak begitu berjauhan dengan tempat kediamannya.
Sebab di sini masyarakat banyak buang tinja Sungai Ciujung karena lebih praktis dibandingkan di toilet. "Kami lebih nyaman buang tinja di sungai karena tidak mengeluarkan biaya pembangunan WC," kata Samsudin seperti dilansir dari Antara.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sobang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak Yosep mengatakan, warga di wilayahnya kini sudah menggunakan toilet dengan cara masuk anggota arisan jamban agar mereka buang tinja tidak di sungai.
Saat ini, banyak kelompok-kelompok arisan jamban baru terbentuk hingga tujuh desa dari sebelumnya dua desa. Mereka terdiri atas ibu rumah tangga, majelis taklim, dan pengojek sepeda motor.
"Kami menargetkan semua warga memiliki jamban secara memadai dan sehat dengan menerapkan kegiatan jamban arisan itu," tutup Yosep. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca SelengkapnyaSejumlah pemuda Bangkalan bersih-bersih area jembatan Serdang dan kewalahan mengangkut gunungan popok bayi.
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau tinggi muka air di bagian Pintu Air Manggarai, mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaDaerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaSebuah jalan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat menjadi sorotan usai dipenuhi ceceran sampah.
Baca SelengkapnyaKepala Suku Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu dr Murni Hutapea mengatakan saat ini semua warga sudah memiliki akses sanitasi yang baik.
Baca SelengkapnyaMau tak mau, warga bolak balik membersihkan area jalan yang kerap dijadian pengendara sebagai tempat pembuangan sampah liar.
Baca SelengkapnyaJaya Negara mengatakan saat ini Pemkot Denpasar telah memiliki 3 TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang didukung oleh pemerintah pusat.
Baca Selengkapnya