5 Alasan MH370 sulit sekali ditemukan
Merdeka.com - Sudah dua pekan pencarian pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hilang belum juga menuai hasil. Padahal, 26 negara di dunia telah mengerahkan sebagian armadanya demi menemukan titik terakhir jatuhnya pesawat berisi 227 penumpang dan 12 awak tersebut.
Terbatasnya kapasitas yang dimiliki kotak hitam membuat pencarian ini berpacu dengan waktu. Tidak sedikit pula tenaga dan pikiran para tim penyelamat dihabiskan meski dipenuhi ketidakpastian.
Kondisi ini menyebabkan munculnya berbagai spekulasi. Mulai dari dugaan pesawat dibajak, paspor palsu hingga lokasi-lokasi yang diduga menjadi titik terakhir keberadaan pesawat ini.
-
Mengapa pencarian pesawat jet sulit? Proses pencarian mengalami kendala karena danau itu kemudian membeku.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Dimana MH370 diperkirakan hilang? Untuk studi mereka, Kadri dan rekan-rekan timnya menganalisis data dari stasiun hidroakustik di wilayah di mana MH370 diyakini telah hilang – dengan fokus pada Cape Leeuwin di Australia Barat dan Diego Garcia, sebuah pulau di Samudra Hindia.
-
Bagaimana tim penyelamat di Gaza menghadapi kesulitan menemukan jenazah? Tim penyelamat menyatakan mereka kesulitan dalam menemukan mayat-mayat tersebut terutama karena serangan Israel yang menyasar anggota awak dan alat berat mereka.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
Patut diakui, tim penyelamat dari berbagai negara ini merasa kesulitan untuk mencari lokasi hilangnya pesawat. Berikut 5 alasan pesawat tersebut belum juga ditemukan hingga kini:
Area pencarian yang luas
Ditemukannya dua objek asing di tengah Samudera Hindia membuat area pencarian diperluas. Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, wilayah pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 mencapai 3,6 juta kilometer persegi.DigitalGlobe menggambarkan area tersebut terlalu luas untuk mencari satu pesawat yang hilang jejaknya sejak 8 Maret lalu. Kondisi ini membuat misi pencarian terhambat, sehingga menyulitkan armada terdekat untuk menyisir lokasi."Citra yang ditunjukkan satelit ini terlalu luas untuk pencarian real time tanpa mengetahui posisi untuk memulainya," ujar Juru Bicara DigitalGlobe Turner Brinton.Objek yang tertangkap kamera satelit The WorldView-2 ini memperlihatkan benda sepanjang 24 meter, dan tampak mengambang di lokasi dengan kedalaman mencapai ribuan meter. Sementara objek kedua sepanjang lima meter.
Terbawa arus
Pakar Oseanografi dari University of Western Australia, Chari Pattiaratchi mengatakan, arus di Samudera Hindia cukup ganas. Termasuk lokasi ditemukan dua objek tersebut dikenal dengan tempat berputarnya angin kencang dan ombak raksasa."Anda mungkin menemukan puing itu di permukaan laut tapi pesawat itu bisa berada di dasar samudera. Laut itu sangat dalam, sekitar lima kilometer," kata dia, seperti dilansir surat kabar Sydney Morning Herald, Kamis (20/3).Pattiaratchi memprediksi, puing pesawat yang terbawa dari sekitar dis sekitar lokasi akan selalu bergerak hingga 1 mil laut setiap satu jam. Jika dalam 10 hari, maka pergerakan mencapai 300-400 kilometer."Jika terus bergerak akan sampai ke selatan Perth atau selatan Australia," katanya.
Tiupan angin kencang sulitkan pencarian
Kecepatan angin di wilayah ini mencapai 28 knot atau 50 km per jam dalam keadaan normal. Saat berlangsungnya badai, tiupan angin bisa mencapai 90 knots (166 km per jam).Namun, kecepatan angin terbesar yang tercatat pernah mencapai 115 knot (212 km per jam). Dalam catatan, tiupan kencang sudah termasuk dalam kategori topan karena dapat menghancurkan bangunan. Sementara, kecepatan wajar hanya 35 km per jam saja.Tak heran jika pencarian yang berlangsung sejak Kamis (20/3) itu dilakukan setelah cuaca dianggap membaik. Meski, mereka belum memastikan bahwa temuan tersebut terkait dengan keping pesawat MH370."Kemarin (Kamis), kondisi cuaca tidak baik untuk pesawat dalam melakukan pencarian radar dan kami tidak melihat apapun di sana," ujat General Manajer Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA), John Young.
Pesawat tenggelam di laut yang dalam
Pakar Oseanografi dari University of Western Australia, Chari Pattiaratchi mengatakan, arus di Samudera Hindia cukup ganas. Termasuk lokasi ditemukan dua objek tersebut dikenal dengan tempat berputarnya angin kencang dan ombak raksasa."Anda mungkin menemukan puing itu di permukaan laut tapi pesawat itu bisa berada di dasar samudera. Laut itu sangat dalam, sekitar lima kilometer," kata dia, seperti dilansir surat kabar Sydney Morning Herald, Kamis (20/3).Rata-rata kedalaman mencapai 3.890 meter. Titik paling dalam dimiliki Diamantina Deep, atau sekitar Palung Diamantina yang tercatat mencapai 8.047 meter, serta Palung Sunda dengan kedalaman 7.2587.725 meter. Bandingkan dengan Palung Laut Banda di Indonesia sedalam 6.500 meter.
Potongan besar tak akan mengambang
Steve Wallace, mantan Direktur Penyelidikan Kecelakaan dari Federasi Penerbangan Amerika Serikat menyebutkan, jika pesawat jatuh ke laut, potongan besarnya tak akan mengambang."Ketika pesawat jatuh menghantam laut, yang kemungkinan mengambang hanya seperti barang-barang seperti jaket, kursi. Bagian besar pesawat tak akan mengembang," jelasnya seperti dilansir CNN.Sementara seorang fisiologi termal dari Universitas Sydney Christopher Gordon mengatakan, kemungkinan para penumpang selamat sangat kecil jika berada di bagian selatan Samudera Hindia. Sebab, perairan di sana sangat dingin."Di dalam air laut yang sangat dingin seseorang akan mengalami hipotermia dalam beberapa menit," ujarnya."Ketika berada di air yang dingin, di bawah lima derajat, perlahan mereka akan tidak lagi merasa hangat, kehilangan arah dan tidak akan bertahan dalam waktu yang tidak lama dan kemudian tenggelam."
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para ahli di Universitas Cardiff percaya mereka bisa mendekati terobosan dalam kasus luar biasa ini.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaKesulitan melacak jejak digital satu keluarga itu setelah polisi melihat kondisi handphone sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaSegitiga Bermuda dikenal dengan kisah-kisah hilangnya kapal dan pesawat. Apakah itu mitos atau fakta? Para ahli mengungkapnya.
Baca SelengkapnyaPetugas Basarnas mengkonfirmasi kalau titik dugaan helikopter hilang tersebut berada di kawasan hutan.
Baca SelengkapnyaTim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDaerah ini terkenal karena dituduh menjadi tempat hilangnya banyak pesawat dan kapal secara misterius selama berabad-abad.
Baca SelengkapnyaHilang Sejak 1971, Pesawat Jet Ini Akhirnya Ditemukan dalam Kondisi Mengejutkan
Baca SelengkapnyaDokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca SelengkapnyaProses evakuasi terkendala air tanah yang keruh serta lubang yang sempit
Baca SelengkapnyaLongsor yang menewaskan hampir 700 orang itu juga mengakibatkan lebih dari 1.200 orang kehilangan tempat tinggal.
Baca Selengkapnya