5 Cerita di balik penembakan Brimob kepada TNI di Batam
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menyebut ada api dalam sekam dalam hubungan polisi dan TNI. Sebutan ini bukan tanpa sebab perseteruan anggota di dua lembaga ini kerap kali terjadi, sebagian besar dipicu oleh aksi solidaritas berlebihan atau salah paham.
Seperti yang terjadi di Perumahan Cipta Asri di Batam pada Minggu malam (21/9) lalu. Perselisihan ini bahkan sampai menyebabkan empat orang luka karena tembakan yang diletuskan personel Brimob. Tak berselang lama, perwakilan kedua lembaga ini buru-buru klarifikasi dan berjanji mencari akar masalah.
Diinformasikan aksi ini terjadi akibat terlibatnya sejumlah personel TNI dengan para penimbun BBM. Para anggota TNI dari Yonif 134/TS Batam pun ditindak oleh Brimob yang sedang menggelar penggerebekan di tempat tersebut.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Kenapa konflik terjadi? Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
-
Dimana bentrokan antara PDIP dan PPP terjadi? bentrokan antara Laskar PDIP dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) PPP pecah di kawasan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (15/10) sore hari tadi.
Di lain pihak, TNI mengatakan bahwa anggotanya tidak terlibat dan hanya lewat di lokasi kejadian. Beragam cerita pun mencuat dari perselisihan ini. Berikut 5 cerita di balik penembakan Brimob kepada TNI seperti dirangkum merdeka.com.
Brimob tembak anggota TNI karena provokasi
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan, saat kejadian Polda Kepri bersama Brimobda Kepri sedang melakukan penggerebekan terkait adanya penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan oleh inisial N berlokasi di Perumahan Cipta Asri di Batam. Dia menambahkan, saat penggerebekan situasi mulai tidak kondusif karena adanya provokasi."Pertama dinamika langkah-langkah Polda Kepri yang terdiri Direktorat Reskrim dan Brimob 20 orang akan melakukan penggerebekan penimbunan BBM di Perumahan Cipta Asri di Batam oleh inisial N. Ada provokasi terhadap situasi. Pada akhirnya petugas Brimob krimsus meninggalkan lokasi," kata Boy saat mengonfirmasi kronologis kejadian kepada wartawan di gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/9).Boy mengatakan, tertembaknya 4 TNI di lokasi penggerebekan karena adanya kesalahpahaman "Terjadi kesalahpahaman petugas dengan TNI Batalyon 134. Empat mengalami luka tembak di bagian kaki," ucap Boy.
TNI tegaskan Brimob tembak anggotanya sembarangan
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya menyatakan penembakan yang dialami 4 anggotanya bukanlah bentrok, melainkan penanganan sepihak oleh anggota Polri terhadap anggota TNI."Saya harus sampaikan, itu bukan bentrokan, tapi penanganan sepihak oleh anggota oknum Polri terhadap anggota TNI," kata Fuad saat dikonfirmasi oleh wartawan, Jakarta, Senin (22/9).Atas kejadian tersebut, Fuad menegaskan kepada pihak Polri untuk mengusut kasus tersebut. Pasalnya, secara teori Polri tidak diperbolehkan menembak langsung sebelum ada konfirmasi yang jelas dari pihak terkait."Polri harus usut, kenapa seperti itu. Karena secara teori kan tidak boleh, apalagi itu adalah anggota TNI. Maling saja tidak boleh langsung ditembak, harus ditanya dulu, di proses. Apalagi ini anggota TNI," ungkapnya.Menyikapi tindakan yang dilakukan Polri, Fuad menegaskan akan menuntut pihak Polri untuk memberikan hukuman yang sesuai dengan perbuatan anggotanya.
TNI sebut Brimob salah tangkap
Anggota TNI jadi korban salah tangkap polisi gabungan yang sedang melakukan patroli masalah penimbunan bahan bakar. Namun bukannya dilepas para tentara justru ditembak."Salah tangkap, dipukuli dan ditembak kakinya," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/9).Menurut Fuad, korban adalah Pratu AK, Prada HS, Praka EB, dan Pratu ES. Awalnya dua orang ditangkap terlebih dahulu. "Dua temannya menanyakan rekannya, namun justru ditembak lagi," imbuhnya.Ketegangan sempat terjadi di depan markas Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri) Batam. Anggota TNI datang karena tak terima empat anggotanya ditembak oleh polisi.
Sempat ingin ada aksi balas dendam
Keadaan pascapenembakan sempat panas. Namun Kapolda Kepri Brigjen Arman Depari memastikan suasana sudah mulai kondusif. Dia pun sudah membangun komunikasi dengan TNI guna mengantisipasi bentrok susulan."Kalau ada kesalahpahaman pasti bisa dibicarakan dan pasti ada solusinya. Saya kira tidak ada yang ini kami cakar-cakaran," kata Arman.Sementara itu, Danrem 033 Wira Pratama Brigjen TNI Bujang Zuirman mengatakan, empat korban terluka dan tertembak adalah Prada Ari Sulistio, Pratu Eko, Pratu Eka Basri, Pratu Eko Saputro."Mereka masih dirawat," ungkapnya.Danrem mengaku sudah berupaya untuk menenangkan anggotanya dan mendinginkan suasana agar tidak terjadi aksi balas dendam. "Belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya, kami sudah menenangkan anggota," kata Danrem.
Bentuk tim khusus usut penembakan
Kapolda Kepulauan Riau Brigjen Pol, Arman Depari menyatakan akan membentuk tim gabungan untuk mengusut kasus penembakan TNI di Batam. Pembentukan tim ini dilakukan demi mengetahui asal usul kejadian tersebut."Kami akan bentuk tim bersama TNI untuk mengusut ini. Agar tahu duduk permasalahannya seperti apa," kata Arman saat mengunjungi empat korban penembakan di RSUD Embung Fatimah Kota Batam bersama Danrem 033 Wira Pratama Brigjen TNI Bujang Zuirman, Senin (22/4), seperti dilansir Antara.Kasus penembakan yang diduga karena kesalahpahaman terjadi di Depan Markas Brimob Polda Kepri, Tembesi, Batam. Kejadian itu mengakibatkan empat anggota TNI menjadi korban."Yang salah, akan kami tindak secara tegas. Kami juga akan mengusut kemungkinan kesalahan penggunaan senjata," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima prajurit TNI terluka akibat bentrok yang terjadi di ruang tunggu keberangkatan pelabuhan Kota Sorong
Baca SelengkapnyaBentrok bermula dari teguran prajurit TNI kepada anggota Brimob di lokasi
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaBentrokan Brimob dengan TNI AL diredam melalui proses mediasi para pimpinan Polri dan TNI
Baca SelengkapnyaBukan hanya sekali, berikut deretan kasus polisi tembak polisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaPrada Nurrahman menegur pengemudi mobil yang lantas menghubungi Danki Brimob Polda Sumut.
Baca SelengkapnyaPolri dan TNI menegaskan persoalan bentrok telah selesai
Baca SelengkapnyaDelapan sopir angkot yang diamankan, lima di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaBrimob Bentrok dengan Prajurit TNI AL di Pelabuhan Sorong, 5 Korban Luka Dilarikan ke Rumah Sakit
Baca Selengkapnya"Komandan wilayah Polda Papua Barat dan TNI telah bertemu untuk komunikasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik,"
Baca SelengkapnyaMabes TNI mengungkapkan awal mula bentrokan antara prajurit TNI AL dan Brimob di Pelabuhan Sorong.
Baca Selengkapnya