5 Cerita parahnya banjir Pantura
Merdeka.com - Banjir yang melanda di kawasan jalur Pantura sejak tiga hari lalu belum berangsur surut. Akibatnya, aktivitas masyarakat setempat lumpuh total.
Hingga sampai saat ini sebanyak 12 kecamatan di Subang, Pantura, masih terendam banjir dengan ketinggian air beragam mulai dari 50 sentimeter hingga 1,5 meter, sehingga ribuan warga telah diungsikan. Tidak hanya itu, akibat banjir jalan-jalan dari Pantura menuju ke arah Jawa Tengah juga berlubang.
Di balik banjir kawasan Pantura, banyak sebagian masyarakat dirugikan akibat banjir tersebut. Berikut 5 cerita parahnya banjir di Pantura:
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Di mana wilayah terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? 'Paling parah terjadi di Kecamatan XI Koto Tarusan, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Sutera,' tuturnya.
-
Dimana di Kota Padang banjir paling parah? “Di kawasan Jondul Rawang, Kecamatan Padang Selatan ini ketinggian air mencapai 100 cm,“ katanya.
-
Siapa yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Bagaimana BPBD Sumbar menangani banjir di Kota Padang? Lanjutnya, saat ini semua alat yang berkemungkinan terendam sudah kita pindahkan ketempat yang lebih tinggi.
-
Bagaimana kondisi jalan di Sumbar akibat banjir? Upaya yang tengah dilakukan sementara yakni membuka jalur agar kendaraan pribadi dapat melintas bertahap.'Ini sangat berpengaruh kepada transportasi dari padang ke Sumatera Barat atau sebaliknya bahkan juga dari provinsi lain dari Sumatera Utara ke Padang ini juga harapan kami untuk jadi prioritas, secara bertahap mungkin dalam beberapa hari ini bisa untuk kendaraan roda dua,' ucap politikus PKS itu.'Setelah itu mungkin bisa untuk kendaraan ringan kendaraan pribadi,' tambah dia.
Arus lalu lintas di jalur Pantura Subang terputus
Banjir yang melanda kawasan Kabupaten Subang Jawa Barat, Pantura, membuat arus lalu lintas di jalur Pantura Subang terputus, karena genangan air di perbatasan Pamanukan-Pusakajaya mencapai satu meter.Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar mencatat 12 kecamatan yang tergenang seperti di wilayah Pagaden, Cipunagara, Compreng, Pusakajaya, Pusakanegara, Legon Kulon, Pamanukan, Binong, Tambakdahan, Blanakan, Ciasem dan Pabuaran terendam banjir.Menurut Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jabar Dadang Ronda ketinggian air di setiap wilayahnya berbeda. "Ada yang satu 50 sentimeter hingga 1,5 meter, sedangkan di jalur Pantura (Subang) ketinggian bisa sampai satu meter," katanya kepada merdeka.com, Senin (20/1).Dia berharap kondisi ini bisa terjadi hingga air benar-benar surut. Pasalnya jika hujan terjadi apalagi dengan curah yang tinggi genangan sulit untuk terbuang karena berada di dataran rendah.Menurutnya air yang menggenangi wilayah Subang dan sekitarnya disebabkan meluapnya aliran sungai Cipunagara, Cigadung dan CiasemBPBD mengakui sulit mengantisipasi banjir terkecuali mengungsikan warga dan menjamin pasokan makanan dan kebutuhan warga yang rumahnya terendam.
Topik pilihan: Jalan Rusak | Jalur Pantura
Pengendara terjebak macet selama 35 jam
Para pengendara dan penumpang bus yang melintasi jalur Pantura Subang-Indramayu, Jawa Barat, terjebak macet selama sekitar 35 jam atau dua hari dua malam akibat banjir yang melanda jalur tersebut."Saya sudah berada di bus selama dua hari dua malam akibat macet di jalur Pantura ini, tetapi belum juga lancar," kata Sunaryo, seorang penumpang bus yang mengaku dari Purworejo menuju Depok, Senin (20/1).Dia mengatakan, kemacetan sudah terasa sejak bus yang dinaikinya memasuki jalur Pantura wilayah Indramayu, dan kemacetan terus terjadi hingga memasuki jalur Pantura wilayah Subang.Dia mengaku lelah dan bosan atas peristiwa kemacetan tersebut. Selain itu, kemacetan juga cukup menguras saku karena harus bertahan di dalam bus selama dua hari dua malam."Bekal uang saku sudah hampir habis, karena harus bertahan dalam bus dalam waktu lama karena kejebak macet," kata dia.
Topik pilihan: Jalan Rusak | Jalur Pantura
Banjir Pantura membuat ratusan hektare sawah rusak
Hujan deras dalam beberapa hari ini, membuat rusaknya ratusan hektar tanaman padi di kawasan jalur pantai utara (Pantura) ruas Pekalongan-Semarang, Jawa Tengah. Salah satunya, petani Desa Tegal Lontar, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, bernama Edi mengatakan kerusakan benih akibat banjir kali ini merupakan yang kedua setelah pada Desember 2013 juga mengalami masalah yang sama."Banjir kali ini tampaknya lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu. Setiap tahun desa kami memang banjir, namun tidak sehebat awal tahun ini," kata Edi yang mengolah sawah seluas 8.000 meter persegi itu seperti dikutip Antara, Minggu (19/1).Priyadi, petani di Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, juga mengalami kerugian serupa setelah sawahnya yang baru dua pekan lalu ditebari benih terendam banjir."Entah kapan saya bisa kembali menebar benih padi karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda genangan air menyurut," katanya dalam bahasa Jawa.Pemantauan di lokasi banjir di Kabupaten Pekalongan dan Batang, Minggu, menunjukkan sebagian besar sawah masih terendam air berwarna cokelat kemerahan.
Topik pilihan: Jalan Rusak | Jalur Pantura
Akibat hujan, jalur Pantura berlubang dan bergelombang
Kondisi jalan pantura sepanjang Pekalongan hingga Semarang saat ini berlubang dan bergelombang akibat digenangi air hujan secara masif. Hal itu juga membuat sejumlah kendaraan berat, seperti truk trailer dan kontainer rusak setelah melintasi jalur tersebut.Jalur Kota Pekalongan menuju Batang itu, membuat permukaan jalan banyak yang mengelupas dan berlubang dengan kedalaman hingga lebih dari 10 cm. Jalan dari Batang hingga Alas Roban dari dua arah juga mengalami kerusakan serupa sehingga banyak kendaraan berebut mendapatkan permukaan jalan yang relatif masih rata.Beberapa kali terlihat kendaraan roda empat maupun roda dua terjebak di lubang jalan yang tertutup genangan air tersebut. Pada Minggu siang di sepanjang jalur itu juga terlihat tiga truk mengalami patah roda.Permukaan jalan arteri Weleri-Kendal dan arteri Kendal-Mangkang yang biasanya mulus, kali ini juga banyak berlubang sehingga mewajibkan setiap pengemudi ekstra hati-hati agar tidak terantuk di jalan berlubang.Kerusakan serius pada jalan Pekalongan-Semarang sepanjang 109 km tersebut menyebabkan waktu tempuh lebih lama, dari 2,5-3 jam menjadi 3,5 jam.
Topik pilihan: Jalan Rusak | Jalur Pantura
Banjir Pantura, dikabarkan 18 buaya lepas dari kandang
Di tengah musibah banjir yang melanda kawasan Pantura, Kabupaten Subang, Jawa Barat beredar kabar 18 buaya lepas dari kandangnya. Kabar itu berasal dari pesan Blackberry Messenger (BBM) yang entah dari mana asal mulanya."Untuk korban banjir khususnya daerah pamanukan. desa dukuh kec Ciasem.belanakan pmanukan. himbauan untuk berhati hati dikarenakan lepasnya 18 ekor buaya d desa belanakan pmnukan sbg yg mmbuat resah pemilik pnangkaran. semoga hal ini dpt mnjdi barometer kewaspadaan korban dan relawan yg berjaga. sharee k yg lain -sumber posko polres subang,team sar,msyrakat pmnkn-,' demikian isi pesan berantai yang diterima merdeka.com, Senin (20/1) siang.Tentu kabar tersebut membuat geger banyak pihak. Saat dikonfirmasi terkait kabar tersebut, Kapolres Subang AKBP Chiko Ardwiatto, menegaskan kabar itu bohong. "Tidak ada itu, bohong," kata Chiko kepada wartawan, Senin (20/1).Dia meminta masyarakat untuk tidak percaya begitu saja dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya."Jadi bisa dicek dulu untuk memastikan kebenaran informasinya, ke pihak terkait," tandasnya.Dihubungi terpisah, Kabid Kedaruratan BPBD Jawa Barat, Budiman mengatakan hal senada. Sejauh ini saat petugas BPBD yang mengecek ke lapangan tidak menemukan adanya buaya yang lepas. "Buayanya ada di penangkaran, tidak lepas, jadi informasi itu bohong," terangnya.
Baca juga:Terendam banjir 2 hari, banyak jalan berlubang di jalur PanturaBanjir Pantura, beredar kabar 18 buaya lepas dari penangkaranParahnya banjir Pantura, ribuan rumah terendam, macet menggilaPantura banjir, penumpang bus terjebak macet 35 jamBanjir parah, Jalur Pantura masih lumpuh (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaHujan deras beberapa hari terakhir mengakibatkan lima kabupaten dan kota di Sumatera Selatan terendam banjir.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Luwu menyebabkan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaHingga kini masih banyak warga yang masih bertahan di tenda pengungsian.
Baca SelengkapnyaTim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu rumah terendam banjir bandang di Musi Rawas Utara.
Baca SelengkapnyaBanjir melanda sejumlah wilayah di pesisir Sumatera Barat. Seorang warga Pariaman dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaBNPB menyatakan banjir masih merendam empat kecamatan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar), selama sepekan terakhir terhitung sejak Minggu (3/3).
Baca SelengkapnyaUntuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca Selengkapnya