5 Fakta penganiayaan anak panti asuhan Tangerang
Merdeka.com - Tega betul perlakuan pemilik Panti Asuhan Samuel yang berinisial C dan Y terhadap anak-anak asuhnya. Sekitar 30 anak asuh yang seharusnya dibina dan dididik dengan baik malah dianiaya dan disiksa hingga tidak diberi makan.
Peristiwa ini terjadi di Panti Asuhan Samuel yang terletak di Sektor 6 GC 10 No 1 Cluster Miccelia Summarecon Gading Serpong, Tangerang. Tindakan keji ini terungkap ketika salah satu anak asuhnya H (20) berhasil melarikan diri dari pantauan C dan Y yang biasa mereka panggil dengan sebutan Ayah dan Bunda ini.
"Ada salah satu anak panti asuhan berinisial H ini melapor ke donatur panti asuhan itu," kata Kepala Divisi Non Litigasi LBH Mawar Saron, Jecky Tengens saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (23/2).
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Bagaimana wasiat bisa menyiksa anak? 'Habis ngomong begitu, mati beneran. Lihatnya bagus, cuman tak tahunya apa? Nyiksa anak,' tegasnya.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Apa contoh wasiat yang menyiksa anak? 'Anak waktu mau jual tanah, laku Rp20 miliar, mikir dia, Rp20 miliar mau dikasihkan, wah setan mulai masuk,' katanya.
Tak hanya disiksa, puluhan anak yatim piatu itu juga hanya diberikan makanan mie kering yang nyaris basi serta air mentah yang diperoleh dari keran.
Berikut lima fakta penganiayaan puluhan anak Panti Asuhan Samuel oleh orang tua asuhnya yang dirangkum merdeka.com:
Tetap kurus meski didonasi
Panti Asuhan Samuel diketahui punya banyak donatur untuk menopang kehidupan para anak-anak yatim piatu yang diurus. Namun banyaknya donatur bukan jaminan bagi mereka bisa hidup seperti anak asuh di panti kebanyakan.Puluhan anak justru terlihat kurus, hanya kulit yang membalut tulang di badan. Ternyata, uang dan makanan yang sering kali disumbangkan itu tak sampai ke anak-anak melainkan digunakan secara pribadi oleh orang tua asuhnya.Jecky Tengens mengungkapkan, sang donatur yang tak disebut namanya itu curiga, sebab H yang mengadu kepada dirinya setelah kabur dari panti terlihat sangat kurus seperti orang yang tidak diurus. Padahal, kata dia, donatur itu sering memberikan bantuan baik barang maupun uang untuk menunjang hidup anak-anak panti asuhan tersebut."Tapi kok dilihat barang-barangnya nguap gitu saja. Anak-anaknya tetap kurus, sempat ditanya-tanya apa yang terjadi di panti. Akhirnya donatur itu melapor ke mana-mana termasuk ke kita (LBH Mawar Saron). Kebongkar lah kasus ini," kata dia.
Diseret, diikat, dipukul
Tidak hanya diberi makanan yang nyaris basi dan air mentah. Puluhan anak di panti itu juga ternyata kerap kali mendapat penyiksaan fisik dari C dan Y.Jecky menjelaskan, pemenuhan hak-hak dasar anak-anak di panti seperti pendidikan, kesempatan bermain dan pengasuhan yang layak pun diabaikan."Anak-anak di panti tersebut kerap dibiarkan begitu saja tak terurus bahkan kerap dikurung dan diberikan siksaan yang tidak manusiawi ketika si C dan Y merasa kesal dengan mereka, diseret, diikat, dipukul dengan sepatu sudah seperti menjadi makanan sehari-hari bagi anak-anak kecil yang malang ini," kisah dia.
Satu anak dilaporkan tewas
Jecky telah melaporkan tindak-tanduk Panti Asuhan Samuel kepada pihak kepolisian. Alhasil, ditemukan fakta bahwa pernah ada anak yang meninggal di panti tersebut.Hal ini terungkap ketika Jecky dan aparat melakukan kunjungan ke panti tersebut. Namun, pengurus panti menolak jika salah satu anak asuhnya itu meninggal dunia karena disiksa."Kemarin sudah turun dengan Polres, sudah ketemu orangnya (C dan Y). Tapi biasalah pernah ada yang meninggal katanya sakit, segala macam," kata Jecky saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (23/2).
Rawat bayi hingga anak belasan tahun
Tidak hanya mengasuh anak-anak belasan tahun dan dewasa. Panti Asuhan Samuel ini juga merawat bayi yang usianya belum genap satu tahun."Dari usia bulanan sampai 20 tahun. Tapi rata-rata mereka belasan," kata Jekcy.Menurut dia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sudah sejak lama mendapat laporan ada yang tidak beres dari Panti Asuhan Samuel ini. Namun sayang, sampai H (20) berhasil kabur, kasus ini tak terungkap."KPAI juga bilang laporan panti asuhan itu sudah ada dari 2012 sudah banyak yang melapor cuma enggak tahu enggak ada yang berani bertindak," tutur dia.
Uang sumbangan buat jalan-jalan
Kejamnya perlakuan C dan Y sebagai orang tua asuh tak hanya dengan menyiksa. Kedua pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pemuka agama ini tega menggunakan hasil sumbangan para donatur anak-anak panti untuk kepentingan pribadi.Di saat anak-anak tak terurus, tinggal kulit berbalut tulang. Kedua orang tua asuh mereka tinggal di apartemen mewah. Bahkan, sering kali jalan-jalan ke luar negeri."Ada pun bantuan dari donatur lainnya berupa pakaian maupun bahan-bahan lainnya malah dijual kembali oleh pemilik panti ini," imbuhnya.Bahkan, kata dia, kejadian ini sudah menjadi pergunjingan di sekitar panti asuhan yang terletak di Sektor 6 GC 10 No 1 Cluster Miccelia Summarecon Gading Serpong, Tangerang ini. Uang hasil donatur kerap kali digunakan untuk pergi ke luar negeri oleh orang tua asuh."Tidak heran jika ternyata pemilik panti bisa dengan nikmatnya pelesiran keluar negeri sambil tinggal di apartemen yang mewah, kontras sekali dengan para anak yang berada di panti asuhannya ini," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca SelengkapnyaKasus ini dilaporkan pada Juli lalu, namun baru diproses bulan Oktober ini.
Baca SelengkapnyaTetangga kerap mendengarkan suara rintihan dari rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaSaat ini 12 anak penghuni panti asuhan sedang menunggu hasil tes kesehatan dan konseling psikis.
Baca SelengkapnyaMemang rumah tersebut sebelumnya dimiliki seorang dokter yang terpampang sesuai papan nama Sukita Kurnia dan Santo Kurnia.
Baca SelengkapnyaRisma mengatakan Kementerian Sosial telah menyiapkan bantuan permakanan yang bisa diberikan kepada panti asuhan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak korban kekerasan itu nantinya akan diadopsi dan diberikan fasilitas oleh orang tua asuhnya untuk menempuh pendidikan formal.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaPengasuh yang merupakan korban sodomi melampiaskan hasrat seksual kepada anak-anak penghuni panti.
Baca SelengkapnyaWarga kadang mendengar suara rintihan dari rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaKepolisian memberikan pendampingan psikologis terhadap anak Panti Asuhan Darussalam korban pencabulan.
Baca SelengkapnyaSebelum dilakukan penangkapan, pelaku rupanya sudah kerap kali berpindah-pindah tempat.
Baca Selengkapnya