5 Kisah polisi salah tembak

Merdeka.com - Kasus penembakan yang dilakukan Brigadir Satu polisi PY di Semarang bukan yang pertama kalinya terjadi. Peristiwa Brigadir PY ini merupakan kasus yang kesekian kali, polisi menembak warga sipil yang tak berdosa.
Dalam Briptu PY belum diketahui motif pelaku melakukan penembakan tersebut. Namun dari hasil penyelidikan sementara, pelaku diduga dalam kondisi mabuk saat menembak korban.
Polisi berdalih akan memproses kasus yang melibatkan anggotanya, namun hanya sedikit yang kasusnya naik ke persidangan. Benarkah amburadulnya rekruitmen polisi menjadi penyebab sering polisi main tembak.
Berikut 5 kisah polisi yang salah tembak terhadap warga sipil.
Guntur Sukistyo kena peluru nyasar
Pada Selasa (30/10), Guntur Sukistyo (17) warga Desa Karang Malang, Tegal, Jawa Tengah menjadi korban peluru nyasar yang diduga berasal dari anggota Reserse Kriminal (reskrim) Polres Tegal. Peluru nyasar itu mengenai tulang pipi sebelah kirinya. Serpihan peluru itu juga mengenai sisi wajah yang lain sehingga Guntur harus menjalani operasi. Diduga, peluru itu menembus pipi dari arah depan dan menerobos tulang hingga tembus ke samping dekat telinga. Pada bagian luar, korban mendapatkan tiga jahitan untuk menutup lukanya tersebut.
Bocah 4 tahun kena peluru nyasar
Seorang bocah berumur 4 tahun, Rendi terkena peluru nyasar yang ditembakkan polisi di Kabupaten Bengkalis, Riau. Saat itu enam anggota kepolisian bersama petugas sekuriti perusahaan mengejar pencuri buah sawit dan karet PT Ade Plantation.Polisi melepaskan tembakan, namun bukan mengenai pencuri malah kena bocah malang tersebut. Rendi saat itu sedang ikut bersama bapaknya bekerja di perusahaan perkebunan PT Ade Plantation, sebagai buruh pengambil karet."Tiba-tiba saja anak itu (Rendi) menjerit, setelah itu diketahui badannya kena peluru nyasar," kata seorang paman korban yang tidak mau namanya dituliskan, Senin (15/4).Kabid Humas Polda Riau AKBP Hermansyah yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya insiden salah tembak itu. Dia berjanji akan segera memproses pelakunya.
Balita kena peluru nyasar
Seorang balita Fatir (1) di Makassar terkena peluru nyasar oleh orang tak diketahui. Fatir saat itu tengah bermain dengan kakaknya, Putra (2) dan Fadel (4), di depan televisi di rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara letusan keras. "Awalnya ibu Fathir bilang lampu yang meletus. Namun, keluarga kaget saat melihat kepala Fathir mengeluarkan darah," ungkap Ayah Fathir, Fikar beberapa waktu lalu.Ternyata Fathir kena peluru nyasar entah dari mana. Operasi pengeluaran proyektil peluru dari kepala Fathir yang mengenai otak belakangnya tertunda beberapa kali karena kondisi kesehatannya menurun. Fatir sempat dirawat 35 hari di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar sebelum akhirnya meninggal dunia.
Ridwan tewas dibedil polisi
Pada Rabu (20/3), seorang warga Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat, bernama M Ridwan terkena peluru nyasar dari lima anggota Polres setempat. Ridwan tewas seketika setelah dada bagian kiri tertembus peluru milik anggota Polresta Sukabumi, kemarin.Saat itu, lima polisi tengah memburu pelaku pencurian sepeda motor. Namun mereka salah tembak dan kabur setelah mengetahui Ridwan tewas.Kapolres Sukabumi Kota AKBP Hari Santoso membenarkan kelima anggotanya yang diduga salah tembak. Ia pun menyampaikan rasa duka dan bela sungkawa terhadap keluarga korban. Ia berharap keluarga korban memaafkan kekhilafan kelima anggotanya saat menjalankan tugas.
ABG nyaris buta kena peluru nyasar
Safira Raudatul Janah seorang gadis remaja (14), terkena tembakan dari seseorang yang diduga polisi berpakaian sipil. Saat itu, Sabtu (9/3) di Jalan Cideng, Gambir, polisi hendak membubarkan balapan liar dengan melepaskan tembakan ke atas. Namun, tembakan itu salah sasaran dan mengenai mata kaki kiri gadis itu. Serpihan proyektil bersarang di dekat mata kaki kirinya.Atas hal ini keluarga Safira menuntut pelaku dihukum. Namun dari pihak kepolisian seolah tutup mata, kasus ini tidak pernah diproses. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya