5 Mahasiswa UGM buat alat sensor pengendali lampu hemat listrik
Merdeka.com - Lima mahasiswa UGM berhasil menciptakan alat sensor cahaya yang dapat mengendalikan sinar lampu di ruangan, agar bisa menghemat konsumsi listrik. Alat ini bisa mengatur tingkat cahaya yang diperlukan secara ideal dalam suatu ruangan.
Alat yang diberi nama Future Inspiration ini terdiri dari dua bagian, yaitu sensor cahaya dan pengendali lampu. Sensor akan bekerja merespons membaca tingkat intensitas cahaya yang masuk dalam ruangan. Kemudian sensor tersebut akan mentransmisikan data pada alat pengendali lampu. Lampu secara otomatis akan menyesuaikan tingkat cahaya yang diperlukan secara ideal dalam suatu ruangan.
"Sensor ini dapat mendeteksi banyaknya cahaya alam yang masuk dalam ruangan. Jika semakin banyak cahaya, lampu otomatis akan meredup. Begitu pula sebaliknya," ujar salah satu mahasiswa Fakultas Teknik UGM, Handika Putra, Selasa (14/6).
-
Bagaimana cara kerja lampu LED? LED bekerja dengan menerangi bahan semikonduktor, yang jika dialirkan listrik, akan memancarkan cahaya.
-
Bagaimana LED bekerja dalam peredupan lampu? Prinsip kerja LED dalam peredupan lampu adalah ketika arus listrik diterapkan pada dioda LED, energi listrik diubah menjadi cahaya melalui proses pemancaran foton.
-
Bagaimana memilih lampu kamar yang tepat? Untuk membantu kamu menentukan pilihan yang tepat, kami telah merangkum beberapa tips yang bisa menjadi panduan saat memilih lampu kamar tidur yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya dekorasi ruangan.
-
Apa itu lampu LED? Lampu LED, singkatan dari Light Emitting Diode, adalah jenis lampu penerangan yang menggunakan teknologi elektronik untuk menghasilkan cahaya.
-
Bagaimana memanfaatkan cahaya alami untuk menghemat listrik? Pemanfaatan cahaya alami di siang hari juga menjadi solusi cerdas untuk mengurangi pemakaian lampu. Anda bisa membuka jendela atau menggunakan tirai tipis agar sinar matahari masuk ke dalam rumah. Dengan begitu, kebutuhan akan lampu di siang hari bisa diminimalkan.
-
Apa fungsi lampu minyak? Menurut Sara Tal, arkeolog IAA di wilayah Negev Barat, itu adalah lampu tembikar dari zaman Bizantium yang dikenal sebagai 'lampu sandal'. Biasanya digunakan untuk penerangan dan dibuat dengan pola khas wilayah dataran rendah dan daerah selatan dekat Jalur Gaza.
Handika menjelaskan, dengan adanya alat ini maka pijar lampu digunakan sesuai kebutuhan standar pencahayaan sebuah ruangan. Hal itu berarti akan menghemat konsumsi listrik.
"Alat kami ini memiliki nilai guna untuk menghemat energi listrik," ujar Handika.
Alat ini bekerja tanpa menggunakan kabel. Sehingga praktis digunakan dalam ruang-ruang perkantoran.
Handika beserta empat rekannya yakni Hasan Habib, Rifqi Faturrahman, Irfan Joyokusumo, Iftitah Imawati berencana mematenkan produk tersebut dengan merek Future Ins.
"Kami ingin alat ini bisa menjadi inspirasi masa depan, dan digunakan di banyak ruang dan menghemat energi listrik," ujarnya.
Penemuan ini telah mengantarkan para mahasiswa tersebut menjadi juara 1 tingkat nasional dalam ajang Inovasi Kesehatan, dan Keselamatan Kerja yang diselenggarakan oleh Pertamina. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa Universitas Brawjaya menciptakan lampu pendeteksi dini gempa bumi. Lampu ini bisa meminimalkan jumlah korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPengguna dapat mengatur batas suhu sesuai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaAlat ini dilengkapi dengan berbagai sensor yang memudahkan pekerjaan peternak ayam.
Baca SelengkapnyaIni letak temuan baru di HP yang membuat ahli terkejut.
Baca SelengkapnyaTeknologi itu diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada dua dusun di Pulau Karampuang yang masih kesulitan air bersih.
Baca SelengkapnyaLampu LED, atau Light Emitting Diode, adalah jenis lampu yang menggunakan teknologi elektronik yang canggih dan efisien dalam menghasilkan cahaya.
Baca SelengkapnyaLight Emitting Diode (LED) adalah semikonduktor yang menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik.
Baca SelengkapnyaAlat itu telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor
Baca SelengkapnyaDia berharap melalui aksi ini, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menghemat energi dan mengurangi emisi GRK.
Baca SelengkapnyaSiswa SMK di Kupang sukses membuat jemuran pintar. Seperti apa hasilnya?
Baca SelengkapnyaAlat itu terhubung dengan smartphone, sehingga keluarga dapat mengetahui aktivitas dan posisi penderita.
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta, juga diajak berkontribusi untuk ikut serta dalam aksi tersebut
Baca Selengkapnya