5 Rumah di Kendal roboh diterjang ombak besar laut Jawa
Merdeka.com - Abrasi pantai terjadi di wilayah Unit Desa Nelayan (UDN) Desa Sendangsikucing, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Sebanyak 46 rumah di kampung nelayan itu terancam hanyut diterjang ganasnya gelombang Laut Jawa.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat abrasi, puluhan warga dibantu anggota Koramil dan Polsek Rowosari melakukan kerja bakti memperkuat fondasi bangunan rumah yang diterjang ombak besar. Kerja bakti dilakukan dengan memberi fondasi dari batu dan tanah yang dimasukkan dalam karung. Ikut dalam kerja bakti itu Ketua Komisi C DPRD Kendal Munawir, Camat Rowosari, Kapolsek AKP I Wayan Suprapta, dan Danramil Kapten Inf Hariyono.
Dari 46 rumah yang terancam hanyut, lima rumah sudah rusak roboh dan hanyut karena diterjang gelombang tinggi. Rumah itu milik Miati, Jani, Zaenudin, Warliah, dan Rohmin.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Apa saja dampak dari cuaca ekstrem? Hujan dan angin kencang yang terjadi pada Kamis (4/1) menyebabkan kanopi drop zone di sisi selatan Stasiun Yogyakarta roboh. Akibatnya lima unit mobil tertimpa kanopi itu dan mengalami kerusakan ringan. Manager Humas DAOP 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan bahwa tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. 'Karena hujan yang deras dan angin kencang, tiang-tiang penyangga yang terbuat dari pipa besi mengalami bengkok dan patah sehingga kanopi turun ke bawah. Pihak KAI Group akan menanggung seluruh kerusakan yang dialami para pelanggan yang terdampak,'
-
Dimana potensi cuaca ekstrem mengancam? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Kenapa rumah itu ambruk? Ternyata bangunan tersebut bukan rumah hunian, melainkan kandang hewan yang sudah tak digunakan.
-
Bagaimana kondisi rumah setelah longsor? Kondisi rumah-rumah yang berada di lokasi bencana tampak banyak yang hancur rata dengan tanah. Rumah yang masih berdiri sudah tak lagi menyisakan atap atau tembok dinding.
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
"Bahkan salah satu korban yakni Miati sudah mengungsi di rumah tetangga karena fondasi rumahnya sudah rusak diterjang gelombang besar," ujar Kades Sendangsikucing Buntoro kepada merdeka.com, Senin(3/2).
Menurut Buntoro, jika tidak segera ditanggulangi, 46 rumah yang ada di RT 01/IV terancam abrasi dan hilang. Karena itu pihaknya berharap segera dibangun pemecah gelombang untuk menahan gelombang dari Laut Jawa yang cukup tinggi.
Camat Rowosari Muhammad Fatoni mengaku akan segera mengirimkan surat ke pemerintah kabupaten agar pantai Sendangsikucing mendapat prioritas penanganan. Pihaknya sudah mengusulkan ke pemkab, provinsi, dan pusat untuk ikut memecahkan persoalan itu. Untuk penanganan darurat, dibutuhkan 2.000 sak karung dan 300 bambu sebagai penahan gelombang laut.
Ketua Komisi C DPRD Kendal Munawir mendesak pemkab segera mencairkan dana untuk mengatasi masalah itu. Pemkab harus berani mengeluarkan anggaran bencana yang mendahului anggaran. Jika tidak segera ditangani, 46 rumah bakal musnah karena ditelan laut.
"Pengeluaran dana mendahului anggaran tidak masalah asal dana itu digunakan sesuai dengan kondisi riil di lapangan," ujar Munawir.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD mencatat 4 kelurahan atau desa di wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang terendam banjir rob akibat air laut pasang sejak pekan kemarin.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaGempa bumi yang terjadi ini juga menyebabkan warga harus berlarian ke luar dari bangunan rumah.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat, 96 rumah rusak tersebut tersebar di Sukabumi dan Bogor.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaHujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir lahar Semeru. Akibatnya, jembatan di perbatasan putus.
Baca SelengkapnyaPadahal puluhan rumah itu baru diresmikan pada 2022.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaGempa bumi tersebut merusak rumah maupun gedung fasilitas publik.
Baca Selengkapnya