5 Sastrawan ternama ini dikalahkan Denny JA
Merdeka.com - Tim 8 bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin mengumumkan 33 tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Denny JA, yang selama ini lebih dikenal sebagai konsultan politik dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Tim Juri menjelaskan Denny JA terpilih karena dia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai. Jenis puisi ini kini menjadi salah satu tren sastra mutakhir yang sudah direkam dalam kurang lebih sepuluh buku.
Para juri pun panen kritik. Sosok Denny JA dinilai jauh dari layak untuk dapat penghargaan sastrawan paling berpengaruh. Bagaimana tidak, Denny yang biasa tampil bicara politik kini dianugerahi anugerah sastra.
-
Dimana Dea Lestari pernah menjabat? Bahkan, ia juga pernah menjabat sebagai kepala sekolah TK Permata Hati yang berlokasi di Cipinang, Jakarta Timur.
-
Kenapa Denny Caknan terkenal? Denny Caknan, yang memiliki nama asli Deni Setiawan, adalah penyanyi dangdut yang tengah naik daun, dikenal dengan lagu-lagunya yang catchy dan lirik yang relatable.
-
Apa yang dilakukan Dede Sunandar di dunia politik? Dirinya diketahui hanya mendapatkan 10 suara.
-
Apa profesi Naja Dewi? Selain cantik dan menawan, Naja juga semakin dikenal di dunia model.
-
Bagaimana Denny Caknan terkenal? Tidak dapat disangkal bahwa Denny Caknan telah menjadi artis besar Tanah Air sejak Kartonyono Medot Janji (2019) hingga lagu Sigar di tahun 2024 ini.
-
Apa jabatan Deni Hasoloan saat ini? Sejak 2 Oktober 2023 lalu, ia mengemban amanat sebagai Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kaskogabwilhan III).
"Apa yang aneh kalau Denny JA yang berlebih uang itu menukar modal finansialnya dengan modal sosial? "Kok repot amat analisanya? Panitia atau kuratornya jelas dibayar (mahal). Soal teori atau himpunan itu dibuat-buat saja supaya di dalam pembaiatan tidak terlalu vulgar," ujar Puthut EA, sastrawan Yogyakarta.
Banyak nama sastrawan besar dan berpengaruh yang tidak masuk. Padahal mereka dinilai lebih berprestasi dan lebih layak daripada Denny JA.
Berikut para sastrawan yang 'dikalahkan' Denny JA sehingga namanya tak masuk dalam penghargaan tersebut. Para juri pun menyebut mereka yang indah dan yang luput.
YB Mangunwijaya
Novel Burung-burung Manyar karya YB Mangunwijaya diganjar penghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996. Ceritanya memikat. Seorang anak beribukan Belanda dan ayah Jawa, tetapi letnan tentara Belanda.Kisah anak bernama Setadewa ini mengalir dari zaman Belanda lalu Jepang, hingga kemerdekaan Indonesia dan Orde Baru. Sepanjang cinta Setadewa pada Atik.Tentu karya YB Mangunwijaya tak hanya Burung-burung Manyar. Pria kelahiran 6 Mei 1929 ini pun bukan hanya sastrawan. Dia dikenal sebagai aktivis, rohaniawan dan salah satu arsitek dan tokoh pendidikan. Romo Mangun, panggilan akrabnya juga pejuang wong cilik.Semasa Orde Baru dia beroposisi dengan pemerintah. Dia pula yang membangun pemukiman warga miskin di sepanjang Kali Code.Romo Mangun produktif menulis. Bukunya Sastra dan Religiositas menjadi buku non-fiksi terbaik tahun 1982.
Ahmad Tohari
Soal menggambarkan detil suasana, Ahmad Tohari nyaris tak punya tandingan. Dia menceritakan suasana pedesaan seperti magis, dengan gesekan bambu, gemericik sungai dan nyanyian angin.Kekuatan itu pula yang membuat novel-novelnya soal wong cilik terasa hidup. Tengoklah kisah Lasi, istri seorang penyadap nira yang kemudian jadi simpanan para pejabat dalam Novel Bekisar Merah.Lihatlah juga Srintil dalam Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Betapa tragis kisah hidupnya, tak tahu politik, tiba-tiba terseret geger 65. Ahmad Tohari menggambarkannya dengan sangat apik.Pada tahun 1995 Ahmad Tohari menerima Hadiah Sastra Asean, SEA Write Award. Pria berusia 65 tahun ini masih produktif menulis hingga kini.
Wiji Thukul
"Hanya satu kata: Lawan!"Sebaris kalimat itu jauh lebih terkenal dari Wiji Thukul sendiri, sesosok penyair dari Solo. Puisi Wiji Thukul tak berhiaskan metafora. Kata-katanya gamblang dan keras, membakar semangat perlawanan.Suara-suara itu tak bisa dipenjarakandi sana bersemayam kemerdekaanapabila engkau memaksa diamaku siapkan untukmu : pemberontakkan!Wiji Thukul mungkin penyair yang paling ditakuti tentara dan Rezim Orde Baru. Saja-sajaknya dianggap bisa menggelorakan perlawanan. Karena itu dia jadi buronan pemerintah.Mata Wiji Thukul sempat nyaris buta karena dihajar tentara. Nasibnya pun tak jelas. Dia hilang tahun 1998, saat kekuasaan Soeharto tumbang.
Ramadhan KH
Nama Ramadhan KH jauh lebih terkenal sebagai penulis buku-buku biografi daripada penyair. Dia menuliskan biografi sejumlah tokoh penting di Republik ini.Kuantar ke Gerbang disebut sebagai salah satu karya terbaik ayah drummer Gilang Ramadhan ini. Novel biografi itu menceritakan kisah cinta Inggit Garnasih dengan Soekarno. Kelak Soekarno menceraikan Inggit yang tak mau dimadu dengan Fatimah atau Fatmawati.Ramadhan KH juga yang menulis biografi Presiden Soeharto, pikiran, ucapan, dan tindakan saya tahun 1988 bersama G Dwipayana. Dia juga menulis biografi Jenderal Hoegeng, Jenderal Sumitro, penguasa Pertamina Ibnu Sutowo hingga Gubernur Jakarta legendaris, Ali Sadikin. Membaca biografi Ramadhan KH seperti mendengar langsung para tokoh itu bercerita.Sementara kumpulan puisinya yang diterbitkan dengan judul Priangan Si Djelita (1956), disebut salah satu buku puisi terbaik yang pernah terbit di Indonesia.
Utuy Tatang Sontani
Utuy Tatang Sontani tak pernah bisa pulang ke Indonesia hingga akhir hayatnya. Sastrawan angkatan 45 ini harus menjalani sisa hidupnya dengan menjadi pelarian politik. Pemerintah Orde Baru mencapnya sebagai komunis.Pada tanggal 1 Oktober 1965, Utuy bersama sejumlah seniman lain sedang menghadiri undangan pemerintah China di Beijing. Bersama kawan-kawannya dia pergi ke Moscow dan meninggal di sana 17 September 1979 dalam usia 59 tahun. Ribuan kilometer dari tahan kelahirannya di Cianjur, Jawa Barat.Dia menulis Novel Tambera. Setelah itu Utuy kumpulan cerita pendek, Orang-orang Sial.Di antara lakon-lakonnya yang terkenal adalah Awal dan Mira (1952), Sajang Ada Orang Lain (1954), Di Langit Ada Bintang (1955), Sang Kuriang (1955), Selamat Djalan Anak Kufur (1956), Si Kabajan (1959), dan Tak Pernah Mendjadi Tua (1963).
Baca juga:Buku '33 Tokoh Sastra' kado ulang tahun ke-51 Denny JA?Kontroversi Denny JA, dari iklan SBY, Jokowi dan sastra'Apa beda Sitok Srengenge dan Denny JA?'GM merasa tak layak masuk 33 tokoh sastra paling berpengaruhBenarkah Denny JA penggagas genre sastra baru 'puisi-esai'? (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Denny JA menegaskan pentingnya data untuk menyusun strategi.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA merilis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan teratas dengan 42,9%.
Baca SelengkapnyaTingginya elektabilitas Luthfi sejalan dengan moncernya popularitas mantan Kapolda Jateng ini.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dua lembaga riset menunjukkan kekuatan calon kepala daerah di Pilkada Sulawesi Tenggara.
Baca SelengkapnyaAdjie mengatakan, dengan angka yang diperoleh Prabowo-Gibran, maka Pilpres 2024 berpeluang satu putaran.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo terus meningkat lantaran mesin politik KIM sudah mulai panas.
Baca SelengkapnyaElektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melampaui The Magic Number, yaitu 50,7 persen.
Baca SelengkapnyaDirektur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi mengatakan, Poltracking sejak awal sudah ditarget oleh oknum dewan etik.
Baca SelengkapnyaHasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo lebih unggul dari Ganjar.
Baca SelengkapnyaDalam chat tersebut, Dewan Etik Persepi mengatakan, jika hasil survei Poltracking beda dengan LSI dan membingungkan publik, maka perlu dipecat.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran unggul dari dua paslon lain dengan memperoleh angka 50,7 persen.
Baca SelengkapnyaSementara pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengalami juga peningkatan.
Baca Selengkapnya