Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Temuan pelajar yang menuai decak kagum

5 Temuan pelajar yang menuai decak kagum Ilustrasi penelitian. ©2012 Shutterstock/Levent Konuk

Merdeka.com - Indonesia sebagai sebuah negara, sering dikenal dengan sejumlah stigma yang kurang baik di mata dunia internasional.

Berbagai predikat dari mulai negara terkorup, salah satu penghasil polusi tertinggi, pengonsumsi plastik dalam skala besar, dan lain sebagainya, kerap kali disematkan pada negeri berpenduduk 250 juta jiwa ini.

Namun, kalaupun sedemikian pentingnya berbagai keburukan itu harus dibahas, bukankah sangat tidak adil jika sedemikian banyak prestasi yang membanggakan hanya diacuhkan begitu saja?

Tentang puluhan anak bangsa yang memenangkan lomba dan merampas hampir seluruh medali emas yang ada di kejuaraan-kejuaraan dunia, tentang tim Kopassus yang selalu memborong emas pada kejuaraan menembak se-ASEAN, atau bahkan para anak negeri yang berhasil memenangkan kompetisi riset dan sains internasional, dengan penemuan mereka yang menggemparkan dunia.

Berikut ini adalah lima contoh dari sederetan kebanggaan yang bisa diraih anak asli negeri ini, yang berhasil dihimpun oleh merdeka.com, di antara sedemikian banyak lagi kebanggaan-kebanggaan karya anak negeri yang lainnya, Jumat (12/12) pagi:

Pembersih jamur kentang dari ekstrak batang pepaya

Locelyne Livia Kusuma (16), berhasil meneliti ekstrak batang pepaya dan memproduksinya menjadi sabun untuk membersihkan jamur pada buah kentang.Siswi yang berasal dari SMA Santa Laurensia Tangerang ini pun berhasil meraih medali emas dalam International Conference of Young Scientists ke-21 di Belgrade, Serbia.Locelyne mengaku tidak menyangka bahwa penelitiannya itu bisa memenangkan kompetisi, karena awalnya dia sempat merasa pesimis dengan saingannya dari negara lain yang memiliki alat lebih modern dan canggih daripada Indonesia."Saya sempat minder lawan Belanda. Tapi tidak disangka, saya menang. Ternyata yang dinilai bukan soal kecanggihannya, tapi soal metodologi yang simpel. Ini semua berkat dukungan pembina dan orang tua saya," kata Locelyne.Locelyne menjelaskan, riset sabun ekstrak batang pepaya yang sudah ditelitinya sejak satu tahun lalu itu, dapat menyelamatkan kualitas kentang yang menurun akibat tumbuhnya jamur.Dirinya juga mengatakan, penemuannya ini dapat memanfaatkan limbah batang pepaya menjadi sesuatu yang lebih berguna, daripada sekedar dibuang."Kalau kentang sehabis panen didiamkan, maka akan tumbuh jamur. Jadi sabun tersebut bisa digunakan untuk mencuci kentang saat pasca panen, sekaligus sebagai daur limbah dari batang pepaya yang bisa jadi inovasi dari pada dibuang," katanya.

Pengharum ruangan dari kotoran sapi

Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti Miki yang baru berusia 17 tahun, membuat terobosan baru berupa pengharum ruangan dari kotoran sapi.Dua orang remaja putri asal Lamongan, Jawa Timur itu mencoba untuk mendayagunakan kembali limbah kotoran sapi, menjadi pengharum ruangan yang ramah lingkungan.Mereka mengumpulkan limbah kotoran dari peternakan sapi di lingkungannya, dan melakukan proses fermentasi selama tiga hari. Kotoran sapi yang telah di fermentasi tersebut lalu diekstraksi dan dicampur dengan air kelapa, untuk kemudian disuling guna menghilangkan kotorannya.Setelah itu, maka jadilah produk akhir dari kotoran sapi terfermentasi itu berupa udara cair dengan aroma alami dari tumbuh-tumbuhan. Meskipun terbuat dari kotoran hewan, tapi ternyata pengharum ruangan ini memiliki aroma segar dan baik untuk kesehatan manusia karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya (aerosol) seperti produk lain di pasaran. Berkat penemuan mereka itu, keduanya berhasil memenangkan hadiah pertama di Olimpiade Sains Project, sambil terus melaju di kancah lomba sains internasional lainnya guna memperkenalkan penemuan mereka tersebut.

Mobil bertenaga kapur

Lima mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, membuat mobil dengan tenaga kapur yang direaksikan dengan larutan asam. Atas penemuan tersebut, mereka berhasil meraih juara 2 dalam kompetisi Chem E-Car di Perth, Australia.Kelima mahasiswa Fakultas Teknik yang mewakili Indonesia itu adalah Dobita A Feliciana, Rizka Dwi Octaria, Dwi C Pujayanti, Afida Khofsoh, dan Sidiq Darmawan.Ketua tim Universitas Brawijaya, Dobita A Feleciana mengatakan, mobil karya mereka yang dipamerkan dan diperagakan dalam kompetisi purwarupa (prototype) itu, merupakan mobil dengan bahan bakar terbarukan yang diikuti sejumlah perguruan tinggi di Asia dan Australia."Mobil ini digerakkan dengan menggunakan batu kapur yang direaksikan dengan larutan asam," kata Dobita seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/11).Dobita mengemukakan prinsip kerja mobil tersebut memanfaatkan reaksi antara batu kapur dengan Hcl. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi eksotermis, yang kemudian diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan susunan bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n.Semi konduktor itu disusun sedemikian rupa dan energi listrik inilah yang digunakan untuk menggerakkan motor DC dan akan ditransmisikan ke roda mobil."Kami memulai semuanya dari nol dengan otodidak dan kami senang dengan hasil yang kami peroleh. Apalagi dalam kompetisi tersebut, kami tergolong pendatang baru. Namun, ternyata kami mampu mengalahkan beberapa perguruan tinggi ternama di Asia dan Australia," kata Dobita."Tujuan dari kompetisi dan keberadaan mobil purwarupa ini untuk memberi alternatif lain bahan bakar dalam mengembangkan kendaraan yang diproduksi secara massal, apalagi bahan baku batu kapur di wilayah Malang ini cukup melimpah, terutama di Malang selatan," pungkasnya.

Gel penyembuh luka dari kaktus

Lima mahasiswa kedokteran UGM berhasil membuat kaktus centong yang tumbuh liar di pantai Samas, Bantul, menjadi gel penyembuh luka. Mereka adalah Ditya Devale, Nadira, Ruli Aulia, Aulia Fitri dan Khairunnisa, yang berhasil membuktikan bahwa kaktus centong bisa mempercepat proses penyembuhan luka terbuka.Percobaan awal dilakukan pada seekor tikus. Dari uji coba yang mereka lakukan itu, gel tersebut terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan luka dari biasanya."Kami uji pada tikus, kami amati perkembangan sel dengan mikroskop dan ternyata proses regenerasi sel fibroblast lebih cepat, sehingga luka pada tikus cepat sembuh," kata Ruli.Hingga saat ini Ruli mengatakan masih terus melakukan penelitian lebih lanjut. Karena selain bisa mempercepat penyembuhan luka, ekstrak kaktus centong ini diakui juga berpotensi menjadi bahan baku kosmetik, karena kandungan vitaminnya yang tinggi."Kami berharap ini bisa diteruskan, saat ini kami mencoba menggali nilai ekonomis produk ini. Selain penyembuhan luka, ternyata ada juga potensi untuk menjadi kosmetik," jelasnya.

Vaksin Flu Burung Organik dari ekstrak buah Mahkota Dewa

Artina Prastiwi, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, berhasil menemukan vaksin penghambat virus flu burung (H5N1). Vaksin yang berhasil dibuatnya itu bukan berasal dari bahan kimia, melainkan dari bahan organik atau herbal dari ekstrak buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)."Ekstrak buah Mahkota Dewa itu mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung," kata Artina.Artina menjelaskan, ekstrak buah Mahkota Dewa mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung. Menurutnya, jika senyawa itu digunakan dalam dosis yang tepat, hal itu bahkan bisa menghambat virus mencapai 87 persen.Setelah melewati beberapa kali penelitian, akhirnya ditemukan dosis yang tepat untuk menghambat virus tersebut secara efektif dalam diri unggas. "Dari hasil penelitian saya, dosis yang tepat adalah 10 persen," pungkasnya.Artina berharap vaksin flu burung organik bisa diproduksi secara massal. Sebab, vaksin yang beredar saat ini selain mengandung bahan kimia yang memberikan efek samping negatif pada unggas, ternyata harganya juga cukup mahal.

(mdk/gib)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siswa SMA Labschool Cibubur Borong Medali Emas di Penemu Internasional
Siswa SMA Labschool Cibubur Borong Medali Emas di Penemu Internasional

Ajang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Deretan Riset Ilmiah Indonesia Dapat Pengakuan Dunia, Termasuk Ubah Air Jadi Bahan Bakar
Deretan Riset Ilmiah Indonesia Dapat Pengakuan Dunia, Termasuk Ubah Air Jadi Bahan Bakar

Temuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.

Baca Selengkapnya
Berprestasi di Kancah Internasional, Personel Akpol dan Taruna Ini Dapat Pin Emas dari Kapolri
Berprestasi di Kancah Internasional, Personel Akpol dan Taruna Ini Dapat Pin Emas dari Kapolri

Total ada 14 orang yang mendapat apresiasi dari Kapolri. Keseluruhan memiliki prestasi di kancah internasional di berbagai kejuaraan.

Baca Selengkapnya
Ikuti Program BIM Kemendikbudristek, Siswi Ini Raih Beasiswa di 8 Kampus Luar Negeri
Ikuti Program BIM Kemendikbudristek, Siswi Ini Raih Beasiswa di 8 Kampus Luar Negeri

Ada yang lolos di 10 jurusan, 8 kampus dan 6 universitas ternama dunia

Baca Selengkapnya
Bikin Bangga, Indonesia Raih Penghargaan Tertinggi Grand Award dalam IMSCC 2023 di Korea Selatan
Bikin Bangga, Indonesia Raih Penghargaan Tertinggi Grand Award dalam IMSCC 2023 di Korea Selatan

Siswa SMP Kharisma Bangsa menjadi perwakilan Indonesia yang mendapatkan Grand Award!

Baca Selengkapnya
Sembilan Periset BRIN Masuk Daftar Ilmuwan Terbaik Dunia
Sembilan Periset BRIN Masuk Daftar Ilmuwan Terbaik Dunia

Para ilmuwan masuk dalam daftar tersebut yang memiliki pengaruh signifikan dalam komunitas ilmiah global melalui kontribusi riset inovatif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Menengok Hasil Riset dan Inovasi Para Mahasiswa di Hakteknas 2023
Menengok Hasil Riset dan Inovasi Para Mahasiswa di Hakteknas 2023

Pameran Hakteknas 2023 digelar untuk memperkenalkan hasil inovasi perguruan tinggi secara lebih dekat kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya
5 Guru Bidang Sains yang Dihormati Dunia
5 Guru Bidang Sains yang Dihormati Dunia

Dedikasi mereka sebagai pendidik juga telah meninggalkan jejak mendalam, mendorong terciptanya terobosan-terobosan ilmiah yang mengubah dunia.

Baca Selengkapnya
Borong Medali di Olimpiade Fisika Asia 2024, Siswa Indonesia Dapat Dana Pembinaan Rp100 Juta
Borong Medali di Olimpiade Fisika Asia 2024, Siswa Indonesia Dapat Dana Pembinaan Rp100 Juta

Tim olimpiade fisika Indonesia menyabet satu medali emas, satu medali perak, tiga medali perunggu, dan tiga Honorable Mention (HM).

Baca Selengkapnya
Diundang ke Pabrik Ducati, Mahasiswa Indonesia Berjaya di Shell Eco-marathon
Diundang ke Pabrik Ducati, Mahasiswa Indonesia Berjaya di Shell Eco-marathon

Mahasiswa Indonesia dari berbagai Perguruan Tinggi di tanah air meraih prestasi gemilang di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2024. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Taruna AAL Sabet Medali Emas dan IYSA Special Award Dalam Ajang NASPO 2023
Taruna AAL Sabet Medali Emas dan IYSA Special Award Dalam Ajang NASPO 2023

Taruna AAL Sabet Medali Emas dan IYSA Special Award Dalam Ajang NASPO 2023

Baca Selengkapnya
Keren, Taruna dan Taruni Ini dapat Penghargaan PIN Emas dari Kapolri Netizen Sebut 'Sudah Ganteng dan Cantik Pintar Lagi'
Keren, Taruna dan Taruni Ini dapat Penghargaan PIN Emas dari Kapolri Netizen Sebut 'Sudah Ganteng dan Cantik Pintar Lagi'

Dua Taruna dan Taruni Akpol dapat pin emas dari Kapolri usai raih prestasi di tingkat Internasional. Siapa sosoknya?

Baca Selengkapnya