5 Tokoh yang Jadi Sorotan Sepanjang 2018
Merdeka.com - Banyak kejadian menarik terjadi sepanjang tahun 2018. Setiap peristiwa memunculkan tokohnya masing-masing. Ada tokoh 'protagonis' yang mendapatkan pujian dari masyarakat, sebaliknya, ada peristiwa yang memunculkan tokoh 'antagonis' yang membuatnya dihujat.
Dari sekian banyak peristiwa yang memunculkan para tokoh itu, merdeka.com mencatat 5 tokoh yang paling disorot baik oleh pemberitaan maupun ramai dibincangkan di media sosial.
Berikut 5 tokoh yang jadi sorotan sepanjang tahun 2018:
-
Siapa yang mencuri perhatian? Putri Assegaf, istri Briptu Mustakim, berhasil mencuri perhatian netizen. Ia adalah seorang Bhayangkari yang dikenal karena kecantikannya dan gaya berpakaiannya yang modis dengan hijab dan busana berwarna cerah.
-
Siapa yang berperan sebagai tokoh utama? Film Pesan Bermakna Jilid III yang dibintangi Donny Alamsyah dan disutradarai oleh Orista Primadewa kini dapat disaksikan secara streaming di Vidio sejak 19 Agustus 2023.
-
Siapa yang menerima pujian? Sering Memberikan Pujian Tentang Dirimu Pujian dalam sebuah hubungan bukanlah hal yang baru, namun saat seorang pria merasakan cinta yang mendalam, baik intensitas maupun frekuensi pujian tersebut dapat meningkat dengan drastis. Dia akan cenderung memberikan pujian yang lebih sering dan tulus, menghargai kecantikan, kecerdasan, atau bahkan keahlian unik yang kamu miliki.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang mendapat perhatian khusus? Anak ketiga sering kali mendapat perhatian khusus dalam keluarga.
-
Kenapa Mutiara Baswedan di soroti publik? Menjandi Perbincangan Sosok Mutiara atau Tia menjadi perbincangan dan sorotan netizen ketika ia tergabung dalam Timnas atau tim sukses sang ayah dalam pemilihan presiden.
Mahfud MD
Nama Mahfud MD tergusur secara dramatis di menit-menit akhir jelang pengumuman cawapres Joko Widodo. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu sudah diminta pihak istana untuk bersiap-siap, bahkan sudah menyiapkan kemeja putih untuk dideklarasikan sebagai cawapres pendamping Jokowi untuk Pilpres 2019.
Jumat 10 Agustus 2018 akan dikenang Mahfud sebagai hari dirinya gagal menjadi cawapres untuk yang kedua kalinya. Jokowi akhirnya memilih Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin atas berbagai pertimbangan dan masukan dari partai koalisi.
"Dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen masyarakat, maka saya putuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari parpol Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai cawapres 2019-2024 adalah Profesor Ma'ruf Amin," ucap Jokowi saat deklarasi di Restoran Plataran Menteng, Jakarta Pusat (10/8/2018).
Atas keputusan itu, Mahfud mengatakan dia maklum. Dia mengatakan bahwa dia sudah bertemu dengan Jokowi. "Saya katakan bahwa Pak Jokowi ndak usah bersalah atau apa. Wong saya juga ndak apa-apa," ujarnya.
Pilihan Jokowi terhadap Ma'ruf Amin yang juga Rais Aam PBNU, menurut Mahfud MD sebagai satu hal yang logis dalam kondisi politik saat itu. "Seumpama saya jadi Jokowi, mungkin saya akan melakukan hal yang sama. Karena kan situasinya ini politik, permainan politik. Di dalam permainan politik," ujarnya, "saya sampaikan ke Pak Jokowi saya tidak kecewa."
Sebelum disalip Ma'ruf Amin, nama Mahfud MD moncer saat jelang Pilpres 2014. Saat itu namanya mendapatkan elektabilitas yang cukup kuat sebagai pendamping Jokowi atau Prabowo Subianto dalam berbagai hasil survei. Namun, suratan takdir tak pernah mengantarkan Mahfud menjadi calon wakil presiden.
Ratna Sarumpaet
Sebuah foto wajah aktivis perempuan Ratna Sarumpaet dengan muka bengkak beredar di media sosial. Kecaman dan kutukan pun mengalir dari para politikus koalisi Prabowo-Sandiaga. Tuduhan kekerasan karena perbedaan politik sempat mencuat.
Dalam pengakuannya kepada sejumlah pihak, Ratna Sarumpaet mendapat kekerasan fisik pada 21 September 2018 usai menghadiri sebuah acara di Bandung. Dia mengaku diseret dari taksi yang ditumpangi, dipukuli oleh sejumlah orang, dan dibuang tak jauh dari Bandara Husein Sastranegara. Kabar itu baru heboh 10 hari kemudian saat foto itu beredar.
"Ibu Ratna Sarumpaet dalam kondisi babak belur pagi ini, Rumah Sakit masih diRahasikan karena beliau masih dalam kondisi Trauma berat dipukuli beberapa Orang. Ya Rabb, siapapun mereka baik dalang maupun pelaku nya Matikan mereka dalam kehinaan yang sehina hinanya," demikian salah satu berita yang beredar di media sosial pada (2/10) lalu.
Atas kabar itu, Prabowo Subianto dan para petinggi koalisi menemui Ratna di kediamannya di kawasan Jakarta Timur, dan membenarkan kabar itu. Kondisi Ratna pun masih dalam keadaan wajah membengkak. Ungkapan prihatin dan kecaman pun dilontarkan para tokoh yang menyambanginya.
Polisi yang melakukan penyelidikan, akhirnya mengungkapkan kebohongan Ratna. Berdasarkan penelusuran, Ratna ternyata melakukan operasi plastik di sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat pada tanggal kejadian yang dia sebut. Ratna bahkan tidak pernah ke Bandung seperti yang diakuinya.
Ratna pun akhirnya mengakui berbohong telah dianiaya. Dalam jumpa pers (3/10) di rumahnya, Ratna pertama menuturkan pertama kali mengarang cerita itu kepada anaknya saat mengetahui wajahnya lebam. Ratna mengatakan saat itu anaknya bertanya mengapa wajahnya lebam. Dia langsung menjawab dipukuli orang.
"Saya ditanya anak saya, saya jawab dipukuli orang. Jawaban pendek itu terus dikorek karena anak lihat ibunya lebam-lebam. Saya tak pernah membayangkan kebodohan ini," kata Ratna.
Ratna mengatakan, selama sepekan, cerita tentang wajah lebam karena dipukuli orang berputar pada keluarga. Termasuk saat bertemu Prabowo dan sejumlah elite parpol koalisi. "Saya enggak tahu bagaimana tapi saya kembali pada cerita itu. Mohon ini jangan dianggap saya mencari kebenaran. Ini salah. Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita."
Berselang beberapa hari kemudian, Penyidik Polda Metro Jaya akhirnya menetapkan ibunda artis Atiqah Hasiholan sebagai tersangka kasus penyebaran informasi bohong atau hoaks. Polisi menahan Ratna (5/10) saat hendak terbang ke Chile untuk menghadiri konferensi internasional atas sponsor dari Pemprov DKI Jakarta.
"Setelah dilakukan pemeriksaan kemudian kita temukan alat bukti petunjuk yaitu keterangan saksi, tersangka, penyidik setelah melakukan penangkapan dan mulai malam ini penyidik melakukan penahanan (Ratna)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/10).
Erick Thohir
Salah satu momen yang membanggakan selama 2018 yang terjadi di Indonesia adalah pelaksanaan Asian Games XVIII Jakarta-Palembang. Para atlet Indonesia terutama dari Pencak Silat berhasil membawa Merah Putih bertangger di urutan 5 dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
Sukses penyelenggaraan dan prestasi ini melambungkan nama pengusaha Erick Thohir yang menjadi ketua panitia Asian Games Jakarta-Palembang (Inasgoc). Erick, membeberkan kunci kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang 18 Agustus-2 September 2018 adalah dukungan kuat dan euforia dari masyarakat Indonesia.
Persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sebebarnya terbilang singkat. Sebab, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah setelah Vietnam mengundurkan diri. Keputusan itu baru diambil pada Maret 2016. Dalam waktu hanya dua tahun tiga bulan, Inasgoc harus menyiapkan berbagai fasilitas dan saran pendukung untuk menggelar acara ini. Mulai dari renovasi venue, mempersiapkan atlet, hingga mengatasi masalah nonteknis, salah satunya adalah kemacetan di Jakarta.
Di luar dugaan, minimnya waktu persiapan tak jadi rintangan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Justru, antusiasme dari masyarakat begitu besar. Baik ada atau tidak ada atlet Indonesia yang bertanding, hampir semua venue terisi penuh.
"Saya rasa ada key factor yang penting. Opening kita yang luar biasa, membuat masyarakat kita sangat percaya bahwa kita bangsa besar. Karena memang di opening itu kita selebrasi Indonesia untuk dunia, kita menunjukkan identitas kita untuk dunia," kata Erick saat "Konser Terima Kasih Indonesia untuk Para Juara" di Studio 5 Indosiar, Selasa (4/9/2018).
Usai perhelatan Asian Games, Erick ditunjuk oleh Jokowi menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Erick juga melepas jabatannya sebagai presiden klub sepak bola Internazionale Milan karena ingin fokus dengan tugasnya yang baru.
Sutopo Purwo Nugroho
Setiap bencana alam terjadi seperti banjir, gempa, longsor, tsunami, hingga kecelakaan pesawat terbang, nama Sutopo Purwo Nugroho selalu menjadi sumber rujukan bagi seluruh media massa untuk mendapatkan informasi. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu akan menghiasi pemberitaan. Sutopo akan mengupdate jumlah korban dan kerusakan yang terjadi.
Sejak bertugas di BNPB pada 2010, Sutopo yang bergelar doktor bidang hidrologi Institut Pertanian Bogor akan memberikan informasi terkait perkembangan kejadian bencana alam yang terjadi.
Namanya menjadi sorotan dan mengundang banyak simpati setelah Sutopo pada Januari 2018, Sutopo mengumumkan bahwa ia mengidap kanker paru-paru stadium 4B dan masih berada di bawah tahap perawatan. Keluarga dan dokternya telah memintanya untuk berhenti beraktivitas, namun ia menolak.
Dengan kondisi tubuh yang tidak seperti dulu laga, Sutopo masih rajin mengirimkan rilis pers ke banyak kontak yang mayoritas adalah wartawan. Sutopo dikenal informatif dan selalu berusaha menjawab pesan atau telepon wartawan yang bertanya soal bencana.
Edy Rahmayadi
"Wartawan harus baik. Jadi kalau wartawannya baik, timnasnya baik," ujar Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi.
Ucapan enggak nyambung ini dilontarkan Edy saat dimintai komentar atas kegagalan tim nasional sepakbola di Piala AFF 2018. Skuad Garuda yang dilatih Bima Sakti itu bahkan sudah dipastikan tersingkir dari penyisihan grup saat pertandingan masih tersisa satu laga lagi. Ini merupakan pencapai terburuk.
Ucapan Edy yang juga gubernur Sumatera Utara itu kontan memantik reaksi berbagai pihak. Di dunia maya, komentar Edy menjadi bahan perundungan hingga dijadikan meme. Desakan mundur terhadap Edy pun disuarakan kalangan suporter.
Saat pertandingan terakhir yang tidak menentukan melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11), ucapan Edy itu dijadikan yel-yel oleh para suporter.
"Wartawan harus baik. Wartawan harus baik. Wartawan harus baik. Ooo... Ooo... Ooo," begitu nyanyian mereka. Termasuk yel-yel 'Edy Out' dan 'Revolusi PSSI'.
Menanggapi desakan mundur, Edy Rahmayadi menegaskan akan bertahan sebagai Ketum PSSI hingga masa jabatannya berakhir pada 2020. "Saya akan tetap bertahan karena jabatan belum habis dan menginginkan PSSI bisa mencapai cita-cita," katanya di Medan, Rabu (6/12).
Dia menegaskan siap menerima hinaan dan tetap bertahan hingga akhir jabatan karena masih memiliki tanggung jawab. "Tapi yang buat saya sedih karena anak saya sedih. Dia tak ingin ayahnya dicerca. Kata anak saya, ayah sudahlah (berhenti jadi Ketua PSSI), " katanya.
"Sampai titik darah penghabisan saya akan laksanakan tugas amanat rakyat agar PSSI berkibar di nusantara," ujar Edy.
Mantan Pangkostrad itu menyatakan, dirinya sudah menyiapkan program PSSI hingga tahun 2045. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menilai banyak drama di tahun politik.
Baca SelengkapnyaTiga bakal calon presiden 2024. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Siapa yang paling sering dibicarakan di media sosial?
Baca SelengkapnyaGibran Rakabuming Raka menjadi tokoh yang paling banyak dibahas warganet dalam nada negatif di media sosial X dan media online
Baca SelengkapnyaRocky dihadirkan dalam persidangan dalam kapasitas sebagai saksi ahli terkait kebebasan berpendat.
Baca Selengkapnyacky merasa tetap banyak yang mendukung, memuji, dan bahkan menganggapnya telah memulai suatu tradisi memperlihatkan diskursus publik tak boleh dihalangi dendam.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengakui kekalah di dua Pilpres merupakan pil pahit. Walaupun begitu, dia tidak lantas terpuruk.
Baca SelengkapnyaSatria saat ini telah diamankan pihak berwajib bersama tiga rekan lainnya usai dugaan melakukan penganiayaan kepada anak Anggota DPRD Kepri.
Baca Selengkapnya