56 Persen orangtua di Jakarta tidak peduli jajanan anak
Merdeka.com - Menjelang hari anak nasional yang jatuh pada 23 Juli, Qraved melakukan survei kepada 1.587 orangtua di Jakarta terhadap jajanan anak-anak mereka. Hasilnya 56 persen orang tua membebaskan jajanan anak-anak mereka tanpa adanya kontrol.
Berdasarkan rilis yang diterima merdeka.com sebanyak 82 persen orang tua memberikan uang jajan sebesar Rp 50.000 kepada anak mereka dalam sehari. Kemudian 9 persen orangtua memberikan uang jajan sebanyak Rp 100.000 dalam sehari, dan sisanya hanya 5 persen orangtua memberikan uang jajan sebesar di atas Rp 100.000 dan 4 persen saja yang memberikan uang jajan kurang dari Rp 50.000.
Banyaknya jajanan anak-anak yang berbahaya membuat para orangtua melakukan berbagai upaya agar anak mereka tidak makan sembarangan. Di antaranya dengan memberikan bekal makanan kepada anak-anak mereka, dan sebanyak 62 persen orang tua melakukan hal tersebut.
-
Kenapa jajan sembarangan berbahaya? Risiko terkena tipes dapat meningkat karena kelelahan dan jajan sembarangan. Bakteri yang menyebabkan demam tifoid biasanya hidup di dalam air yang terkontaminasi dengan feses, dan bisa menempel pada makanan atau minuman yang Anda konsumsi akibat jajan sembarangan.
-
Apa aja bahaya jajan sembarangan? Jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebiasaan jajan sembarangan pada anak: Keracunan Makanan Diare Tipes Kekurangan Gizi Masalah Gigi Radang Tenggorokan Obesitas Kerusakan Usus Kematian
-
Kenapa anak mudah keracunan? Anak-anak memiliki sistem pencernaan dan kekebalan yang masih dalam tahap berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap keracunan makanan.
-
Kenapa jajan sembarangan bisa bahaya? Jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebiasaan jajan sembarangan pada anak: Keracunan Makanan Diare Tipes Kekurangan Gizi Masalah Gigi Radang Tenggorokan Obesitas Kerusakan Usus Kematian
-
Apa saja penyebab penyakit anak akibat makanan? Makanan seperti daging, ayam, ikan, hingga susu bisa menjadi sumber kontaminasi jika tidak ditangani dengan benar.
-
Mengapa anak lebih rentan keracunan makanan? Anak-anak sangat rentan terhadap keracunan makanan karena sistem pencernaan mereka masih berkembang dan kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya terbentuk.
Selain membawakan bekal makanan, sekitar 30 persen orangtua mengurangi jumlah uang jajan anak, kemudian 6 persen orangtua antar jemput anak mereka di sekolah dan terakhir hanya 2 persen orangtua meminta guru di sekolah untuk melakukan pengawasan.
Kendati segala upaya dilakukan, hal tersebut tidak lantas membuat anak kapok untuk mengonsumsi makanan yang sehat bagi tubuh. Faktanya sejumlah 45 persen anak setidaknya 3 kali jatuh sakit dalam jangka waktu satu tahun karena jajan sembarangan.
22 Persen anak jatuh sakit 2 kali dalam setahun, 15 persen anak 1 kali jatuh sakit dalam setahun, 4 persen anak jatuh sakit 4 kali dalam setahun, dan terakhir ada 4 persen anak jatuh sakit 5 kali jatuh sakit dalam setahun. Hanya 10 persen orangtua yang mengaku bahwa anak mereka tidak pernah sakit karena jajan sembarangan.
Qraved pun mengimbau terhadap orangtua untuk mulai mencari tahu apa yang dikonsumsi anak saat di luar rumah, memberikan edukasi tentang makanan sehat kepada anak, dan menjadi lebih kreatif untuk mengolah makanan di rumah.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebiasaan jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak, mulai dari keracunan makanan hingga obesitas.
Baca SelengkapnyaMenurut KPAI, banyaknya anak-anak yang konsumsi makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak berlebih menjadi salah satu penyebab gangguan ginjal pada anak.
Baca SelengkapnyaJunk food adalah jenis makanan yang memiliki kandungan gizi yang rendah. Kandungannya yang tinggi gula dan garam dapat menimbulkan masalah pada kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaKonsumsi terus-menerus minuman berpemanis dapat meningkatkan risiko diabetes
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta kepada orang tua di seluruh Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam memenuhi gizi anak.
Baca SelengkapnyaKebiasaan konsumsi makanan manis yang kita lakukan bisa mulai muncul sejak masih usia anak-anak. Penting untuk mewaspadainya.
Baca SelengkapnyaMenurut Menkes, potensi ini bisa semakin parah bila tidak ditangani secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provins Jawa Barat mencatat pasien anak yang menjalani cuci darah mencapai ratusan orang.
Baca Selengkapnya798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap bahwa sebagian besar makanan bayi yang dijual ternyata kurang sehat.
Baca SelengkapnyaPencegahan obesitas pada anak bisa sangat bergantung pada peran edukasi dari sekolah.
Baca SelengkapnyaBudi Gunadi mengimbau semua masyarakat bisa menerapkan gaya hidup sehat.
Baca Selengkapnya