59 Orang Meninggal di Jalanan Kota Padang Sepanjang 2021
Merdeka.com - Sebanyak 59 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Kota Padang sepanjang tahun 2021. Seribuan orang lainnya dilaporkan terluka.
Kapolresta Padang Kombes Pol Imran Amir menyebutkan, kecelakaan lalu lintas di Kota Padang mencapai 670 kejadian pada 2021.
"Dari 670 lakalantas itu, 941 orang mengalami luka ringan, kemudian 52 orang luka berat dan 59 orang meninggal dunia,” kata Imran di Padang, Jumat (31/12).
-
Siapa yang meninggal dalam kecelakaan itu? Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba kendaraannya ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang. Kendaraan yang ditumpangi satu keluarga itu kemudian terhempas beserta seluruh orang yang berada di dalam mobil.
-
Bagaimana kecelakaan beruntun terjadi? Latif menjelaskan bahwa pihaknya telah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Menurut Latif, diduga sopir truk pengangkut mebel menjadi penyebab terjadinya kecelakaan beruntun.
-
Mengapa kecelakaan maut itu terjadi? Insiden ini berawal dari mobil yang digunakan keluarga tersebut melambat karena adanya perbaikan jalan. Sayangnya, truk pasir yang ada di belakangnya tidak dapat mengerem dengan tepat sehingga menyebabkan tabrakan.
-
Di mana kecelakaan maut itu terjadi? Kecelakaan ini terjadi pada (1/9/2023), di mana mobil yang ditumpangi keluarganya mengalami kecelakaan dengan truk bermuatan pasir. Kecelakaan ini terjadi di Segamat, Malaysia.
-
Dimana semua kejadian kecelakaan muncul? Kalau ada bus kecelakaan, pesawat jatuh, ada kapal tenggelam, semuanya akan muncul di mana? Di TV.
-
Dimana kecelakaan terjadi? Kecelakaan terjadi saat Oriza pergi ke Puncak untuk menghadiri acara kampus bersama teman-temannya.
Apabila dibandingkan dengan data tahun 2020, jumlah lakalantas di Kota Padang mengalami kenaikan cukup signifikan. "Untuk tahun 2020 itu totalnya (lakalantas) 597 peristiwa. Jadi ada kenaikan di tahun 2021 ini," jelas Imran.
Korban Meninggal Meningkat
Peningkatan juga terjadi pada jumlah korban meninggal dunia. Pada 2020, korban meninggal dunia berjumlah 50 orang, 765 orang luka ringan dan 65 orang luka berat.
"Sedangkan untuk kerugian secara materil mengalami penurunan. Sepanjang tahun 2021 kerugian materil mencapai Rp1,652,900.000, sedangkan pada tahun 2020 sebesar Rp 2,048,000,000," jelas Imran.
Sementara itu, penyebab lakalantas didominasi masih minimnya kesadaran pengendara dalam tertib berlalu lintas, termasuk kelayakan kendaraan.
"Kami mengimbau masyarakat yang membawa kendaraan agar mematuhi aturan berlalu lintas, demi keselamatan kita bersama, termasuk memperhatikan kelayakan dari kendaraan yang dikendarai," sebut Imran.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polri mencatat telah terjadi 199 kecelakaan lalu lintas tepat pada momen lebaran atau Hari Raya Idulfitri 1445 H.
Baca SelengkapnyaPolri mencatat bahwa telah terjadi sebanyak 213 kecelakaan lalu lintas selama arus mudik Lebaran tahun 2024
Baca SelengkapnyaDampak yang ditimbulkan laka lantas banyak korban menderita luka-luka dan kerugian materi.
Baca SelengkapnyaData Terbaru Arus Mudik Lebaran 2024: Dalam Lima Hari 322 Kecelakaan, 63 Orang Meninggal
Baca SelengkapnyaData kecelakaan lalu lintas pada hari Minggu, 7 April 2024 sebanyak 213 Kejadian
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaJasa Raharja mengakui angka kecelakaan lalu lintas memang mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 15 hingga 17 persen.
Baca SelengkapnyaVolume arus lalu lintas yang memasuki Jakarta melalui lima Gerbang Tol (GT) sebanyak 117.298 kendaraan.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi korban maupun kendaraan masih berjalan. Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan pendataan terhadap para korban.
Baca SelengkapnyaKecelakaan didominasi‘adu banteng’ sisi depan kendaraan yang saling bertabrakan.
Baca SelengkapnyaLilik mengatakan, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan secara intensif.
Baca SelengkapnyaDirangkum berbagai sumber, operasional Tol Cipularang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 12 Juli 2005.
Baca Selengkapnya