6 Analisa penting pencarian Black Box Malaysia Airlines

Merdeka.com - Sampai sekarang bangkai pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 belum ditemukan sejak disimpulkan jatuh di Samudera Hindia beberapa waktu lalu. Upaya terakhir tim pencari pesawat adalah mencari kotak hitam (black box) pesawat.

Tim pencari ini terus berpacu dengan waktu karena umur baterai kotak hitam tinggal menghitung jam. Tim menyelam ke Samudera untuk mencari pingers (sinyal bunyi untuk mengetahui lokasi di kedalaman air) pada kotak hitam dari kedalaman laut. Kotak hitam itu disambungkan ke perekam suara kokpit pilot dan perekam data penerbangan pesawat.

Namun jam terus berdetak. Baterai pinger kotak hitam di Malaysia Airlines tidak dijamin mampu bertahan lebih dari 30 hari. Dan Sabtu 5 April ini menandai hari ke-29 umur baterai. Malaysia Airlines nampaknya tidak pernah menambah umur baterai itu.

"Baterai perekam itu seharusnya dijadwalkan ganti pada 2012. Tapi mereka (Malaysia Airlines) tidak pernah kembali untuk memeriksa kembali (baterai)," kata produsen perekam black box kepada CNN, Jumat (4/4).

Oleh sebab itu, menurut Presiden Direktur Dukan Seacom Sarasota, Florida, Anish Patel, penemuan black box itu bisa menjelaskan tiga hal, yakni: Malaysia Airlines bisa mengganti pingers lama dengan yang baru, maskapai bisa menyewa perusahaan lain untuk melakukan pemeliharaan yang diperlukan, tidak melakukan apa-apa.

Jika hal ketiga terjadi, Pathel melanjutkan, maka umur baterai mungkin akan turun dari 30 hari menjadi 25 atau 20 hari. Pingers itu tidak akan langsung mati, tapi dia akan perlahan-lahan terus memancarkan sinyal, "dengan tingkat output yang semakin rendah sampai unit dimatikan," katanya.

Berikut ini analisa penting pencarian black box dikutip dari CNN:

Pinger mampu dideteksi di kedalaman 2 mil

Semua pesawat terbang komersial dilengkapi dengan pinger (sinyal bunyi untuk mengetahui lokasi di kedalaman air) pada kotak hitam. Fungsinya untuk membantu tim pencari menemukan dan menolong pesawat jika menabrak air.Black box itu dilengkapi perekam data penerbangan dan perekam suara di dalam kokpit. Pinger pada black box terdengar sekali per detik dan dapat dideteksi dari kedalaman dua mil oleh pencari pinger atau disebut TPL (Towed Pinger Locator).TPL ini dilengkapi dengan sensor, ukuran panjangnya 35 inci dengan berat 70 pon berwarna kuning. TPL bisa merekam sumber pinger pada black box dari kedalaman sampai 20.000 kaki di bawah permukaan air.Kapal Australia telah meminjam TPL dari Amerika Serikat untuk mencari Malaysia Airlines di Samudera Hindia.

Hambatan pencarian pinger Black Box MH370

Selain masalah umur baterai yang akan mati setelah 30 atau 45 hari, pinger pada black box juga bisa dikaburkan oleh cuaca atau lumpur. Di sisi lain, alat pencari pinger itu (TPL) harus dibawa secara pelan-pelan dan butuh waktu berhari-hari untuk mencari di kedalaman 150 mil (240 kilo meter)."Ini adalah pencarian yang sangat lambat, 2 sampai 3 knot tergantung pada kedalaman yang Anda ingin dengar di hidrofon," kata Kapten Mark M. Matthews, kepala Angkatan Laut AS operator TPL. "Ini akan memakan waktu,sekali lagi, kita mencari informasi yang kita miliki dan perkiraan terbaik kami di mana lokasi pesawat hilang. Upaya ini yang terbaik yang bisa kami lakukan saat ini."

Bagaimana bila pinger mati, apakah harapan pupus?

Tidak. Ambil contoh kasus pembajakan pesawat udara Air France 447 yang menghilang pada 2009 silam. Pesawat yang terbang dari Rio de Jeneiro, Brasil ke Paris, Prancis itu jatuh ke laut. Waktu itu pencarian pinger black box gagal.Tapi dua tahun kemudian, pencari menggunakan kendaraan bawah air menemukan perekam data penerbangan dan sebagian besar bangkai pesawat yang jaraknya ratusan mil dari Brazil.

Apakah ada teknologi lain untuk mencari MH370?

Salah satu kapal pencari Australia juga dilengkapi dengan robot bawah air yang disebut Bluefin-21. Robot ini dapat menjelajahi dasar laut mencari tanda-tanda bangkai pesawat. Namun robot pinjaman dari Amerika Serikat itu baru akan dikerahkan bila ada tanda-tanda sinyal bunyi dari pinger.Pencari juga bisa menggunakan kendaraan bawah air (AUVs), yang biasanya digunakan dalam industri minyak dan gas untuk melakukan survei ladang minyak dalam air.Salah satu AUVs paling canggih yang dimiliki oleh Phoenix International diaktifkan dan diterbangkan ke Perth, Australia, untuk membantu mencari MH370. Perangkat ini berwarna kuning dengan panjang 17,2 meter dan memiliki berat di udara dari sekitar 1.600 pon.Alat ini bisa melakukan pencarian di kedalaman 20.000 meter di bawah permukaan air dan perjalanan 2-4,5 knot serta menggunakan sisi-scan sonar untuk memetakan dasar laut. Alat ini juga dilengkapi dengan kamera dengan kemampuan merekam obyek yang melaju cepat."Sebuah gambar akan bergulir dan anda akan melihat dasar laut seperti dicat di depan Anda," kata Jami Cheramie, wakil presiden pengembangan sistem dan dukungan IT untuk C & C Technologies Inc. Dia menambahkan, teknologi AUVs telah digunakan untuk mencari puing-puing pesawat di masa lalu.

Apakah AUVs memang membantu pencarian?

Ya. AUVs membantu menemukan puing-puing jatuhnya Air France yang membawa perancang busana Italia Vittorio Missoni, ketika menghilang tahun lalu di dekat Venezuela. Alat juga membantu menemukan HMS Ark Royal, sebuah kapal yang ditenggelamkan oleh kapal selam Jerman U-81 dalam Perang Dunia II. The AUV menampilkan gambar hitam-putih dari situs reruntuhan.

Apakah misteri hilangnya MH370 terpecahkan setelah black box ditemukan?

Belum tentu. Sebab perekam suara hanya bisa menampilkan rekaman dua jam terakhir. Karena tim pencari percaya bahwa MH370 terbang hampir tujuh jam di luar titik di mana pesawat terbang melalui jalur keliru. Maka kemungkinan data penting lainnya hampir pasti telah terhapus.Tapi sisi positifnya, menipisnya baterai tidak akan menghapus data pada black box. Data pada black box dikenal memiliki daya tahan bertahun-tahun dalam kondisi air laut yang keras pada perekam modern.