6 Cara menjelaskan apa itu teroris pada anak
Merdeka.com - Rentetan serangan bom terjadi di Jawa Timur, mulai dari ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, bom rakitan juga meledak di Sidoarjo dan Mapolres Surabaya. Bahkan serangan teroris kembali beraksi di Markas Polda Riau, Kota Pekanbaru. Rentetan ini menambah duka pada masyarakat Indonesia. Bukan hanya duka, tapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi para korban dan masyarakat.
Terlebih pelaku serangan bom sudah melibatkan anak-anaknya. Banyak anak-anak tidak berdosa disodori paham-paham radikal dari orang tuanya. Untuk itu sebagai orang tua harus lebih hati-hati. Sebagai orang tua harus mampu menjelaskan dengan baik dan benar apa itu terorisme. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui website kemdikbud.go.id membagikan cara-cara bijak menjelaskan soal peristiwa terorisme oleh orang tua kepada anak:
Mencari tahu yang anak pahami
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Bagaimana keluarga di Malang melakukan bunuh diri? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
Setelah anak melihat informasi mengenai terorisme, sebagai orang tau harus cari tahu apa yang dipahami anak mengenai peristiwa tersebut. Kemudian bahas secara singkat apa yang terjadi ,meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi, ajak anak untuk menghindari isu spekulasi.
Saring informasi
Kini informasi memang mudah didapatkan, untuk itu orang tua harus menyaring dan membatasi anak mendapatkan informasi terkait terorisme. Ada baiknya, menghindari paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak terutama anak di bawah usia 12 tahun.
Pahami karakter anak
Setiap anak tentu memiliki karakter yang berbeda. Maka tidak ada salahnya, orang tua mengetahui karakter sang anak agar tidak terjadi rasa takut yang berlebih pada anak. Agar mereka tidak menjadi sangat ketakutan, jelaskan bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan tetap diperlukan.
Bantu anak mengungkapkan perasaan
Bantulah anak mengungkapkan perasaan mereka. Jika marah, ungkapkan kepada orang yang tepat. Yang perlu diingatkan pada anak bahwa pelaku teror bukanlah orang golongan atau agama tertentu. Terpenting agar mengindari prasangka.
Melakukan kegiatan secara normal
Salah satu tujuan teroris adalah menimbulkan keresahan. Jika kegiatan terorisme membuat masyarakat resah maka tujuan mereka meneror telah berhasil. Jadi, lakukan lah kegiatan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa nyaman. Serta tidak tunduk pada tujuan terorisme mengganggu kehidupan kita. Kebersamaan dan komunikasi penting untuk mendukung anak.
Ajarkan anak mengapresiasi kerja aparat negara
Ajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja polisi, TNI, dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani, dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikanlah lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.
Baca SelengkapnyaMereka yang agresif akan menganggap bahwa sifat toleransi itu menunjukkan kelemahan.
Baca SelengkapnyaSebanyak dua teroris jaringan Anshor Daulah, LHM dan DW yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaBangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaBeragam jenis bullying bisa menjadi ancaman bagi anak.
Baca SelengkapnyaTindakan rudapaksa dan pelecehan dilakukan ketika orang tua korban tidak di rumah.
Baca Selengkapnya